Pendekatan AHP Bagian Kiri

II-1 Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan Desain warna hitam Berat 4kg Daya tahan 15 tahun Kekuatan bahan Kenyamanan bahan Ketebalan busa Desain yang menarik Lama pengecetan Jenis bahan Lama pengelasan Tingkat kesulitan Derajat kepentingan Perkiraan biaya Persepsi konsumen 5 4 3 2 1 modus Tingkat kesulitan 1 = mudah = 1-20 3 = cukup mudah = 21-40 5 = sulit = 41-60 7 = sangat sulit = 61-80 9 = mutlak sulit = 81- 100 Perkiraan biaya 1-15 = murah 16-30 = mahal 31-45 = sangat mahal Derajat kepentingan 1-15 = cukup penting 16-30 = penting 31-45 = sangat penting Derajat hubungan x = Positif kuat = 4 o = Positif sedang = 3 v = Negatif sedang = 2 + = Negatif kuat = 1 Persepsi konsumen 5 = sangat baik 4 = baik 3 = cukup 2 = buruk 1 = sangat buruk P = produk rancangan 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 x v + o + x o x x x o + x + x x + o + x + x x x o + x + x x + o + x + x v + x + x + x x o o + x + + + + x x v + x v o o v x + x + v + o x x v o + v + o o o + o + v + o + + x + x + x 3 3 3 3 2 4 2 12 12 12 12 8 16 8 20 15 11 16 8 20 8 P P P P P P P P P P Gambar 5.20. House of Quality Produk Kursi Kerja

5.2.5. Pendekatan AHP

Pendekatan AHP dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada pemimpin bagian produksi. Setelah diperoleh atribut kebutuhan kemudian dilakukan pembobotan kebutuhan dengan memebandingakan antar atribut menggunakan comparison matrix. Disusun dalam tabel 5.20 sebagai berikut : II-1 Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan Desain warna hitam Berat 4kg Daya tahan 15 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 13 1 1 1 1 1 3 13 1 1 1 1 1 3 13 1 1 1 1 1 3 13 1 13 13 13 13 1 3 1 3 3 3 3 13 1 13 13 1 13 13 13 13 1 3 3 3 3 13 13 1 3 3 3 3 13 13 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 1 13 13 13 13 3 3 13 1 1 1 13 13 13 13 3 3 13 1 1 Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan Desain warna hitam Berat 4kg Daya tahan 15 tahun Gambar 5.21. Matrix Atribut Setelah disusun dalam tabel,Kemudian diubah kedalam bentuk matrix, Normalisasi matrix dilakukan dengan menggunakan rumus : A= Untuk nilai dihitung dengan cara : II-1 = 0.12 Diperoleh hasil : Dan untuk nilai dihitung dengan cara : Setelah dilakukan normalisasi, kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan consistency ratio CR dengan menentukan nilai λ max terlebih dahulu. Berikut perhitungan λ max dalam menentukan consistency ratio CR : II-1 Dengan demikian diperoleh consistency index CI dan consistency ratioCR. Pada tabel random index diperoleh nilai random index RI sebesar 1.49. Dimana pada nilai CR harus dibawah 0.10 untuk menyatakan bahwa analisis AHP tersebut konsisten. RI untuk n=10, RI= 1.491 Hasil tersebut menyatakan bahwa analisa AHP dengan nilai 0.0940.1konsisten. kemudian dilakukan pembobotan berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat dari tabel 5.37. II-1 Tabel 5.37. Normalisasi Matrix Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan Desain warna hitam Berat 4kg Daya tahan 15 tahun 0.12 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.14 0.12 0.07 0.07 0.07 0.07 0.2 0.05 0.12 0.07 0.07 0.07 0.07 0.2 0.05 0.12 0.07 0.07 0.07 0.07 0.2 0.05 0.12 0.07 0.07 0.07 0.07 0.2 0.05 0.04 0.02 0.02 0.02 0.02 0.07 0.41 0.12 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.14 0.04 0.02 0.07 0.02 0.02 0.2 0.05 0.12 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.05 0.12 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.05 0.12 0.12 0.04 0.12 0.12 0.12 0.12 0.04 0.12 0.12 0.09 0.03 0.03 0.03 0.03 0.28 0.28 0.03 0.09 0.09 0.09 0.03 0.03 0.03 0.03 0.28 0.28 0.3 0.09 0.09 Normalized colums Total Rata- rata 0.89 0.8 0.73 0.8 0.8 1.28 1.76 0.34 1.29 1.29 0.08 0.08 0.07 0.08 0.08 0.12 0.17 0.03 0.12 0.12 Dari tabel diatas, kemudian dilakukan penilaian berdasarkan hasil dari rata-rata tabel normalisasi melalui skala yang dibauat dalam tabel sehingga diketahui atribut mana yang yang menjadi bagian yang terpenting bagi konsumen. Penilaian dilakukan berdasarkan skala pembobotan yang telah dibuat yang dapat dilihat pada tabel 5.38. dan untuk hasil pembobotan dapat dilihat pada tabel 5.39. Tabel 5.38. Skala Pembobotan - 0.04 1 Sangat lemah 0.04 - 0.08 2 Lemah 0.08 - 0.12 3 Medium 0.12 - 0.16 4 Kuat 0.16 - 0.2 5 Sangat kuat II-1 Tabel 5.39. Pembobotan Kebutuhan Konsumen Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan Desain warna hitam Berat 4kg Daya tahan 15 tahun 3 2 2 2 2 4 5 1 4 Medium Lemah Lemah Lemah Lemah Kuat Sangat kuat Sangat lemah Kuat 4 Kuat Bobot Kebutuhan Akhir ditentukan dengan cara : - Current Product CP Merupakan persepsi dari konsumen yang diperoleh dari kuesioner tertutup. - Plan P Merupakan taget yang diharapkan dinilai dengan skala 1-5 - Improvement Ratio IR IR = P CP IR = 34 = 0.75 - Absolute Weight AW AW = IW x IR AW = 3 x 0.75 = 2.25 - Customer Needs Weight CNW CNW = AW Σ AW x 100 CNW = 2.25 25.6 x100 = 8.7 HOQ House of Quality yang baru yang lebih spesifik dari sebelumnya. Dari HOQ didapat beberapa atribut dan karakteristik teknik yang diinginkan atau diharapkan konsumen yang digunakan sebagai pertimbangan dan keputusan dalam menentukan rancangan. II-1 Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan Desain warna hitam Berat 4kg Daya tahan 15 tahun Kekuatan bahan Kenyamanan bahan Ketebalan busa Desain yang menarik Lama pengecetan Jenis bahan Lama pengelasan Tingkat kesulitan Derajat kepentingan Perkiraan biaya Importance weight Tingkat kesulitan 1 = mudah = 1-20 3 = cukup mudah = 21-40 5 = sulit = 41-60 7 = sangat sulit = 61-80 9 = mutlak sulit = 81- 100 Perkiraan biaya 1-15 = murah 16-30 = mahal 31-45 = sangat mahal Derajat kepentingan 1-15 = cukup penting 16-30 = penting 31-45 = sangat penting Derajat hubungan x = Positif kuat = 4 o = Positif sedang = 3 v = Negatif sedang = 2 + = Negatif kuat = 1 Current product 5 = sangat baik 4 = baik 3 = cukup 2 = buruk 1 = sangat buruk 3 2 2 2 2 4 5 1 4 4 x v + o + x o x x x o + x + x x + o + x + x x x o + x + x x + o + x + x v + x + x + x x o o + x + + + + x x v + x v o o v x + x + v + o x x v o + v + o o o + o + v + o + + x + x + x 3 3 3 3 2 4 2 12 12 12 12 8 16 8 20 15 11 16 8 20 8 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 Current product Plan Improvement Ratio Absolute weight Customer need weight 3 3 3 3 3 3 5 3 4 4 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 1 1.25 0.75 0.8 0.8 2.25 1.5 1.5 1.5 1.5 4 6.25 0.75 3.2 3.2 25.65 8.7 5.8 5.8 5.8 5.8 15.6 24.3 2.9 12.5 12.5 Importance weight 5 = sangat kuat 4 = kuat 3 = medium 2 = lemah 1 = sangat lemah Gambar 5.22. House of Quality Produk Kursi Kerja 5.2.6. Pengolahan Data Anthropometri 5.2.6.1.Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Maksimum dan Minimum Persamaan yang digunakan dalam menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum pada masing-masing item pengukuran adalah : II-1 a. Nilai rata-rata n X n Xn X X rata rata n ∑ = + + + = − × .... 2 1 Dimana : n = Banyaknya pengamatan n X Σ = Jumlah pengamatan ke n X = X rata-rata Contoh : Nilai rata-rata pada data dimensi Tinggi Badan Tegak adalah 67 . 161 9 168 ... 152 161 5 . 164 = + + + = − × rata rata b. Nilai Minimum dan Maksimum Nilai minimum dan maksimum adalah nilai terkecil dan terbesar pada data hasil pengukuran setelah data tersebut telah diurutkan. Contoh : Nilai minimum dan maksimum pada data Tinggi Badan Tegak adalah Nilai minimum = 170 dan Nilai maksimum = 152 c. Nilai Standar Deviasi Untuk menentukan nilai standar deviasi pada masing-masing pengukuran dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : 1 2 − − = ∑ n X X i σ II-1 Contoh : Nilai standar deviasi pada data Tinggi Badan Tegak adalah : 45 . 6 1 91 67 . 161 168 ... 87 . 161 161 67 . 161 5 . 164 2 2 2 = − − + + − + − = σ Perhitungan nilai rata-rata, nilai standar deviasi, nilai minimum dan maksimum dari hasil pengukuran seluruh dimensi tubuh dapat dilihat pada Tabel 5.40. dan 5.41. Tabel 5.40. Hasil Perhitungan σ , X , X min dan X max pada Dimensi Anthropometri Operator No Dimensi Anthropometri X σ Xmin Xmax 1 Tinggi Badan Tegak 161.67 6.45 152 170 2 Tinggi Bahu Duduk 55.67 3.35 49.5 61 3 Lebar Pinggul 34.39 1.96 31 37 4 Lebar Bahu 41.50 2.88 37.5 46 5 Pantat ke Lutut 50.67 3.32 45.5 57 7 Jangkauan Tangan 72.89 1.96 69 76 Tabel 5.41. Hasil Perhitungan σ , X , X min dan X max pada Dimensi Anthropometri Mahasiswa No Dimensi Anthropometri X σ Xmin Xmax 1 Tinggi Badan Tegak 161.45 7.44 146.57 179 2 Tinggi Bahu Duduk 58.23 5.80 46.64 79 3 Lebar Pinggul 33.54 2.84 27.86 41.6 4 Lebar Bahu 38.19 3.05 32.09 45.1 5 Pantat ke Lutut 50.26 2.54 45.18 53.5 6 Tinggi Duduk Tegak 82.94 4.20 74.54 91.33 7 Jangkauan Tangan 76.10 3.86 68.39 85.4 II-1 5.2.6.2.Uji Keseragaman Data Anthropometri Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data karena tidak memenuhi spesifikasi dan unutk menentukan jumlah sampel yang diambil telah cukup. Untuk menguji keseragaman data, digunakan peta kontrol dengan persamaan berikut : σ σ k X BKB k X BKA − = + = Jika BKB X min atau BKA X max maka data seragam JIka BKB X min atau BKA X max maka data tidak seragam Contoh : Hasil uji keseragaman data pada Tinggi Bahu Berdiri Tegak dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 diperoleh nilai k = 2 sehingga 45 . 6 2 67 . 161 2 + = + = σ X BKA = 174.56 cm 45 . 6 2 67 . 161 2 − = − = σ X BKB = 148.77 cm Untuk menguji keseragaman data pengamatan, dapat dilihat dari sebaran data pada Gambar 5.23. II-1 Gambar 5.23. Peta Kontrol untuk Data Anthropometri Tinggi Bahu Berdiri Tegak Dari peta kontrol diatas maka dapat disimpulkan bahwa data hasil anthropometri tinggi bahu berdiri tegak telah seragam. Dapat dilihat dari sebaran semua data yang berada dalam batas kontrol. Dengan cara yang sama seperti diatas, maka hasil uji keseragaman data yang diperoleh pada masing-masing dimensi anthropometri dapat dilihat pada Tabel 5.42. dan 5.43. Tabel 5.42. Hasil Perhitungan Uji Keseragaman Data Dimensi Anthropometri Operator No Dimensi Anthropometri X σ Xmin Xmax BKA BKB Out of Control 1 Tinggi Badan Tegak 161.67 6.45 152 170 174.56 148.77 - 2 Lebar Pinggul 34.39 1.96 31 37 38.32 30.46 - 3 Lebar Bahu 41.50 2.88 37.5 46 47.27 35.37 - 4 Pantat ke Lutut 50.67 3.32 45.5 57 57.30 44.03 - 5 Tinggi Duduk Tegak 80.28 3.31 76 84 86.89 73.66 - II-1 Tabel 5.42. Hasil Perhitungan Uji Keseragaman Data Dimensi Anthropometri Operator Lanjutan No Dimensi Anthropometri X σ Xmin Xmax BKA BKB Out of Control 6 Jangkauan Tangan 72.78 2.22 68 76 77.22 68.33 - 7 Tinggi Siku Duduk 27.17 4.92 21 37 27.02 17.32 - Tabel 5.43. Hasil Perhitungan Uji Keseragaman Data Dimensi Anthropometri Mahasiswa No Dimensi Anthropometri X σ Xmin Xmax BKA BKB Out of Control 1 Tinggi Badan Tegak 161.45 7.44 146.57 179 176.33 146.57 - 2 Lebar Pinggul 33.54 2.84 27.86 41.6 39.22 27.86 - 3 Lebar Bahu 38.19 3.05 32.09 45.1 44.28 32.09 - 4 Pantat ke Lutut 50.26 2.54 45.18 53.5 55.33 45.18 - 5 Tinggi Duduk Tegak 82.94 4.20 77 91 91.33 74.54 - 6 Jangkauan Tangan 76.10 3.86 68.39 85.4 83.81 68.39 - 7 Tinggi SIku Duduk 23.47 3.38 19 29 30.23 16.71 - 5.2.6.3.Uji Kenormalan Data Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik statistik inferensial. Alat uji yang digunakan disebut dengan uji Kolmogorov-Smirnov uji K-S. Dalam uji kolmogorov–smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi frekuensi kumulatif hasil pengamatan dengan distribusi kumulatif yang diharapkan. Contoh : II-1 Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengujian kenormalan data Tinggi Bahu Berdiri Tegak yaitu : 1. Data dari hasil pengamatan diurutkan dari data terkecil sampai data yang terbesar, sehingga diperoleh datanya 152; 153.5; 156; 161; 164.5; 165; 165; 168;170 2. Nilai-nilai pengamatan tersebut kemudian disusun membentuk distribusi frekuensi kumulatif dan dinotasikan dengan FaX Contoh : Fa X 1 = 19 = 0.11 3. Hitung nilai Z, dimana nilai Z untuk pengamatan 1 adalah σ µ − = X Z 50 . 1 45 . 6 67 . 161 152 − = − = Z 4. Hitung nilai distribusi frekuensi kumulatif teoritis Fex. Nilai Fex untuk data pengamatan 1 dimana Z = - 1.50 adalah 0.07. 5. Hitung selisih antara Fax dengan Fex dan notasikan dengan D. Untuk data pengamatan 1, nilainya adalah 0,11 – 0,07 = 0,04. 6. Dari hasil seluruh pengamatan, ambil nilai D yang paling maksimum, dimana dalam perhitungan untuk dimensi Tinggi Bahu Berdiri Tegak, nilai Dmaximum nya adalah 0,14. 7. Bandingkan nilai D yang diperoleh dengan nilai D tabel, dimana nilai D tabel adalah 0,432 dan nilai D yang diperoleh adalah 0,14, maka kesimpulannya adalah data tersebut berdistribusi normal karena D tabel 0,14. II-1 Untuk uji kenormalan pada dimensi-dimensi yang lain dapat dilihat pada Tabel 5.44. dan 5.45. Tabel 5.44. Hasil Perhitungan Uji Kolmogorof-Smirnov pada Dimensi Anthropometri Operator No Dimensi X Fax σ Z Fex Dmaks Dtabel Ket 1 Tinggi Badan Tegak 161.67 0.33 6.45 -0.88 0.19 0.14 0.432 Normal 2 Lebar Pinggul 34.39 0.67 1.96 -0.2 0.42 0.25 0.432 Normal 3 Lebar Bahu 41.5 0.33 2.88 -0.87 0.19 0.14 0.432 Normal 4 Pantat ke Lutut 50.67 0.67 3.32 0.1 0.54 0.13 0.432 Normal 5 Tinggi Duduk Tegak 80.28 0.44 3.31 -0.69 0.25 0.20 0.432 Normal 6 Jangkauan Tangan 72.89 0.89 1.96 0.57 0.71 0.17 0.432 Normal 7 Tinggi Siku Duduk 27.17 0.56 4.92 -0.24 0.41 0.15 0.432 Normal Tabel 5.45. Hasil Perhitungan Uji Kolmogorof-Smirnov pada Dimensi Anthropometri Mahasiswa No Dimensi X Fax σ Z Fex Dmaks Dtabel Ket 1 Tinggi Badan Tegak 161.25 0.65 6.98 -0.04 0.49 0.16 0.294 Normal 2 Lebar Pinggul 33.35 0.35 2.36 -0.83 0.2 0.15 0.294 Normal 3 Lebar Bahu 37.71 0.25 2.28 -1.1 0.14 0.11 0.294 Normal 4 Pantat ke Lutut 50.36 0.55 2.31 -0.15 0.44 0.11 0.294 Normal 5 Tinggi Duduk Tegak 82.94 0.75 4.20 0.02 0.51 0.24 0.294 Normal 6 Jangkauan Tangan 76.08 0.35 3.12 -0.67 0.25 0.10 0.294 Normal 7 Tinggi Siku Duduk 23.47 0.50 3.38 -0.43 0.33 0.17 0.294 Normal II-1 X X X 5.2.6.4.Perhitungan Persentil Setelah diperoleh data anthropometri dari pengukuran seluruh operator dan mahasiswa, selanjutnya akan ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari adalah nilai persentil 5, 50, dan 95. Cara penentuan nilai persentil data anthropometri tersebut adalah sebagai berikut. Contoh : Perhitungan persentil Tinggi Bahu Berdiri Tegak P 5 = -1.645 σ = 161.67 – 1.645 6.45 = 151.06 P 50 = = 161.67 P 95 = + 1,645 σ = 161.67 + 1.645 6.45 = 172.27 Nilai-nilai persentil ke-5, 50 ,dan 95 untuk seluruh dimensi anthropometri dapat dilihat pada Tabel 5.46. Tabel 5.46. Perhitungan Persentil ke-5, 50, dan 95 untuk Seluruh Dimensi Anthropometri No Dimensi Anthropometri X σ P 5 P 50 P 95 1 Tinggi Badan Tegak 161.67 6.45 151.06 161.67 171.27 2 Lebar Pinggul 34.39 1.96 31.16 34.39 37.62 3 Lebar Bahu 41.50 2.88 36.76 41.50 46.24 II-1 Tabel 5.46. Perhitungan Persentil ke-5, 50, dan 95 untuk Seluruh Dimensi Anthropometri Lanjutan No Dimensi Anthropometri X σ P 5 P 50 P 95 4 Pantat ke Lutut 50.67 3.32 45.21 50.67 56.12 5 Tinggi Duduk Tegak 80.28 3.31 74.84 80.28 85.72 6 Jangkauan Tangan 72.89 1.96 69.66 72.89 76.12 7 Tinggi Siku Duduk 27.17 4.92 19.07 27.17 35.27 5.2.6.5.Prinsip Perancangan Data Anthropometri Pengolahan data untuk menentukan dimensi rancangan fasilitas kerja menggunakan prinsip penggunaan data anthropometri yang ekstrim dengan tujuan hasil rancangan dapat digunakan dengan nyaman oleh populasi yang ada. Hasil pengolahan data untuk menentukan dimensi rancangan fasilitas kerja adalah sebagai berikut : 1. Tinggi Kursi Kerja Tinggi kursi yang dirancang disesuaikan dengan selisih dimensi anthropometri Tinggi Badan Tegak dengan Tinggi Badan duduk dengan nilai persentil 5 . Dimensi : Tinggi Badan Tegak - Tinggi Badan Duduk Ukuran Data : 151.06cm – 80.28cm = 76.23 cm 2. Lebar Dudukan Kursi Lebar dudukan krusi yang dirancang disesuaikan dengan dimensi anthropometri lebar pinggul duduk dengan nilai persentil 95 . Dimensi : Lebar Pinggul Ukuran Data : 37.62cm II-1 3. Panjang Dudukan Kursi Panjang dudukan kursi yang dirancang disesuaikan dengan dimensi anthropometri pantat ke lutut dengan nilai persentil 5 . Dimensi : Pantat ke Lutut Ukuran Data : 45.1 cm 4. Tinggi Sandaran Kursi Tinggi sandaran kursi yang dirancang disesuaikan dengan dimensi anthropometri tinggi siku duduk dengan nilai persentil 50 Dimensi : Tinggi Siku Duduk Ukuran Data : 129.57 cm + 35.78 cm = 165.35 cm II-1

BAB VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Tingkat Keluhan

Musculoskeletal Pembobotan dilakukan untuk mengetahui bagian tubuh mana yang mengalami rasa sakit, dengan demikian akan dirancang fasilitas kerja baru yang dapat meminimalkan rasa sakit tersebut. Setelah dilakukan perhitungan persentase keluhan secara keseluruhan terhadap 9 orang operator, maka diperoleh bahwa rata-rata operator mengalami keluhan terbesar pada bagian tubuh antara lain : 10. Bagian pinggang 11. Bagian bokong 12. Bagian punggung 13. Bagian betis kiri 14. Bagian betis kanan 15. Bagian paha kiri 16. Bagian paha kanan 17. Bagian bahu kiri 18. Bagian bahu kanan Keluhan musculoskeletal pada beberapa bagian tubuh operator disebabkan karena posisi kerja yang tidak ergonomis pada saat melakukan pekerjaan, dikarenakan fasilitas kerja yang kurang ergonomis sehingga operator bekerja

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : Di PT. Oleochem and Soap Industri)

18 109 164

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

0 1 35

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

0 1 14

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

0 1 22