32
mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok, dan integrasi horizontal mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar
atas pesaing. 2
Daerah Menjaga dan Mempertahankan Strategi yang tepat untuk divisi-divisi yang masuk dalam daerah ini adalah
penetrasi pasar dan pengembangan pasar. 3
Daerah Panen dan Divestasi Strategi yang tepat untuk divisi-divisi yang masuk dalam daerah ini adalah
strategi divestasi menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi, diversifikasi konglomerasi menambah produk atau jasa yang baru namun tidak
berkaitan, likuidasi menjual seluruh aset perusahaan secara terpisah-pisah untuk kekayaan berwujudnya.
3.1.5.3. Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats
Menurut David 2009, matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan untuk mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO kekuatan-peluang,
strategi WO kelemahan-peluang, strategi ST kekuatan-ancaman, dan strategi WT kelemahan-ancaman.
3.1.5.4. QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix
Menurut David 2009, QSPM merupakan alat analisis yang digunakan untuk menentukan daya tarik relatif dari berbagai alternatif strategi yang dibangun
berdasarkan faktor-faktor kunci eksternal dan internal, sehingga diperoleh daftar prioritas strategi yang akan dilaksanakan. QSPM mengggunakan analisis input
pada tahap satu dan hasil pencocokan dari analisis tahap dua untuk secara objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan diantara strategi-strategi alternatif.
3.1.6. Pemasaran Jasa
3.1.6.1. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong 2008 konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan
33
dan keinginan target pasar serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada pesaing. Selanjutnya penurut Payne 2000 pemasaran
merupakan proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi, dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-
sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
3.1.6.2. Pengertian Jasa
Menurut Payne 1993 jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur ketidakberwujudan intangiblility, yang melibatkan beberapa interaksi dengan
konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Kemudian menurut Kotler 1997 jasa bersifat tidak
berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis sehingga jasa memerlukan pengendalian kualitas yang lebih tinggi, kredibilitas pemasok, dan kemampuan
penyesuaian. Berdasarkan pernyataan umum mengenai pengertian jasa maka dapat ditarik kesimpulan khusus yaitu agrowisata pada dasarnya tidak berwujud
intangibility, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis, sehingga memerlukan pengendalian kualitas yang lebih tinggi, kredibilitas pemasok, dan kemampuan
penyesuaian.
3.1.6.3. Karakteristik Jasa
Menurut Kotler 1997, jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasarannya, yaitu:
1 Tidak berwujud Intangibility
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud sehingga untuk mengurangi ketidakpastian akibat ketidakberwujudan tersebut, pembeli akan mencari tanda
atau bukti dari kualitas jasa melalui tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, dan simbol. Berdasarkan pernyataan umum mengenai karakteristik ketidakberwujudan
jasa, dapat ditarik kesimpulan khusus yaitu agrowisata Ecotainment bersifat abstrak dan tidak berwujud sehingga PT Godongijo Asri perlu mengelola bukti
fisik melalui tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, dan simbol untuk menarik konsumen.
34
2 Tidak Terpisahkan
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Oleh sebab itu interaksi
antara menyedia jasa dan konsumen merupakan ciri khusus dari pemasaran jasa. Berdasarkan pernyataan umum mengenai karakteristik tidak terpisahkan maka
dapat ditarik kesimpulan khusus yaitu dalam menjalankan aktivitas agrowisata Ecotainment, perusahaan perlu memperhatikan interaksi yang baik dengan
konsumen. 3
Bervariasi Penyebab dari karakteristik jasa yang bervariasi tersebut dikarenakan
penyediaan jasa sangat bergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa tersebut dilakukan. Oleh sebab itu perusahaan jasa dapat mengambil
beberapa langkah untuk pengendalian kualitas, yaitu pelatihan karyawan dalam penyediaan jasa yang baik, menstandardisasi proses pelaksanaan jasa, serta
memantau kepuasan pelanggan malalui sistem saran dan keluhan sehingga pelayanan yang kurang dapat dideteksi dan diperbaiki. Berdasarkan pernyataan
umum mengenai karakteristik bervariasi maka dapat ditarik kesimpulan khusus yaitu fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment dapat melakukan beberapa
cara dalam pengendalian kualitas yaitu pelatihan karyawan, menstandardisasi proses pelaksanaan jasa, serta memantau kepuasan pelanggan malalui sistem saran
dan keluhan. 4
Mudah Lenyap Tidak Tahan Lama Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan sehingga perusahaan jasa
akan menghadapi masalah apabila permintaan berfluktuasi, karena akan lebih sulit dalam pengaturan staf untuk melakukan proses penyediaan jasa tersebut.
Berdasarkan pernyataan umum mengenai karakteristik mudah lenyap maka dapat ditarik kesimpulan khusus yaitu fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment
perlu melakukan pengaturan staf yang baik untuk menghadapi permintaan yang berfluktuasi.
35
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Agrowisata memiliki urgensi bagi masyarakat maupun negara. Bagi masyarakat urgensi agrowisata terletak pada nilai rekreasi dan nilai ilmu
pengetahuan yang dimilikinya. Nilai rekreasi yang dimiliki agrowisata membuat masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk menjernihkan pikiran
dan untuk menghilangkan kepenatan. Selanjutnya agrowisata pun memiliki nilai pendidikan dan pengetahuan sehingga masyarakat dapat mempelajari seluk beluk
kehidupan suatu makhluk hidup. Kemudian urgensi agrowisata bagi negara terletak pada kontribusinya terhadap devisa Indonesia. Agrowisata merupakan
bagian dari sektor pariwisata dan sektor pariwisata telah menjadi salah satu penghasil devisa yang cukup potensial.
Di Kota Depok terdapat salah satu perusahaan yang mengusahakan bidang usaha pertaniannya menjadi agrowisata adalah PT Godongijo Asri. Bisnis
agrowisata yang dimiliki PT Godongijo Asri tersebut dinamakan Ecotainment Ecology and Entertainment. Pada unit agrowisata Ecotainment yang
dimilikinya, PT Godongijo Asri dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan dalam upaya untuk menjalankan visi, misi, dan tujuannya. Adapun masalah
tersebut adalah upaya promosi yang belum optimal, penurunan pelanggan secara signifikan pada bulan tertentu terutama saat musim ujian sekolah, serta adanya
persaingan usaha rekreasi. Oleh karena itu PT Godongijo Asri perlu memiliki strategi pemasaran yang dapat memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan
peluang serta meminimumkan kelemahan dan ancaman. Tahapan formulasi strategi pemasaran meliputi tiga tahap yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan
tahap keputusan. Pada tahap input, fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment akan
diidentifikasi peluang dan ancamannya yang berasal dari lingkungan eksternal pemasaran. Adapun lingkungan eksternal pemasaran terdiri atas lingkungan
eksternal mikro dan lingkungan eksternal makro. Lingkungan eksternal mikro terdiri atas perantara pemasaran, pelanggan, dan pesaing persaingan antar usaha
sejenis, masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar- menawar pemasok, serta kekuatan tawar-menawar pembeli. Kemudian