kunjungan wisatawan mengalami peningkatan menjadi kesempatan bagi ibu rumah tangga yang sehari-hari tidak bekerja dan penduduk lainnya untuk
mendapatkan pendapatan tambahan. Keberadaan objek wisata ini bertujuan untuk memberikan kesempatan
pekerjaan baru kepada penduduk selain mata pencaharian buruh tambang. Tenaga kerja lokal merupakan pihak yang secara tidak langsung mendapatkan dampak
ekonomi dari keberadaan objek wisata ini, dapat dihitung dari pendapatan yang mereka dapat dari pemilik unit usaha.
Tabel 22 Dampak Ekonomi Tidak Langsung Goa Pawon Tahun 2013
Jenis Tenaga Kerja Jumlah TK
orang Pendapatan TK
Rpbulan Total dampak ekonomi tak
langsung Rpbulan Petugas Wisata
3 500 000
1 500 000 Unit Usaha Catering
2 300 000
600 000 Pengrajin souvenir
1 350 000
350 000 Total
6 2 450 000
2 450 000 Sumber : Hasil Analisis Data Primer 2013
Tabel 22 menunjukan tenaga kerja lokal yang bekerja di lokasi wisata berjumlah enam orang. Tenaga kerja berjumlah dua orang bekerja di unit usaha
catering, satu orang bekerja di unit usaha warung kerajinan, dan tiga orang petugas objek wisata. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan yang diterima
tenaga kerja lokal per bulan dari lokasi wisata berkisar antara Rp 300 000 - Rp 500 000. Total pendapatan tenaga kerja lokal per bulan yang merupakan
dampak ekonomi tidak langsung adalah Rp 2 450 000. Pendapatan yang diperoleh jauh dibawah upah minimun regional UMR. Rendahnya pendapatan yang
diterima tenaga kerja lokal diakibatkan beberapa hal, yaitu 1 sifat kegiatan wisata yang musiman, 2 jam kerja yang tidak tentu, 3 objek wisata yang masih
baru dan berkembang, 4 fasilitas wisata yang belum lengkap, dan 5 minat masyarakat terhadap wisata sejarah masih rendah.
7.3 Dampak Ekonomi
Induced
Kegiatan wisata tidak hanya memberikan dampak ekonomi secara langsung dan tidak langsung, tetapi juga menghasilkan dampak lanjutan. Dampak
ini merupakan dampak lanjutan dari penghasilan yang diperoleh tenaga kerja lokal di objek wisata ini. Dampak ini diukur dari pengeluaran sehari-hari tenaga kerja
lokal di lokasi wisata. Tabel 23 menunjukkan biaya pengeluaran tenaga kerja di objek wisata Goa Pawon dan keterangan lebih jelas pada Lampiran 6.
Tabel 23 Biaya Pengeluaran Tenaga Kerja Goa Pawon Tahun 2013
Jenis Biaya Pengeluaran Tenaga Kerja
Total Biaya Pengeluaran
Rpbulan Rata-Rata Biaya
Pengeluaran Rpbulan
Proporsi terhadap Pengeluaran Total
Konsumsi di lokasi wisata 1 750 000
291 667 71.43
Total biaya pengeluran di lokasi wisata a
1 750 000 291 667
71.43 Biaya Transportasi
Biaya Listrik 190 000
31 667 7.76
Kebutuhan rumah tangga sabun mandi dan cuci
320 000 53 333
13.06 Biaya Komunikasi
190 000 31 667
7.76 Total biaya pengeluaran di
luar lokasi wisata b 700 000
116 667 28.57
Total c=a+b 2 450 000
408 333 100.00
Sumber : Hasil Analisis Data Primer 2013
Rendahnya penghasilan yang diterima oleh tenaga kerja digunakan sebagian besar untuk kebutuhan konsumsi pangannya sebesar 71.43, sisanya
untuk biaya lain seperti biaya listrik, biaya kebutuhan harian, dan biaya komunikasi. Tenaga kerja tidak membutuhkan biaya transportasi untuk bekerja
karena lokasi wisata berdekatan dengan rumah mereka. Dampak lanjutan dari kegiatan wisata Goa Pawon ditunjukkan dengan total biaya kebutuhan konsumsi
pangannya per bulan di sekitar lokasi wisata sebesar Rp 1 750 000, karena biaya lainnya yang dikeluarkan tenaga kerja dilakukan di luar lokasi wisata. Sebagian
besar tenaga kerja lokal menyatakan bahwa penghasilan yang mereka terima hanya mencukupi kebutuhan pangan saja, mereka mengandalkan penghasilan lain
yang didapatkan dari luar kegiatan wisata.
7.4 Nilai Pengganda dari Pengeluaran Wisatawan
Dampak ekonomi dari pengeluaran wisatawan yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan wisata dapat diukur dengan efek pengganda multiplier dari
aliran uang yang terjadi. Nilai multiplier dari aliran uang di objek wisata Goa Pawon Tahun 2013 pada Tabel 24 menunjukan Keynesian Local Income
Multiplier objek wisata Goa Pawon memiliki nilai sebesar 1.18. Nilai tersebut mempunyai arti peningkatan pengeluaran pengunjung sebesar 1 000 rupiah akan
berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal sebesar 1180 rupiah.