Karakteristik Tenaga Kerja GAMBARAN UMUM 5.1

6.1.6 Waktu Tempuh

Tanda koefisien pada variabel waktu tempuh adalah negatif dan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan bahwa semakin lamanya waktu yang ditempuh untuk mencapai lokasi wisata, akan semakin menurunkan frekuensi kunjungan individu. Hasil analisis didapatkan bahwa waktu tempuh tidak signifikan terhadap taraf α. Waktu tempuh ke lokasi wisata menjadi pertimbangan bagi wisatawan karena mempengaruhi biaya perjalanan, waktu luang yang tersedia serta keputusan wisatawan untuk berekreasi ke lokasi tersebut.

6.1.7 Jenis Kelamin

Koefisien variabel bertanda positif sesuai dengan hipotesis bahwa jenis kelamin laki-laki 1 dominan berwisata ke Goa Pawon dibanding perempuan 0. Jenis kelamin memiliki nilai probability sebesar 0.093, tidak berpengaruh nyata pada taraf 5. Wisata Goa Pawon yang berada di alam terbuka dan menantang dalam pendakian, panjat tebing serta penelusuran goa lebih cocok untuk laki-laki. Laki-laki menyukai tantangan dan memiliki energi yang lebih banyak dibanding perempuan.

6.1.8 Sifat Kunjungan

Sifat kunjungan wisatawan memiliki tanda positif yang berarti wisatawan yang datang ke Goa Pawon didominasi oleh kelompok berjumlah lebih dari 20 orang 1 dibanding kelompok berjumlah kurang sama dengan 200. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis penelitian. Wisata Goa Pawon bersifat ekowisata yang belum memiliki biaya tarif masuk. Rombongan tersebut biasanya adalah pelajar, mahasiswa, atau peneliti dan sekelompok orang yang memiliki tujuan spiritual dan mencari ilmu kebudayaan.

6.2 Penilaian Ekonomi Wisata Goa Pawon

Nilai ekonomi total dari keberadaan objek wisata dianalisis dari surplus konsumen dengan pendekatan biaya perjalanan. Perhitungan nilai ekonomi kawasan wisata Goa Pawon dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Perhitungan Nilai Ekonomi Wisata Goa Pawon tahun 2013 Keterangan Nilai Jumlah responden orang a 40 Jumlah kunjungan responden kalitahun b 49 Estimasi jumlah kunjungan per tahun c 4000 Koefisien biaya perjalanan d 0.00000052 Surplus konsumen Rp e = b 2 2d 50 000 000 Surplus konsumenindividukunjungan Rp f = eba 25 651 Nilai ekonomi total per bulan Rp g = f x c 102 604 000 Sumber : Hasil Analisis Data Primer 2013 Berdasarkan rumus tersebut dan hasil analisis regresi linier berganda metode Travel Cost Method didapatkan nilai surplus konsumen per kunjungan untuk setiap responden sebesar Rp 25 651. Dengan diketahui estimasi jumlah kunjungan per minggu sebanyak 100 pengunjung, dengan asumsi satu tahun efektif adalah 10 bulan, maka jumlah kunjungan ke Goa Pawon per tahun adalah 4 000 pengunjung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat 2012, maka didapatkan total nilai ekonomi wisata Goa Pawon sebesar Rp 102 604 000 per tahun. Besarnya manfaat yang dideskripsikan surplus konsumen yang diterima oleh masing-masing responden harus diikuti dengan peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas tersebut dapat berupa memenuhi kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, karena menurut Linberg 1991 pembangunan fasilitas untuk wisatawan merupakan hal penting untuk jasa pendukung dan meminimumkan kebocoran ekonomi. Selain fasilitas sarana dan prasarana wisata, hal yang perlu dilakukan adalah membangun objek wisata sesuai master plan yang telah direncanakan, peningkatan sumberdaya manusia sebagai pengelola dan petugas wisata serta mengembangkan objek wisata menjadi lebih menarik dan berbeda. Dengan peningkatan kualitas yang terwujud, penetapan tarif masuk yang sesuai mulai diberlakukan. Penetapan tarif masuk sebagai sumber utama penerimaan bertujuan untuk upaya konservasi dalam melestarikan sumber daya alam dan lingkungan yang terdapat di objek wisata Goa Pawon.

VII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA GOA PAWON

Kegiatan pariwisata yang dilakukan para pengunjung akan memberikan dampak ekonomi kepada penduduk sekitar. Dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata berkaitan dengan pengeluaran wisatawan. Wisatawan membutuhkan berbagai keperluan dan mengeluarkan sejumlah uang terhadap produk dan jasa wisata diantaranya konsumsi, souvenir, jasa pemandu guide, transportasi, biaya penyewaan alat dan akomodasi. Biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata tidak semua terjadi di lokasi wisata, sebagian transaksi yang terjadi di luar lokasi wisata merupakan kebocoran ekonomi economic leakage Holden 2001. Tabel 20 menunjukan proporsi pengeluaran wisatawan Goa Pawon dan keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 20 Proporsi Rata-Rata Biaya Pengeluaran Pengunjung Objek Wisata Goa Pawon Tahun 2013 Jenis Biaya Pengeluaran Pengunjung Rata-Rata Biaya Pengeluaran Rp Proporsi Biaya Pengeluaran Konsumsi 16 000 19.31 Biaya parker 10 375 12.52 Akomodasi Pembelian souvenir Dokumentasi Tiket masuk lokasi wisata Total pengeluaran di lokasi wisata a 26 375 31.83 Biaya transportasi 42 750 51.58 Penyewaan alat 13 750 16.59 Total pengeluaran di luar lokasi kebocoran b 56 500 68.17 Total pengeluaran pengunjung c=a+b 82 875 100.00 Jumlah kunjungan per bulan d 400 Total pengeluaran di lokasi wisatabulane=axd 10 550 000 Total kebocoran ekonomibulan f= bxd 22 600 000 Sumber : Hasil Analisi Data Primer 2013 Rata-rata biaya transportasi mempunyai nilai proporsi terbesar dari seluruh pengeluaran wisata pengunjung yaitu sebesar 51.58. Biaya transportasi pengunjung diukur dari biaya bahan bakar dan tol. Biaya transportasi tersebut dipengaruhi oleh jarak ke lokasi wisata dan alat transportasi yang digunakan. Biaya konsumsi pengunjung yang biasanya dikeluarkan di lokasi wisata menunjukkan nilai proporsi sebesar 19.31. Proporsi tersebut menunjukan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan konsumsi pengunjung di lokasi wisata