Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal IFE-EFE

25 Sasaran Kriteria Alternatif Gambar 3 Struktur hirarki penentuan prioritas 4. Logical consistency. Konsistensi dalam hal ini mempunyai dua makna. Pertama bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dari relevasinya. Kedua bahwa tingakat hubungan Antara objek- objek didasarkan pada kriteria tertentu misalnya sama penting, jelas lebih penting, mutlak lebih penting.

4.4.4 Analisis Daya Dukung

Analisis daya dukung ditujukan pada pengelola kawasan Cikole Jayagiri Resort dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada dan tetap mempertahankan keaslian dari kawasan itu senidiri. Daya dukung kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung dikawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia Yulianda 2007. Perhitungan daya dukung kawasan digunakan dengan pendekatan CC Carrying Capacity dengan formula sebagai berikut Boullon, 1985 dalam Libosada, 1998 : Carrying Capacity CC = ...............3 Koefesien rotasi = …………... 4 Daya dukung kawasan per hari = ............................5 Pemilihan produk wisata Karakteristik pengunjung Potensi sumberdaya Dukungan stakeholder Sarana dan prasarana Menikamati pemandangan Berkemah Outbound 26 V GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.1 Sejarah Pendirian Cikole Jayagiri Resort

Cikole Jayagiri Resort merupakan salah satu lokasi wisata yang memiliki metamorfosa pengelolaan dimulai pada sekitar tahun 1980 dikelola oleh Perhutani dengan nama Bumi Perkemahan Cikole, kemudian dikelola oleh Kelola Bisnis Mandiri Wisata KBM, ketiga dikelola oleh Martha Horeka dan sempat berganti nama menjadi Jugle Park dan pada tahun 2010 Cikole Jayagiri Resort kembali dikelola oleh Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan KPH Bandung Utara dengan nama Cikole Jayagiri Resort. Cikole Jayagiri Resort merupakan kawasan wisata alam dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti penginapan, café, dan memiliki berbagai macam kegiatan luar ruang seperti berkemah dan kegiatan outbound lainnya. Luas area yang dimiliki Cikole Jayagiri Resort seluas 15 Ha dan luas area yang dipergunakan untuk kegiatan wisata seluas 10 Ha. Cikole Jayagiri Resort merupakan kawasan wisata alam yang tetap mempertahankan keberadaan hutan pinus dan dalam perkembangnya Cikole Jayagiri Resort juga bekerjasama dengan beberapa pihak investor. Salah satu investor yang bekerjasama dengan Cikole Jayagiri Resort adalah Bandung Tree Top. Hal ini merupakan salah satu proses pengembangan yang dilakukan oleh Cikole Jayagiri Resort dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimiliki. Sarana dan prasarana, khususnya akomodasi untuk menunjang kegiatan meeting maupun outing yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort merupakan investasi KPH Bandung Utara. Strategi yang dikembangkan oleh KPH Bandung Utara adalah dengan melakukan positioning secara tepat, dengan cara menarik wisatawan yang ingin melakukan kegiatan meeting maupun outing dan ditujukan bagi wisatawan dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke atas. KPH Bandung Utara juga menggunakan strategi memperkuat informasi mengenai kawasan dengan memanfaatkan media teknologi dan melakukan pemasaran secara agresif. KPH Bandung Utara melakukan penataan internal berupa pengembangan Sumberdaya Manusia SDM dan pemantapan organisasi. Penaatan SDM merupakan suatu keharusan, terutama untuk mengubah mindset dan kebiasaan, agar bisa mencerminkan pelayanan wisata untuk tingkat sosial ekonomi