Karakteristik Pengunjung Cikole Jayagiri Resort

34 Persepsi pengunjung terhadap kondisi kawasan, seperti pemandangan alam yang masih dipertahankan dinilai sangat baik oleh pengunjung dengan nilai skala Likert sebesar 4.40, untuk kenyaman, kebersihan, dan keaman di Cikole Jayagiri Resort dinilai baik oleh pengunjung dengan masing-masing nilai skala Likert sebesar 4.18, 3.38, dan 3.73. Sehingga rata-rata penilaian kondisi kawasan Cikole Jayagiri Resort dinilai baik oleh pengunjung. Penilaian sarana yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort, seperti penginapan, restoran, dan tour guide mendapatkan nilai masing-masing dari pengunjung adalah baik, cukup baik, dan baik. Nilai skala Likert dari masing-masing sarana kawasan sebesar 3.60, 3.40, dan 3.63. Penilaian terhadap prasarana yang mendukung pengembangan kawasan Cikole Jayagiri Resort, seperti kondisi jalan dinilai cukup baik dengan nilai skala Likert sebesar 2.98, kendaraan umum dinilai cukup baik dengan nilai skala Likert sebesar 3.18, penilaian yang sama juga diberikan pengunjung terhadap rute jalan dengan nilai skala Likert sebesar 3.08. Penilaian pengunjung terhadap aktivitas luar ruang yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort, seperti kegiatan berkemah, treetop, hiking, dan paintball dinilai cukup baik oleh pengunjung dengan masing-masing nilai skala Likert untuk berkemah sebesar 2.95, treetop sebesar 3.40, hiking sebesar 3.40, dan paintball sebesar 3.38 sedangkan kegitan fun games, ATV ride, dan safari hutan dinilai baik oleh pengunjung dengan nilai skala Likert masing-masing sebesar 3.63 untuk fun games, 3.53 untuk ATV ride, dan 3.60 untuk kegiatan safari hutan atau offroad. Penilaian terhadap pengelolaan kawasan secara keseluruhan dinilai oleh pengunjung baik dengan nilai skala Likert sebesar 3.60.

6.2 Analisis Pengembangan Strategi Kawasan Cikole Jayagiri Resort

Analisis SWOT yang diterapkan dalam objek wisata merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari suatu strategi pemecahan permasalahan pengembangan potensi yang terdapat di kawasan wisata tersebut. Hasil data analisis SWOT yang dilakukakn menghasilkan kemungkinan alternatif strategi yang terbaik dan menjadi salah satu dasar perumusan rekomendasi dalam pengembangan kawasan wisata bagi pengelola Cikole Jayagiri Resort. 35 Responden yang diwawancari terkait dengan analisis ini terdiri dari tiga pihak pengelola kawasan Cikole Jayagiri Resort diantaranya adalah site manager, kepala bagian pemasaran outbound, dan tata usaha. Menurut David 1997 dalam Sanudin 2009 untuk menentukan responden tidak ada jumlah minimal yang harus dipenuhi, sepanjang responden yang dipilih adalah orang-orang yang memenuhi bidang yang dijalaninya. Namun, semakin banyak responden yang dilibatkan akan semakin baik untuk mengurangi subjektivitas. Perumusan alternatif strategi meliputi dua tahapan, yaitu tahap masukan input stage dan tahap pencocokan matching stage. Tahap masukan merupakan tahap pengelompokan hasil identifikasi serta menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi dengan menggunakan matriks IFE Internal Factor Evaluation dan EFE External Factor Evaluation. Tahap kedua yaitu tahap pencocokan merupakan tahap perumusan strategi menggunakan analisis matriks kuadran SWOT dan matriks SWOT.

6.2.1 Tahap Masukan Input Stage

Tahap masukan atau input stage merupakan tahap pertama yang dilakukan sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya dalam tahap formulasi strategi. Pada tahap ini dilakukan pengelompokan hasil identifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal objek wisata ke dalam matriks IFE dan EFE. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan di lingkungan Cikole Jayagiri Resort, sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi pengembangan kawasan Cikole Jayagiri Resort. Faktor- faktor dari analisis lingkungan internal dijabarkan ke dalam matriks IFE Internal Factor Evaluation dan faktor-faktor dari analisis lingkungan eksternal dijabarkan ke dalam matriks EFE Eksternal Factor Evaluation. Berdasarkan hasil wawancara dan analisis mengenai faktor-faktor internal terhadap tiga responden, maka tahapan selanjutnya dilakukan pembobotan dengan menggunakan kuisioner. Pembobotan faktor internal merupakan suatu upaya untuk membandingkan setiap faktor internal yang mempengaruhi kawasan Cikole Jayagiri Resort. Hasil penilaian bobot dan rating masing-masing responden kemudian dibuat dalam bentuk matriks IFE dari keseluruhan responden. 36 Matriks IFE menjabarkan faktor-faktor strategis internal dalam kategori kekuatan dan kelemahan kawasan wisata. Hasil analisis matriks IFE menggambarkan seberapa besar pengaruh faktor-faktor strategi internal terhadap pengembangan kawasan wisata. Faktor internal dalam metode SWOT merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan itu sendiri David 2009. Faktor internal diperukan dalam suatu perencanaan perusahaan, karena perusahaan dapat memprediksi sejauh mana keputusan yang dapat diambil untuk memajukan perusahaan tersebut. Hasil dari wawancara kepada tiga orang pihak pengelola menghasilkan enam faktor strategi kekuatan dan empat faktor strategi kelemahan. Data mengenai faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan disajikan dalam Matriks IFE Tabel 12. Tabel 12 Matriks IFE strategi pengembangan kawasan No. Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor RatingxBobot Kekuatan 1. Mengutamakan keaslian dari hutan pinus dengan panorama alam yang menarik dan berbagai kegiatan wisata. 4 0.089 0.355 2. Memiliki sarana dan prasarana yang cenderung lengkap. 4 0.080 0.320 3. Memiliki beberapa tempat penginapan yang didesain berdasarkan budaya Jawa, Sunda, dan Lombok. 3 0.092 0.275 4. Letak kawasan yang strategis. 4 0.084 0.337 5. Termasuk dalam rencana pengembangan wisata andalan Perum Perhutani. 4 0.084 0.337 6. Kerjasama dengan masyarakat sekitar kawasan. 3 0.096 0.289 Jumlah Total 1.913 Kelemahan 1. Variasi paket objek wisata yang terbatas. 2 0.106 0.213 2. Fluktuasi kunjungan yang tinggi pada masa liburan saja. 2 0.101 0.201 3. Tidak ada pemaparan mengenai kawasan dari pihak pengelola 3 0.086 0.257 4. Sudah ada pemanfaatan internet tapi masih bersifat pasif. 2 0.092 0.183 Jumlah Total 0.854 Sumber: Hasil analisis data primer 2014 Berdasarkan tabel IFE dapat diketahui bahwa kekuatan utama dalam pengembangan kawasan Cikole Jayagiri Resort adalah letak kawasan yang strategis dan juga termasuk dalam rencana pengembangan Perhutani. Selain itu