49 Tabel 19 Perbandingan daya dukung kawasan dengan jumlah pengunjung pada
tahun 2013
Hari kunjungan Jumlah Pengunjung per hari a
DDKb Rasio c= ab100
Senin 525
73234 0.72
Selasa 669
73234 0.91
Rabu 2559
73234 3.49
Kamis 1097
73234 1.50
Jumat 1819
73234 2.48
Sabtu 2404
73234 3.28
Minggu 3476
73234 4.75
Semester 1431
73234 1.95
Lebaran 1232
73234 1.68
Akhir tahun 4685
73234 6.40
Sumber: Hasil analisis data primer 2014 Ket: data pihak pengelola
Berdasarkan Tabel 19 perbandingan jumlah pengunjung Cikole Jayagiri Resort pada saat kondisi low season kawasan Cikole Jayagiri Resort terjadi pada
hari kerja, yaitu hari senin sampai dengan hari jumat yang masih berada di bawah batas ambang daya dukung kawasan. Hal yang sama juga terjadi pada kondisi
peak season seperti libur semester, lebaran dan akhir tahun perbandingan pengunjung dengan daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort masih berada di
bawah batas ambang daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort. Hasil perbadingan antara low season dan peak season tersebut menunjukkan bahwa
masih terdapat ruang untuk mengembangkan kawasan Cikole Jayagiri Resort sesuai dengan strategi pengembangan dari analisis SWOT dan daya dukung
kawasan.
50
VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Indikator persepsi responden terhadap kawasan Cikole Jayagiri Resort rata-rata bernilai baik. Hal ini disebabkan karena Cikole Jayagiri Resort merupakan
salah satu kawasan wisata alam yang memiliki kelengkapan fasilitas dalam satu kawasan dilihat dari kondisi kawasan, sarana dan prasarana, keragaman
aktivitas luar ruang serta pengelolaan dari kawasan Cikole Jayagiri Resort. 2.
Strategi yang digunakan dalam mengembangkan kawasan wisata Cikole Jayagiri Resort dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,
seperti mempertahankan potensi yang dimiliki, meningkatkan promosi melalui internet, memanfaatkan tren sosial back to nature, dan melakukan kerjasama
dengan berbagai stakeholder dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan.
3. Prioritas utama dalam pengembangan produk wisata alam di Cikole Jayagiri
Resort adalah outbound yang didukung dengan sarana dan prsarana yang memadai, dukungan stakeholder, potensi sumberdaya serta sesuai dengan
karakteristik pengunjung. 4.
Daya dukung kawasan Cikole Jayagiri Resort berdasarkan jumlah pengunjung per hari pada saat dilakukan penelitian berada di bawah batas ambang daya
dukung kawasan, sehingga masih dapat dilakukan pengembangan terhadap kawasan Cikole Jayagiri Resort.
7.2 Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Pihak pengelola perlu meningkatkan promosi melalui blog yang telah tersedia, sehingga pengunjung dapat mengetahui ketersediaan layanan terbaru yang
ditawarkan oleh pengelola serta dapat melakukan pemesanan secara online. 2.
Pengembangan kawasan Cikole Jayagiri Resort disesuaikan dengan persepsi pengunjung dengan tidak merubah fungsi awal dari hutan pinus.
51 3.
Penelitian mengenai strategi pengembangan kawasan wisata alam perlu dikembangkan
terutama penelitian
strategi pengembangan
dengan memperhatikan daya dukung kawasan, agar kegiatan wisata alam tetap
memperhatikan fungsi awal dari kawasan tersebut.
52
DAFTAR PUSTAKA
[PHPA] Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. 1996. Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Wisata Alam dan
Hutan Lindung. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Bogor.
Adyanti D. 2010. Kajian Pengelolaan Kawasan Wisata Situ Cigayonggong Kecamatan Kasomalang Subang [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Budiaji W. 2013. Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan II2: 125-131.
David F. 2009. Manajeman Strategi: Konsep Buku 1 Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat. 2010. Potensi Wisata di Kabupaten Bandung Barat. http:disbudpar-kbb.blogspot.com.
[diunduh 2014 Januari 2]. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2012. Data dan Informasi Pemanfaatan
Hutan Tahun 2012. Jakarta: Ditjen Planologi Kehutanan, Kementerian Kehutanan
Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. 2002. Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Analisis Daerah Oprasi. Bogor: Ditjen
PHKA, Departemen Kehutanan. Gujarati DN. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga. Hawkins JP, Roberts CM, Buchan K, Susan. 2005. White Sustainability of Scuba
Diving Tourism on Coral Reefs of Saba. Coastal Management. Volume 33, Number 4October-December 2005.
Irza Rinaldi. 2013. Cara Anda Bertindak Sekarang Juga. http:www.wwf.or.id. [2014 Januari 2]
Isterah. 2014. Dampak Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Kebun Raya Bogor Sesuai Daya Dukung [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Ketjulan R. 2010. Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Bahari Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi
Tenggara [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Kodhyat H. 2007. Cara Mudah Memahami dan Mengembangkan Pariwisata
Indonesia. Jakarta: Indonesia Ecotourism Network INDECON. Libosada C. 1998. Ecotourism In The Philippines. Makaty City PH: Bookmark.
Lubis HS. 2006. Perencanaan Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas di Kawasan Wisata Tangkahan Kabupaten Langkat Sumatera Utara. [Tesis].
Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Manan S. 1978. Masalah Pembinaan Kelestarian Ekosistem Hutan.Perum
Perhutani. Jakarta.
53 Marimin, Magfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam
Manajemen Rantai Pasok. Bogor: IPB Press. Martono N.2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Analisis Isi dan Data Sekunder.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Maryani E. 2002. Pengelolaan Sumberdaya Secara Terpadu Melalui Ekowisata.
Jurnal Geografi Gea. Mitchell B, Setiawan B, Rahmi DH. 2003. Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Moraru AD. 2011. Development and Diversification of Services-An Approach at
Tourism Services Level in Romania. Annales Universitatis Apulensis Series Oeconomica XIII1:127-133.
Mustafa H. 2000. Teknik Sampling. http:home.unparhasansampling.doc. [diunduh 10 Juni 2014]
Nandi. 2005. Memaksimalkan Potensi Wisata Alam di Jawa Barat. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure I1.
Nazir M. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gndisa Indonesia. Nugroho, Aliyah I. 2013. Pengelolaan Kawasan Wisata Berbasis Masyarakat
sebagai Upaya Penguatan Ekonomi Lokal dan Pelestarian Sumberdaya Alam di Kabupaten Karanganyar. Cakra Wisata XII1:26-33.
Prasetyo B dan Jannah LM. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Purnamasari Q, Indrawan A, Muntasib EKSH. 2005. Kajian Pengembangan Produk Wisata Alam Berbasis Ekologi di Wilayah Wana Wisata Curug
Cilember WWCC, Kabupaten Bogor. Jurnal Manajemen Hutan Tropika XI1:14-30.
Purnamsari Q. 2004. Kajian Pengembangan Produk Wisata Alam Berbasis Ekolohi di Wilayah Wana Wisata Curug Cilember WWCC, Kabupaten Bogor
[tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Purnomo C. 2008. Efektivitas Strategi Pemasaran Produk Wisata Minat Khusus
Goa Cerme, Imogiri, Bantul. Jurnal Siasat Bisnis XII3:187-197. Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sanudin. 2009. Strategi Pengembangan Hutan Rakyat Pinus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
VI2: 131-149. Soemarwoto O. 2004. Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta::
Djambatan. Suwantoro G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.
Yoeti OA. 2008. Ekonomi Pariwisata Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
54 Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari sebagian Alternatif Pemanfaatan
Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah Seminar Sains. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
55
LAMPIRAN