Potensi Wisata TINJAUAN PUSTAKA

memerlukan input bahan baku dan tenaga kerja dari sektor lain. Dampak lanjutan induced adalah aktivitas ekonomi lokal lanjutan dari tambahan pendapatan lokal dampak lanjutan dari dampak langsung dan dampak tidak langsung. Dampak ini ditimbulkan dari masyarakat lokal yang didukung secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan wisata membelanjakan pendapatan mereka di daerahnya.

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan untuk mengukur nilai ekonomi wisata dari suatu objek wisata menggunakan metode biaya perjalanan dengan pendekatan surplus ekonomi serta dampak ekonomi dari kegiatan wisata telah cukup banyak dilakukan. Penelitian tersebut dilakukan oleh Firandari 2009, Milasari 2010, Wijayanti dan Hastuti 2009, dan Untari 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Firandari 2009 mengenai Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ Gintung-3 dengan Metode Biaya Perjalanan menunjukkan bahwa permintaan wisata Pulau Situ Gintung-3 dipengaruhi secara negatif oleh faktor biaya perjalanan dan jarak tempuh serta dipengaruhi secara positif oleh faktor lama mengetahui seseorang terhadap keberadaan Pulau Situ Gintung-3. Surplus konsumen pengunjung Pulau Situ Gintung-3 sebesar Rp 28 985.51 per kunjungan dan nilai manfaatnilai ekonomi Pulau Situ Gintung-3 sebagai tempat wisata adalah sebesar Rp 3 373 130 755.00. Penelitian mengenai Analisis Dampak Ekonomi Wisata Alam Studi Kasus: Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor dilakukan oleh Milasari 2010 menunjukan bahwa Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan adalah biaya perjalanan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jarak tempuh, jumlah rombongan, dan pengetahuan pengunjung terhadap keberadaan obyek wisata. Nilai Keynessian Income Multiplier adalah 1.07, Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah 1.22 dan Tipe 2 sebesar 1.37. Dampak ekonomi yang dihasilkan relatif rendah, tetapi memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal baik secara langsung maupun tak langsung. Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti dan Hastuti 2009 mengenai Analisis Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Ekowisata: Studi Kasus Kawasan Wisata Gunung Salak Endah Kabupaten Bogor menunjukan hasil penelitian bahwa ekowisata di GSE memberikan dampak ekonomi yang diukur menggunakan efek pengganda multiplier effect yang nyata bagi masyarakat lokal, kontribusi masyarakat masih sangat rendah dikarenakan kebocoran ekonomi sekitar 60 persen belanja wisatawan. Nilai surplus konsumen terbesar dirasakan oleh wisatawan di Air Panas Lokapura sebesar Rp 1 584 515 per kunjungan. Sedangkan nilai total jasa lingkungan per tahun tertinggi di Buper Gunung Bundar sebesar Rp 50 012 042 254. Strategi pengelolaan yang paling efektif dinilai paling utama adalah menyediakan, melengkapi, dan memperbaiki infrastruktur dan fasilitas wisata. Untari 2009 telah melakukan berjudul Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat Kabupaten Bogor dengan tujuan menyusun strategi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Zona Wisata Bogor Barat menggunakan analisis SWOT. Rekomendasi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat pada cluster desa sangat baik yaitu: 1 Pelibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata mulai tahap perencanan, pelaksanaan dan evaluasi; 2 Pengembangan program desa wisata yang khas sesuai potensi dan budaya masyarakat; 3 Pendampingan kepada masyarakat untuk mengawal proses; 4 Peningkatan kemampuan SDM masyarakat desa terutama SDM di objek wisata melalui berbagai pelatihan teknis dan manajerial; 5 Perbaikan sarana dan prasarana wisata untuk mendukung pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yang memperhatikan konsep keberlanjutan ekologi dalam pengembangan desa wisata; 6 Pembentukan wadah bagi pengelolan ekowisata berbasis masyarakat; 7 Promosi program ekowisata berbasis masyarakat yang ada di Zona Wisata Bogor Barat dan 8 Pengembangan desa- desa potensial di kecamatan yang berdekatan dengan desa yang akan dikembangkan desa wisata. Penelitian-penelitian terdahulu pada intinya membahas hal yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan adalah keberadaan kawasan wisata Goa Pawon tergolong baru dan belum cukup dikenal oleh masyarakat sehingga penelitian ini mengkaji nilai dan dampak ekonomi wisata serta strategi pengembangannya.