II-1
Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa
Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa
Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki
Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan
Desain warna hitam Berat 4kg
Daya tahan 15 tahun Kekuatan bahan
Kenyamanan bahan Ketebalan busa
Desain yang menarik
Lama pengecetan Jenis bahan
Lama pengelasan
Tingkat kesulitan Derajat kepentingan
Perkiraan biaya Persepsi konsumen
5 4
3 2
1 modus
Tingkat kesulitan
1 = mudah = 1-20
3 = cukup mudah = 21-40
5 = sulit = 41-60
7 = sangat sulit = 61-80
9 = mutlak sulit = 81- 100
Perkiraan biaya
1-15 = murah 16-30 = mahal
31-45 = sangat mahal
Derajat kepentingan
1-15 = cukup penting 16-30 = penting
31-45 = sangat penting
Derajat hubungan
x = Positif kuat = 4
o = Positif sedang = 3 v = Negatif sedang = 2
+ = Negatif kuat = 1
Persepsi konsumen
5 = sangat baik 4 = baik
3 = cukup 2 = buruk
1 = sangat buruk
P = produk rancangan
4 4
4 5
4 3
4 5
5 5
x v
+ o
+ x
o x
x x
o +
x +
x x
+ o
+ x
+ x
x x
o +
x +
x x
+ o
+ x
+ x
v +
x +
x +
x x
o o
+ x
+ +
+ +
x x
v +
x v
o o
v x
+ x
+ v
+ o
x x
v o
+ v
+ o
o o
+ o
+ v
+ o
+ +
x +
x +
x
3 3
3 3
2 4
2 12
12 12
12 8
16 8
20 15
11 16
8 20
8 P
P P
P P
P P
P P
P
Gambar 5.20. House of Quality Produk Kursi Kerja
5.2.5. Pendekatan AHP
Pendekatan AHP dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada pemimpin bagian produksi. Setelah diperoleh atribut kebutuhan kemudian
dilakukan pembobotan kebutuhan dengan memebandingakan antar atribut menggunakan comparison matrix. Disusun dalam tabel 5.20 sebagai berikut :
II-1
Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa
Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa
Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki
Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan
Desain warna hitam Berat 4kg
Daya tahan 15 tahun 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 3
13 1
1 1
1 1
3 13
1 1
1 1
1 3
13 1
1 1
1 1
3 13
1 13
13 13
13 1
3 1
3 3
3 3
13 1
13 13
1 13
13 13
13 1
3 3
3 3
13 13
1 3
3 3
3 13
13 3
3 1
3 3
3 3
1 3
3 1
13 13
13 13
3 3
13 1
1 1
13 13
13 13
3 3
13 1
1 Bahan kerangka dari besi
Bahan alas duduk dari busa Bahan pelapis duduk dari kulit
Bahan sandaran dari busa Bahan pelapis sandaran dari kulit
Fungsi tambahan berupa pijakan kaki Pertimbangan dalam merancang
berupa kenyamanan Desain warna hitam
Berat 4kg Daya tahan 15 tahun
Gambar 5.21. Matrix Atribut
Setelah disusun dalam tabel,Kemudian diubah kedalam bentuk matrix, Normalisasi matrix dilakukan dengan menggunakan rumus :
A=
Untuk nilai dihitung dengan cara :
II-1 = 0.12
Diperoleh hasil :
Dan untuk nilai dihitung dengan cara :
Setelah dilakukan normalisasi, kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan consistency ratio
CR dengan menentukan nilai λ max terlebih dahulu. Berikut perhitungan λ max dalam menentukan consistency ratio CR :
II-1 Dengan demikian diperoleh consistency index CI dan consistency
ratioCR. Pada tabel random index diperoleh nilai random index RI sebesar 1.49. Dimana pada nilai CR harus dibawah 0.10 untuk menyatakan bahwa analisis
AHP tersebut konsisten.
RI untuk n=10, RI= 1.491
Hasil tersebut menyatakan bahwa analisa AHP dengan nilai 0.0940.1konsisten. kemudian dilakukan pembobotan berdasarkan hasil
perhitungan yang dapat dilihat dari tabel 5.37.
II-1
Tabel 5.37. Normalisasi Matrix
Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa
Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa
Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki
Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan
Desain warna hitam Berat 4kg
Daya tahan 15 tahun 0.12 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.14
0.12 0.07 0.07 0.07 0.07 0.2
0.05 0.12 0.07 0.07 0.07 0.07
0.2 0.05
0.12 0.07 0.07 0.07 0.07 0.2
0.05 0.12 0.07 0.07 0.07 0.07
0.2 0.05
0.04 0.02 0.02 0.02 0.02 0.07 0.41 0.12
0.2 0.2
0.2 0.2
0.2 0.14
0.04 0.02 0.07 0.02 0.02 0.2
0.05 0.12
0.2 0.2
0.2 0.2
0.2 0.05
0.12 0.2
0.2 0.2
0.2 0.2
0.05 0.12
0.12 0.04
0.12 0.12
0.12 0.12
0.04 0.12
0.12 0.09
0.03 0.03
0.03 0.03
0.28 0.28
0.03 0.09
0.09 0.09
0.03 0.03
0.03 0.03
0.28 0.28
0.3 0.09
0.09 Normalized colums
Total Rata-
rata 0.89
0.8 0.73
0.8 0.8
1.28 1.76
0.34 1.29
1.29 0.08
0.08 0.07
0.08 0.08
0.12 0.17
0.03 0.12
0.12
Dari tabel diatas, kemudian dilakukan penilaian berdasarkan hasil dari rata-rata tabel normalisasi melalui skala yang dibauat dalam tabel sehingga
diketahui atribut mana yang yang menjadi bagian yang terpenting bagi konsumen. Penilaian dilakukan berdasarkan skala pembobotan yang telah dibuat yang dapat
dilihat pada tabel 5.38. dan untuk hasil pembobotan dapat dilihat pada tabel 5.39.
Tabel 5.38. Skala Pembobotan
- 0.04
1 Sangat lemah
0.04 -
0.08 2
Lemah 0.08
- 0.12
3 Medium
0.12 -
0.16 4
Kuat 0.16
- 0.2
5 Sangat kuat
II-1
Tabel 5.39. Pembobotan Kebutuhan Konsumen
Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa
Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa
Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki
Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan
Desain warna hitam Berat 4kg
Daya tahan 15 tahun 3
2 2
2 2
4 5
1 4
Medium Lemah
Lemah Lemah
Lemah Kuat
Sangat kuat Sangat lemah
Kuat 4
Kuat
Bobot Kebutuhan Akhir ditentukan dengan cara : - Current Product CP
Merupakan persepsi dari konsumen yang diperoleh dari kuesioner tertutup. - Plan P
Merupakan taget yang diharapkan dinilai dengan skala 1-5 - Improvement Ratio IR
IR = P CP IR = 34 = 0.75
- Absolute Weight AW AW = IW x IR
AW = 3 x 0.75 = 2.25 - Customer Needs Weight CNW
CNW = AW Σ AW x 100 CNW = 2.25 25.6 x100 = 8.7
HOQ House of Quality yang baru yang lebih spesifik dari sebelumnya. Dari HOQ didapat beberapa atribut dan karakteristik teknik yang diinginkan atau
diharapkan konsumen yang digunakan sebagai pertimbangan dan keputusan dalam menentukan rancangan.
II-1
Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa
Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa
Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki
Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan
Desain warna hitam Berat 4kg
Daya tahan 15 tahun Kekuatan bahan
Kenyamanan bahan Ketebalan busa
Desain yang menarik
Lama pengecetan Jenis bahan
Lama pengelasan
Tingkat kesulitan Derajat kepentingan
Perkiraan biaya Importance weight
Tingkat kesulitan
1 = mudah = 1-20
3 = cukup mudah = 21-40
5 = sulit = 41-60
7 = sangat sulit = 61-80
9 = mutlak sulit = 81- 100
Perkiraan biaya
1-15 = murah 16-30 = mahal
31-45 = sangat mahal
Derajat kepentingan
1-15 = cukup penting 16-30 = penting
31-45 = sangat penting
Derajat hubungan
x = Positif kuat = 4
o = Positif sedang = 3 v = Negatif sedang = 2
+ = Negatif kuat = 1
Current product
5 = sangat baik 4 = baik
3 = cukup 2 = buruk
1 = sangat buruk 3
2 2
2 2
4 5
1 4
4 x
v +
o +
x o
x x
x o
+ x
+ x
x +
o +
x +
x x
x o
+ x
+ x
x +
o +
x +
x v
+ x
+ x
+ x
x o
o +
x +
+ +
+ x
x v
+ x
v o
o v
x +
x +
v +
o x
x v
o +
v +
o o
o +
o +
v +
o +
+ x
+ x
+ x
3 3
3 3
2 4
2 12
12 12
12 8
16 8
20 15
11 16
8 20
8 4
4 4
4 4
3 4
4 5
5 Current product
Plan Improvement Ratio
Absolute weight Customer need
weight 3
3 3
3 3
3 5
3 4
4 0.75
0.75 0.75
0.75 0.75
1 1.25
0.75 0.8
0.8 2.25
1.5 1.5
1.5 1.5
4 6.25
0.75 3.2
3.2 25.65
8.7 5.8
5.8 5.8
5.8 15.6
24.3 2.9
12.5 12.5
Importance weight
5 = sangat kuat 4 = kuat
3 = medium 2 = lemah
1 = sangat lemah
Gambar 5.22. House of Quality Produk Kursi Kerja
5.2.6. Pengolahan Data Anthropometri 5.2.6.1.Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Maksimum dan
Minimum
Persamaan yang digunakan dalam menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum pada masing-masing item pengukuran
adalah :
II-1 a. Nilai rata-rata
n X
n Xn
X X
rata rata
n
∑
= +
+ +
= −
× ....
2 1
Dimana : n
= Banyaknya pengamatan
n
X Σ
= Jumlah pengamatan ke n
X
= X rata-rata Contoh :
Nilai rata-rata pada data dimensi Tinggi Badan Tegak adalah 67
. 161
9 168
... 152
161 5
. 164
= +
+ +
= −
× rata
rata b. Nilai Minimum dan Maksimum
Nilai minimum dan maksimum adalah nilai terkecil dan terbesar pada data hasil pengukuran setelah data tersebut telah diurutkan.
Contoh : Nilai minimum dan maksimum pada data Tinggi Badan Tegak adalah
Nilai minimum = 170 dan Nilai maksimum = 152
c. Nilai Standar Deviasi Untuk menentukan nilai standar deviasi pada masing-masing pengukuran
dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
1
2
− −
=
∑
n X
X
i
σ
II-1 Contoh :
Nilai standar deviasi pada data Tinggi Badan Tegak adalah :
45 .
6 1
91 67
. 161
168 ...
87 .
161 161
67 .
161 5
. 164
2 2
2
= −
− +
+ −
+ −
= σ
Perhitungan nilai rata-rata, nilai standar deviasi, nilai minimum dan maksimum dari hasil pengukuran seluruh dimensi tubuh dapat dilihat pada Tabel 5.40. dan
5.41.
Tabel 5.40. Hasil Perhitungan
σ ,
X , X
min
dan X
max
pada Dimensi Anthropometri Operator
No Dimensi Anthropometri
X σ
Xmin Xmax
1
Tinggi Badan Tegak 161.67
6.45 152
170
2
Tinggi Bahu Duduk 55.67
3.35 49.5
61
3
Lebar Pinggul 34.39
1.96 31
37
4
Lebar Bahu 41.50
2.88 37.5
46
5
Pantat ke Lutut 50.67
3.32 45.5
57
7 Jangkauan Tangan
72.89 1.96
69 76
Tabel 5.41. Hasil Perhitungan
σ ,
X , X
min
dan X
max
pada Dimensi Anthropometri Mahasiswa
No Dimensi Anthropometri
X σ
Xmin Xmax
1
Tinggi Badan Tegak 161.45
7.44 146.57
179
2
Tinggi Bahu Duduk 58.23
5.80 46.64
79
3
Lebar Pinggul 33.54
2.84 27.86
41.6
4
Lebar Bahu 38.19
3.05 32.09
45.1
5 Pantat ke Lutut
50.26 2.54
45.18 53.5
6 Tinggi Duduk Tegak
82.94 4.20
74.54 91.33
7
Jangkauan Tangan 76.10
3.86 68.39
85.4
II-1
5.2.6.2.Uji Keseragaman Data Anthropometri
Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data karena tidak memenuhi spesifikasi dan unutk menentukan jumlah sampel yang
diambil telah cukup. Untuk menguji keseragaman data, digunakan peta kontrol dengan
persamaan berikut : σ
σ k
X BKB
k X
BKA −
= +
=
Jika BKB
X
min
atau BKA
X
max
maka data seragam JIka
BKB X
min
atau BKA
X
max
maka data tidak seragam Contoh :
Hasil uji keseragaman data pada Tinggi Bahu Berdiri Tegak dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 diperoleh nilai k = 2 sehingga
45 .
6 2
67 .
161 2
+ =
+ =
σ X
BKA = 174.56 cm
45 .
6 2
67 .
161 2
− =
− =
σ X
BKB = 148.77 cm
Untuk menguji keseragaman data pengamatan, dapat dilihat dari sebaran data pada Gambar 5.23.
II-1
Gambar 5.23. Peta Kontrol untuk Data Anthropometri Tinggi Bahu Berdiri Tegak
Dari peta kontrol diatas maka dapat disimpulkan bahwa data hasil anthropometri tinggi bahu berdiri tegak telah seragam. Dapat dilihat dari sebaran
semua data yang berada dalam batas kontrol.
Dengan cara yang sama seperti diatas, maka hasil uji keseragaman data yang diperoleh pada masing-masing dimensi anthropometri dapat dilihat pada
Tabel 5.42. dan 5.43.
Tabel 5.42. Hasil Perhitungan Uji Keseragaman Data Dimensi Anthropometri Operator
No Dimensi
Anthropometri X
σ Xmin Xmax
BKA BKB
Out of Control
1
Tinggi Badan Tegak 161.67
6.45 152
170 174.56 148.77
-
2
Lebar Pinggul 34.39
1.96 31
37 38.32
30.46 -
3
Lebar Bahu 41.50
2.88 37.5
46 47.27
35.37 -
4
Pantat ke Lutut 50.67
3.32 45.5
57 57.30
44.03 -
5 Tinggi Duduk Tegak
80.28 3.31
76 84
86.89 73.66
-
II-1
Tabel 5.42. Hasil Perhitungan Uji Keseragaman Data Dimensi Anthropometri Operator Lanjutan
No Dimensi
Anthropometri X
σ Xmin Xmax
BKA BKB
Out of Control
6 Jangkauan Tangan
72.78 2.22
68 76
77.22 68.33
-
7 Tinggi Siku Duduk
27.17 4.92
21 37
27.02 17.32
-
Tabel 5.43. Hasil Perhitungan Uji Keseragaman Data Dimensi Anthropometri Mahasiswa
No Dimensi
Anthropometri X
σ Xmin Xmax
BKA BKB
Out of Control
1
Tinggi Badan Tegak 161.45
7.44 146.57
179 176.33 146.57
-
2
Lebar Pinggul 33.54
2.84 27.86
41.6 39.22
27.86 -
3
Lebar Bahu 38.19
3.05 32.09
45.1 44.28
32.09 -
4 Pantat ke Lutut
50.26 2.54
45.18 53.5
55.33 45.18
-
5 Tinggi Duduk Tegak
82.94 4.20
77 91
91.33 74.54
-
6
Jangkauan Tangan 76.10
3.86 68.39
85.4 83.81
68.39 -
7
Tinggi SIku Duduk 23.47
3.38 19
29 30.23
16.71 -
5.2.6.3.Uji Kenormalan Data
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik statistik
inferensial. Alat uji yang digunakan disebut dengan uji Kolmogorov-Smirnov uji K-S. Dalam uji kolmogorov–smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi
frekuensi kumulatif hasil pengamatan dengan distribusi kumulatif yang diharapkan.
Contoh :
II-1 Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengujian kenormalan data
Tinggi Bahu Berdiri Tegak yaitu : 1. Data dari hasil pengamatan diurutkan dari data terkecil sampai data yang
terbesar, sehingga diperoleh datanya 152; 153.5; 156; 161; 164.5; 165; 165; 168;170
2. Nilai-nilai pengamatan tersebut kemudian disusun membentuk distribusi frekuensi kumulatif dan dinotasikan dengan FaX
Contoh : Fa X
1
= 19 = 0.11 3. Hitung nilai Z, dimana nilai Z untuk pengamatan 1 adalah
σ µ
− =
X Z
50 .
1 45
. 6
67 .
161 152
− =
− =
Z
4. Hitung nilai distribusi frekuensi kumulatif teoritis Fex. Nilai Fex untuk
data pengamatan 1 dimana Z = - 1.50 adalah 0.07.
5. Hitung selisih antara Fax dengan Fex dan notasikan dengan D. Untuk data
pengamatan 1, nilainya adalah 0,11 – 0,07 = 0,04.
6. Dari hasil seluruh pengamatan, ambil nilai D yang paling maksimum, dimana dalam perhitungan untuk dimensi Tinggi Bahu Berdiri Tegak, nilai
Dmaximum nya adalah 0,14.
7. Bandingkan nilai D yang diperoleh dengan nilai D tabel, dimana nilai D tabel adalah 0,432 dan nilai D yang diperoleh adalah 0,14, maka kesimpulannya
adalah data tersebut berdistribusi normal karena D tabel 0,14.
II-1 Untuk uji kenormalan pada dimensi-dimensi yang lain dapat dilihat pada
Tabel 5.44. dan 5.45.
Tabel 5.44. Hasil Perhitungan Uji Kolmogorof-Smirnov pada Dimensi
Anthropometri Operator No
Dimensi
X
Fax σ
Z Fex
Dmaks Dtabel
Ket 1
Tinggi Badan Tegak 161.67
0.33 6.45
-0.88 0.19
0.14 0.432
Normal
2 Lebar Pinggul
34.39 0.67
1.96 -0.2
0.42 0.25
0.432 Normal
3 Lebar Bahu
41.5 0.33
2.88 -0.87
0.19 0.14
0.432 Normal
4
Pantat ke Lutut 50.67
0.67 3.32
0.1 0.54
0.13 0.432
Normal
5 Tinggi Duduk Tegak
80.28 0.44
3.31 -0.69
0.25 0.20
0.432 Normal
6 Jangkauan Tangan
72.89 0.89
1.96 0.57
0.71 0.17
0.432 Normal
7
Tinggi Siku Duduk 27.17
0.56 4.92
-0.24 0.41
0.15 0.432
Normal
Tabel 5.45. Hasil Perhitungan Uji Kolmogorof-Smirnov pada Dimensi
Anthropometri Mahasiswa No
Dimensi
X
Fax σ
Z Fex
Dmaks Dtabel Ket
1
Tinggi Badan Tegak 161.25
0.65 6.98
-0.04 0.49
0.16 0.294
Normal
2 Lebar Pinggul
33.35 0.35
2.36 -0.83
0.2 0.15
0.294 Normal
3 Lebar Bahu
37.71 0.25
2.28 -1.1
0.14 0.11
0.294 Normal
4
Pantat ke Lutut 50.36
0.55 2.31
-0.15 0.44
0.11 0.294
Normal
5 Tinggi Duduk Tegak
82.94 0.75
4.20 0.02
0.51 0.24
0.294 Normal
6 Jangkauan Tangan
76.08 0.35
3.12 -0.67
0.25 0.10
0.294 Normal
7
Tinggi Siku Duduk 23.47
0.50 3.38
-0.43 0.33
0.17 0.294
Normal
II-1
X
X X
5.2.6.4.Perhitungan Persentil
Setelah diperoleh data anthropometri dari pengukuran seluruh operator dan
mahasiswa, selanjutnya akan ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari
adalah nilai persentil 5, 50, dan 95. Cara penentuan nilai persentil data anthropometri tersebut adalah sebagai berikut.
Contoh : Perhitungan persentil Tinggi Bahu Berdiri Tegak
P
5
= -1.645 σ
= 161.67 – 1.645 6.45 = 151.06
P
50
= = 161.67
P
95
= + 1,645 σ
= 161.67 + 1.645 6.45 = 172.27
Nilai-nilai persentil ke-5, 50 ,dan 95 untuk seluruh dimensi anthropometri dapat dilihat pada Tabel 5.46.
Tabel 5.46. Perhitungan Persentil ke-5, 50, dan 95 untuk Seluruh Dimensi Anthropometri
No Dimensi Anthropometri
X
σ P
5
P
50
P
95
1
Tinggi Badan Tegak 161.67
6.45 151.06
161.67 171.27
2 Lebar Pinggul
34.39 1.96
31.16 34.39
37.62
3 Lebar Bahu
41.50 2.88
36.76 41.50
46.24
II-1
Tabel 5.46. Perhitungan Persentil ke-5, 50, dan 95 untuk Seluruh Dimensi Anthropometri Lanjutan
No Dimensi Anthropometri
X
σ P
5
P
50
P
95
4
Pantat ke Lutut 50.67
3.32 45.21
50.67 56.12
5 Tinggi Duduk Tegak
80.28 3.31
74.84 80.28
85.72
6 Jangkauan Tangan
72.89 1.96
69.66 72.89
76.12
7
Tinggi Siku Duduk 27.17
4.92 19.07
27.17 35.27
5.2.6.5.Prinsip Perancangan Data Anthropometri
Pengolahan data untuk menentukan dimensi rancangan fasilitas kerja menggunakan prinsip penggunaan data anthropometri yang ekstrim dengan tujuan
hasil rancangan dapat digunakan dengan nyaman oleh populasi yang ada. Hasil pengolahan data untuk menentukan dimensi rancangan fasilitas kerja
adalah sebagai berikut : 1. Tinggi Kursi Kerja
Tinggi kursi yang dirancang disesuaikan dengan selisih dimensi anthropometri Tinggi Badan Tegak dengan Tinggi Badan duduk dengan nilai persentil 5 .
Dimensi : Tinggi Badan Tegak - Tinggi Badan Duduk
Ukuran Data : 151.06cm – 80.28cm = 76.23 cm
2. Lebar Dudukan Kursi Lebar dudukan krusi yang dirancang disesuaikan dengan dimensi
anthropometri lebar pinggul duduk dengan nilai persentil 95 . Dimensi
: Lebar Pinggul Ukuran Data
: 37.62cm
II-1 3. Panjang Dudukan Kursi
Panjang dudukan kursi yang dirancang disesuaikan dengan dimensi anthropometri pantat ke lutut dengan nilai persentil 5 .
Dimensi : Pantat ke Lutut
Ukuran Data : 45.1 cm
4. Tinggi Sandaran Kursi Tinggi sandaran kursi yang dirancang disesuaikan dengan dimensi
anthropometri tinggi siku duduk dengan nilai persentil 50 Dimensi
: Tinggi Siku Duduk Ukuran Data
: 129.57 cm + 35.78 cm = 165.35 cm
II-1
BAB VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Tingkat Keluhan
Musculoskeletal
Pembobotan dilakukan untuk mengetahui bagian tubuh mana yang mengalami rasa sakit, dengan demikian akan dirancang fasilitas kerja baru yang
dapat meminimalkan rasa sakit tersebut. Setelah dilakukan perhitungan persentase keluhan secara keseluruhan
terhadap 9 orang operator, maka diperoleh bahwa rata-rata operator mengalami keluhan terbesar pada bagian tubuh antara lain :
10. Bagian pinggang 11. Bagian bokong
12. Bagian punggung 13. Bagian betis kiri
14. Bagian betis kanan 15. Bagian paha kiri
16. Bagian paha kanan 17. Bagian bahu kiri
18. Bagian bahu kanan Keluhan musculoskeletal pada beberapa bagian tubuh operator disebabkan
karena posisi kerja yang tidak ergonomis pada saat melakukan pekerjaan, dikarenakan fasilitas kerja yang kurang ergonomis sehingga operator bekerja