terhadap kepuasan pasien, hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya harga maka pasien akan memiliki harapan lebih tinggi pula pada pelayanan yang
ditawarkan. Apabila pelayanan yang ditawarkan oleh rumah sakit sesuai dengan harapan pasien maka pasien mendapat suatu kepuasan. Demikian juga dengan hasil
penelitian Tsaniyah 2007 menyimpulkan bahwa secara eksternal warga Kota Medan berobat keluar negeri adalah karena biaya relatif lebih murah dibandingkan di Kota
Medan. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah memberikan pelayanan
kesehatan dengan kualitas yang baik dan biaya terjangkau maka rumah sakit harus melakukan pengendalian biaya dan pengendalian kualitas pelayanan dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pengembangan pelayanan rumah sakit dengan pembiayaan atau pembayaran yang terstandar akan dapat memberikan banyak
keuntungan baik bagi pasien dan rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan.
5.2 Pengaruh Kepuasan terhadap Intensitas Berobat Keluar Negeri
Hasil penelitian menunjukkan 78 orang 72,2 responden menyatakan tidak puas atas pelayanan kesehatan yang diterima dalam negeri. Hal ini menunjukkan
bahwa pelayanan yang diberikan rumah sakit dalam negeri tidak sesuai dengan yang diharapkan pasien, sehingga pasien mencari second opinion berobat keluar negeri.
Hasil penelitian ini sesuai dengan latar belakang sebelumnya yang mengungkapkan bahwa buruknya kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien
didalam negeri mengakibatkan pasien mencari sarana kesehatan lain keluar negeri,
Universitas Sumatera Utara
seperti ke Malaysia, Penang, Singapura dan China. Intensitas pasien yang berobat keluar negeri sebagian besar 2 kali. Alasan responden berobat keluar negeri lebih
banyak menyatakan karena penyakit yang diderita tidak sembuh, sehingga pasien tidak puas.
Hasil uji multivariat dengan uji statistik regresi berganda menunjukkan kepuasan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap intensitas berobat keluar negeri
p0,05. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin puas pasien maka intensitas berobat keluar negeri semakin berkurang.
Hal ini sesuai dengan teori Kotler 2001, bahwa kepuasan dapat diartikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
dia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Jika harapan lebih besar dari kenyataan yang diterima maka konsumen mengalami ketidakpuasan.
Menurut Parasuraman et al. 1988, antipasi kualitas harus dilakukan oleh rumah sakit untuk tetap bertahan dan berkembang adalah meningkatkan pendapatan
dari pasien, karena pasien merupakan sumber pendapatan dari rumah sakit baik secara langsung out of pocket maupun secara tidak langsung. Tanpa adanya pasien,
rumah sakit tidak dapat bertahan dan berkembang mengingat besarnya biaya untuk operasional rumah sakit yang sangat tinggi. Oleh sebab itu dalam rangka
meningkatkan kunjungan pasien ke rumah sakit maka rumah sakit harus mampu menampilkan dan memberikan kepuasan kepada pasien.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap