Dampak Ekonomi Tidak Langsung

5. Objek wisata minat khusus yang memiliki keindahan alam Goa Pawon merupakan objek daerah tujuan wisata minat khusus di bidang pendidikan, arkeologi, dan olahraga panjat tebing. Goa Pawon adalah salah satu tempat bersejarah yang dijadikan tempat huniaan manusia purbakala untuk tempat bermukim dan memasak. Kata Pawon sendiri memilki arti yaitu dapur. Konon katanya, Goa Pawon dijadikan tempat untuk pemenuhan kebutuhan bahan makanan konsumsi dan kemungkinan digunakan dalam pembuatan peralatan hidup sehari-hari. Hal tersebut disimpulkan dari penemuan artefak- artefak. Penemuan artefak menunjukkan bahwa Goa Pawon adalah warisan tertua di Jawa Barat. Goa Pawon merupakan kawasan yang dilindungi dan memiliki keindahan alam diantara gunung-gunung kapur yang mengelilingi. Hal tersebut menjadi daya tarik pengunjung, disamping untuk berwisata juga menambah pengetahuan kebudayaan dan mendukung pelestarian sumberdaya di daerah kawasan karst yang sudah mulai menipis. Selain faktor kekuatan internal, faktor kelemahan dari objek wisata Goa Pawon diidentifikasi untuk mendapatkan strategi pengembangan yang tepat. Faktor kelemahan weakness objek wisata Goa Pawon yaitu : 1. Rendahnya koordinasi antara pengelola dan petugas Hubungan antara pengelola wisata yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Bandung Barat dengan petugas wisata di lokasi memiliki hubungan kurang intensif dalam komunikasi. Koordinasi antara keduanya kurang tercipta dengan baik dengan belum adanya manajemen wisata dan struktur organisasi. Goa Pawon merupakan pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat dibawah bidang kepurbakalaan dan sejarah. Struktur organisasi belum terbentuk karena objek wisata relatif baru dan pembangunan wisata yang masih dilakukan sehingga pengelola belum memiliki pembagian tugas kerja. Sementara ini, petugas wisata di lokasi berjumlah tiga orang memiliki tugas merawat objek wisata, mendata wisatawan yang berkunjung, dan terkadang menjadi pemandu wisata. Kemampuan pengelola dan petugas dalam menetapkan, mengemas, dan menyajikan objek wisata sesuai dengan potensi yang dimiliki menjadi penentuan keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan. 2. Kurangnya promosi objek wisata Dalam pengembangan pariwisata, dibutuhkan pemasaran berupa promosi yang bertujuan untuk mengetahui kondisi pasar dengan baik agar produk dan jasa yang dipasarkan sesuai dengan keinginan konsumen dan mendorong kegiatan pariwisata. Wisata Goa Pawon belum melakukan pemasaran dan promosi dikarenakan pembangunan kawasan wisata belum terwujud sepenuhnya, hanya Goa Pawon sendiri yang masih ditawarkan. Sehingga hanya baru terdapat reklame wisata dan petunjuk jalan saat memasuki objek wisata tersebut. 3. Jumlah wisata yang ditawarkan masih sedikit Dalam perencanaan pembangunan yang digambarkan dalam maket master plan bahwa dalam kawasan wisata ini akan terdapat museum arkeologi Tutung Kusang yang menyimpan artefak-artefak bersejarah Goa Pawon, adanya kampung budaya, adanya sarana wisata kuliner, jogging track, dan lain-lain. Pada fakta di lapangan, objek wisata yang ditawarkan masih Goa Pawon saja. 4. Rendahnya kelengkapan sarana dan prasarana Objek wisata Goa Pawon sebagai kawasan lindung maupun pariwisata harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai sehingga kegiatan wisata dapat berjalan dengan baik. Fasilitas yang disediakan hanya berupa balai riung dan toilet. Kurangnya perawatan membuat fasilitas yang tersedia menjadi kurang baik fungsinya. Penambahan sarana penunjang seperti area jajanan dan rumah makan, mushola, hotel, pusat informasi, taman bermain, dan lainnya akan melengkapi kegiatan wisata. Perhatian khusus diperlukan dalam kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana wisata agar mendukung kegiatan pariwisata. 5. Ketidakjelasan kepemilikan lahan di objek wisata Lokasi wisata yang berada di daerah pemukiman masyarakat perlu diketahui kepemilikan lahannya. Kondisi lahan yang digunakan merupakan sebagian lahan pemerintah sebagian lainnya merupakan milik masyarakat sekitar. Salah satu kawasan wisata yang akan dibangun museum arkeologi merupakan tanah hibah dari masyarakat sekitar. Kejelasan dalam hak kepemilikan lahan perlu diketahui dan ditetapkan agar terhindar dalam masalah sengketa dan lainnya di masa depan. 6. Rendahnya sumber daya manusia