Dampak Ekonomi Langsung ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA GOA PAWON

pembangunan objek wisata Goa Pawon pada tahun 2011merumuskan master plan tentang pembangunan kawasan wisata. Pengembangan wisata yang lebih besar membutuhkan dana yang cukup besar juga, apabila dibutuhkan sektor swasta dalam pengembangannya dapat dibuat suatu kesepakatan agar perencanaan pembangunan Goa Pawon lebih baik, tetap lestari, menarik perhatian wisatawan, dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. 2. Letak objek wisata yang strategis Objek wisata Goa Pawon terletak di desa Gunung Masigit Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Objek wisata Goa Pawon yang berjarak 20 km dari arah barat pusat kota Bandung dapat diakses melalui jalan tol purbaleunyi atau jalan raya. Letaknya yang dapat dijangkau dari daerah Bandung, Jakarta, Cianjur, dan daerah sekitar lainnya memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. 3. Mudahnya aksesbilitas Letak wisata Goa Pawon berjarak 1 km dari jalan raya Cipatat. Secara infrastruktur, jalan masuk menuju objek wisata Goa Pawon sudah dilakukan pembangunan oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012. Jalan tersebut mempermudah para pengunjung yang akan berwisata untuk sampai di tempat tujuan. Jalan tersebut dapat dilalui kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, bus pariwisata ukuran sedang, truk, dan lain-lain, walaupun ukuran jalan tidak begitu lebar. Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum pun, tersedia angkutan umum, bus antar daerah, jasa ojek, dan lainnya untuk sampai ke lokasi wisata. Hal tersebut mengurangi kendala bagi pengunjung yang akan melakukan kegiatan wisata dan menjadi faktor kekuatan bagi objek wisata Goa Pawon. 4. Lokasi yang bersih dan nyaman Kebersihan dan kenyamanan suatu lokasi perlu dijaga agar wisatawan semakin senang berkunjung. Walaupun fasilitas yang tersedia hanya berupa balai riung dan toilet tetapi kebersihan untuk Goa Pawon dan lingkungannya cukup baik. Sehingga dapat menjadi faktor kekuatan yang perlu ditingkatkan dan dipertahankan agar lokasi wisata memiliki keseimbangan antara kebersihan dan kenyamanan dengan keindahan alamnya. 5. Objek wisata minat khusus yang memiliki keindahan alam Goa Pawon merupakan objek daerah tujuan wisata minat khusus di bidang pendidikan, arkeologi, dan olahraga panjat tebing. Goa Pawon adalah salah satu tempat bersejarah yang dijadikan tempat huniaan manusia purbakala untuk tempat bermukim dan memasak. Kata Pawon sendiri memilki arti yaitu dapur. Konon katanya, Goa Pawon dijadikan tempat untuk pemenuhan kebutuhan bahan makanan konsumsi dan kemungkinan digunakan dalam pembuatan peralatan hidup sehari-hari. Hal tersebut disimpulkan dari penemuan artefak- artefak. Penemuan artefak menunjukkan bahwa Goa Pawon adalah warisan tertua di Jawa Barat. Goa Pawon merupakan kawasan yang dilindungi dan memiliki keindahan alam diantara gunung-gunung kapur yang mengelilingi. Hal tersebut menjadi daya tarik pengunjung, disamping untuk berwisata juga menambah pengetahuan kebudayaan dan mendukung pelestarian sumberdaya di daerah kawasan karst yang sudah mulai menipis. Selain faktor kekuatan internal, faktor kelemahan dari objek wisata Goa Pawon diidentifikasi untuk mendapatkan strategi pengembangan yang tepat. Faktor kelemahan weakness objek wisata Goa Pawon yaitu : 1. Rendahnya koordinasi antara pengelola dan petugas Hubungan antara pengelola wisata yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Bandung Barat dengan petugas wisata di lokasi memiliki hubungan kurang intensif dalam komunikasi. Koordinasi antara keduanya kurang tercipta dengan baik dengan belum adanya manajemen wisata dan struktur organisasi. Goa Pawon merupakan pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat dibawah bidang kepurbakalaan dan sejarah. Struktur organisasi belum terbentuk karena objek wisata relatif baru dan pembangunan wisata yang masih dilakukan sehingga pengelola belum memiliki pembagian tugas kerja. Sementara ini, petugas wisata di lokasi berjumlah tiga orang memiliki tugas merawat objek wisata, mendata wisatawan yang berkunjung, dan terkadang menjadi pemandu wisata. Kemampuan pengelola dan petugas dalam menetapkan, mengemas, dan menyajikan objek wisata sesuai dengan potensi yang dimiliki menjadi penentuan keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan.