Pengembangan Produk Wisata Analisis pengembangan wisata alam berbasis daya dukung di kawasan cikole jayagiri resort lembang jawa barat.

12 keputusan untuk memahami kondisi suatu sistem, membantu melakukan prediksi dan pengambilan keputusan. AHP merupakan metode yang memodelkan prioritas permasalahan yang tidak terstruktur seperti dalam bidang ekonomi, sosial, dan ilmu-ilmu manajemen. Kelebihan metode ini adalah sederhana dan tidak banyak asumsi. Metode ini cocok untuk menyalesaikan permasalahan yang bersifat strategis dan makro. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategi, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut, kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut Marimin 2010. Alasan pemilihan metode ini, pertama AHP merupakan proses yang sederhana yang digunakan untuk menganalisis problema yang komplek, memodelkan problema yang tidak terstruktur dari problema pemasaran. Kedua, AHP akan menunjukkan prioritas untuk suatu kriteria dan alternatif yang diturunkan dari hasil komparasi berpasangan dengan cara menentukan dan menginterpretasikan konsistensi dari penilaian pendapat kualitatif ke pendapat kuantitatif. Ketiga, AHP menghargai subjektifitas pendapat responden. Metode AHP juga memiliki kekurangan dalam penetuan strategi, seperti ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas dari ahli tersebut. Selain itu model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. Metode AHP merupakan metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

2.8 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan studi pustaka mengenai penelitian pengembangan produk wisata alam berdasarkan daya dukung, maka diperoleh beberapa hasil penelitian 13 yang mirip dengan penelitian ini. Penelitian tersebut dijadikan bahan rujukan pada penelitian ini, seperti pada penelitian Ketjulan 2010 dengan judul Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Bahari Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam penelitian tersebut digunakan metode transek garis untuk mengetahui kondisi komunitas karang , indeks kesesuaian wisata IKW untuk menghitung tingkat kesesuaian wisata selam, daya dukung kawasan DDK untuk mengetahui jumlah maksimum wisatawan yang dapat berkunjung, dan menentukan nilai ekonomi berdasarkan biaya perjalanan. Hasil penelitiannya adalah untuk mengembangkan ekowisata bahari di Pulau Hari dengan memperhatikan kondisi dari terumbu karang dan daya dukung kawasan Pulau Hari serta memperhatiakan nilai ekonomi pengunjung yang disesuaikan dengan daya dukung kawasan. Penelitian Adyanti 2010 yang berjudul Kajian Pengelolaan Kawasan Wisata Situ Cigayonggong Kecamatan Kasomalang Subang, dalam penelitiannya menggunkan analisis kualitas air, indeks kesesuaian, daya dukung kawasan, dan analisis ROS. Hasil Penelitiannya adalah dengan kualitas air yang terdapat di situ Cigayonggong menunjukkan kawasan tersebut masih layak untuk dijadikan objek wisata yang masih mempertahankan daya dukung serta fasilitas yang digunakan sebagi remote control yang terdapat dalam situ tersebut Isterah 2014 melakukan penelitian dengan judul Dampak Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Kebun Raya Bogor sesuai Daya Dukung yang menggunakan analisis daya dukung kawasan per hari, nilai efek pengganda multiplier effect, dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini adalah Berdasarkan kondisi kawasan Kebun Raya Bogor diperlukan segmentasi wisata agar terhindar dari over carrying capacity. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah membahas mengenai pengelolaan kawasan wisata berdasarkan daya dukung kawasan. Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini adalah lokasi, penilaian kawasan, analisis yang digunakan dalam menilai potensi kawasan berdasarkan pendapat pengunjung menggunakan skala Likert, merumuskan strategi pengembangan kawasan menggunakan analisis SWOT, dan penentuan prioritas produk wisata alam menggunakan AHP. 14 III KERANGKA PEMIKIRAN Kawasan Cikole Jayagiri Resort memiliki daya tarik wisata dan kekayaan sumberdaya alam yang apabila dikembangkan berdasarkan prioritas produk dapat menarik minat pengunjung. Sejak tahun 2010 kawasan ini telah dikelola oleh Perhutani sebagai sebuah wisata alam terpadu dengan fasilitas lengkap yang mendukung kegiatan wisata. Fasilitas lengkap dan berada dalam satu kawasan yang ditawarkan pengelola merupakan potensi tersendiri bagi Cikole Jayagiri Resort. Namun, dalam pengembangannya Cikole Jayagiri Resort juga harus memperhatikan aspek daya dukung dalam memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Penyusunan produk wisata alam bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan atau pencemaran lingkungan akibat dari adanya kegiatan wisata. Salah satu prinsip ekologi sebagai dasar pengelolaan pengembangan produk wisata alam adalah keterpaduan dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan berdasarkan kelestarian sumberdaya alam dari kawasan tersebut dan masyarakat sekitar dan sesuai dengan karakteristik pengunjung. Langkah awal yang perlu ditempuh dalam rangka pengembangan produk wisata alam berbasis ekologi di Cikole Jayagiri Resort adalah mengidentifikasi potensi wisata yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort menggunakan skala Likert berdasarkan penilaian pengunjung untuk menentukan prioritas pengembangan produk. Pengelolaan oleh pihak pengelola kawasan dan instansi terkait terhadap kegiatan wisata akan memberikan pengaruh terhadap masyarakat sekitar kawasan dan pengunjung. Penilaian kawasan wisata yang terdapat di Cikole Jayagiri Resort, dinilai berdasarkan persepsi pengunjung menggunakan skala Likert. Analisis yang digunakan untuk merencakan strategi pengembangan kawasan berdasarkan faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuakatan dan kelemahan menggunakan analisis SWOT Strenghts, Weakenesses, Opportunities, Threats dan dalam penentuan produk yang dapat diterapkan di Cikole Jayagiri dilakukan dengan analisis AHP Analytical Hierarchy Process serta dalam pengembangan kawasan berdasarkan daya dukung kawasan.