II-1 d. Lanjutkan pengujian dengan memasukkan nilai korelasi ke dalam rumus
Spearman Brown:
r =
rho rho
x +
1 2
r =
9360 ,
1 9360
, 2
+ x
r = 0,9669 5. Kesimpulan :
Karena nilai r
hitung
r
tabel
0,9669 0,666 maka Ho diterima. Artinya kuesioner merupakan instrumen yang reliabel dan dapat dipergunakan.
5.2.4. Perancangan Fasilitas
Setelah mengetahui bagian tubuh yang mengalami keluhan dan nilai level resiko postur kerja operator , maka dilakukan perancangan fasilitas berupa kursi
kerja dengan beberapa langkah.
5.2.4.1.Klarifikasi Tujuan
Klarifikasi tujuan adalah langkah pertama pada perancangan produk Nigel Cross. Klarifikasi tujuan dilakukan untuk menentukan tujuan perancangan produk
dan sub-sub tujuan, serta hubungan di antara keduanya. Hubungan antara keduanya dengan menggunakan pertanyaan‘bagaimana’ How dan pertanyaan
‘mengapa’ Why. Adapun langkah–langkah yang harus dilakukan dalam membuat pohon tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Membuat daftar tujuan perancangan produk
II-1 Daftar tujuan perancangan produk kursi kerja adalah :
1. Bahan kerangka dari besi 2. Bahan alas duduk dari busa
3. Bahan pelapis duduk dari kulit 4. Bahan sandaran kursi dari busa
5. Bahan pelapis sandaran dari kulit 6. Warna kursi hitam
7. Berat kursi 4kg 8. Daya tahan 15 tahun
9. Pertimbangan dalam merancang adalah kenyamanan 10. Fungsi tambahan adalah pijakan kaki
b. Menyusun daftar tujuan dan sub tujuan dari tingkatan yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah.
1. Bahan, berhubungan dengan bahan yang akan digunakan untuk membuat produk secara keseluruhan Gambar 5.8.
2. Desain, berhubungan dengan desain perancangan produk secara keseluruhan Gambar 5.9.
3. Fungsi, berhubungan dengan fungsi-fungsi yang ada dalam sebuah produk Gambar 5.10.
4. Kualitas, berhubungan dengan kualitas dari sebuah produk Gambar 5.11.
II-1
Bahan Bahan
Sandaran Bahan Alas
Duduk Bahan
PelapisDuduk
Bahan Pelapis
Sandaran Bahan
Kerangka Besi
Busa
Kulit
Busa
Kulit
Gambar 5.8. Sub Tujuan Bahan
Fungsi Perimbangan
dalam merancang
Tambahan Pijakan Kaki
Kenyamanan
Gambar 5.9. Sub Tujuan Fungsi
Desain Warna
Hitam
4Kg Berat
Gambar 5.10. Sub Tujuan Desain
II-1
Kualitas Daya tahan
15 Tahun
Gambar 5.11. Sub Tujuan Kualitas
c. Menggambarkan pohon tujuan yang menunjukkan hubungan hierarki antara tujuan-tujuan dan sub-sub tujuan
Pohon Tujuan perancangan kursi dapat dilihat pada Gambar 5.12.
II-1
Bahan Bahan
Sandaran Bahan Alas
Duduk Bahan
PelapisDuduk
Bahan Pelapis
Sandaran Bahan
Kerangka Besi
Busa
Kulit
Busa
Kulit
Fungsi Perimbangan
dalam merancang
Tambahan Pijakan Kaki
Kenyamanan
Desain Warna
Hitam
4Kg Berat
Kualitas Daya tahan
15 Tahun Kursi Kerja
Gambar 5.12. Pohon Tujuan Kursi
II-1
5.2.4.2.Penetapan Fungsi
Penetapan fungsi bertujuan untuk menentukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan batas sistem dari sebuah rancangan. Penetapan fungsi
menggunakan metode analisis fungsi dimana setiap komponen atau suatu bagian memiliki fungsi utama dan fungsi pendukung sehingga dapat memperjelas
kegunaan produk bagi konsumen. Langkah-langkah dalam Penetapan Fungsi adalah:
1. Menggambarkan fungsi rancangan keseluruhan dalam bentuk input-output. Langkah pertama digambarkan melalui suatu diagram transformasi input-
output Black Box yang menunjukkan proses pertambahan nilai suatu input menjadi output. Transformasi Input-output dapat dilihat pada Gambar 5.13.
Gambar 5.13. Proses Transformasi Input-output Kursi Kerja Ergonomis Input
Black Box Output
1. Tenaga kerja 2. Bahan :
Besi Kulit
Busa Cat
3. PeralatanMesin Mesin bubut
Mesin milling Mesin las
Mesin potong
4. Modal 5. Informasi
Proses Transformasi Nilai Tambah
Kursi Kerja
Input
II-1 2. Memecah fungsi keseluruhan menjadi sub-sub fungsi yang essensial
Sub fungsi perancangan produk kursi adalah : a. Membuat kerangka dasar kursi
b. Membuat alas duduk dan sandaran kursi c. Mengukur banyak bahan kulit dan busa yang digunakan
d. Memotong bahan untuk bahan dan bahan lapis kursi e. Pengelasan
f. Finishing 3. Menggambar blok diagram yang menunjukkan interaksi antara sub-sub fungsi
Blok diagram interaksi antara sub-sub tujuan dapat dilihat pada Gambar 5.14.
Gambar 5.14. Blok Diagram yang Menunjukkan Interakasi Antara Sub-sub Fungsi yang Essensial
Input
Membuat kerangka dasar kursi
Membuat alas dan sandaran
Mengukur banyak bahan kulit dan busa
Memotong bahan kulit dan bahan lapis
Pengelasan Finishing
Output
II-1 4. Menggambar Sistem Pembatas Boundary System
Boundary system menjelaskan batas-batas fungsional untuk produk yang dirancang. Boundary system dapat dilihat pada Gambar 5.15.
Keterangan : Sistem pembatas
Aliran material
Fungsi Utama Gambar 5.15.
Boundary System
5. Mencari komponen-komponen yang tepat untuk melaksanakan sub-sub fungsi. Komponen-komponen yang diperlukan untuk melaksanakan sub fungsi
adalah: a. Besi untuk pembuatan kerangka kursi
b. Lempengan besi untuk sandaran dan alas dudukan c. Busa untuk bahan dudukan dan sandaran yang dilapisi kulit jok
Cat elektroda
besi scrap
besi scrap
Membuat alas dan sandaran
Mengukur banyak bahan kulit dan besi
Memotong bahan kulit dan bahan lapis
Pengelasan Finishing
Input
Kursi kerja
Membuat kerangka dasar kursi
II-1
5.2.4.3.Menyusun Kebutuhan
Menyusun kebutuhan merupakan tahapan dimana pengumpulan dan pengelompokkan kebutuhan konsumen terhadap produk kursi kerja.
Langkah-langkah dalam penyusunan kebutuhan adalah : 1. Membuat level generalitas yang berbeda-beda dari solusi rancangan yang
diterapkan. Produk alternatif : kursi kerja
Spesifikasi : a. Bahan : - Kerangka : Besi
- Alas duduk : Busa - Pelapis duduk : Kulit
- Sandaran : Busa - Pelapis sandaran : Kulit
b. Fungsi : - Tambahan : Pijakan kaki - Pertimbangan dalam merancang : Kenyamanan
c. Desain : - Warna : Hitam - Berat : 10 mm
d. Kualitas : - Daya Tahan : 15 Tahun 2. Menentukan level generalitas untuk dioperasikan
a. Kursi kerja dengan desain yang baik b. Kursi kerja yang nyaman
c. Kursi kerja yang memiliki daya tahan lama
II-1 3. Mengidentifikasi performansi atribut produk yang diperlukan dengan metode
analisa 5 W What, Who, Why, Where, When : What apa
: Produk yang dibuat adalah alat kursi kerja Who siapa
: kursi kerja khususnya ditujukan kepada pengguna fasilitas kerja pada PT Carsurindo Siperkasa bagian pemotongan.
Why Mengapa : kursi kerja dibuat karena adanya permintaan konsumen terhadap kenyamanan yang dibutuhkan di bagian
pemotongan. Where Dimana : kursi kerja digunakan di industri pembuatan pallet kayu di
PT. Carsurindo Siperkasa. When Kapan
: kursi kerja digunakan saat proses pemotongan berlangsung.
4. Menentukan performansi kebutuhan untuk setiap atribut Spesifikasi kursi kerja ditentukan berdasarkan data “demands” D yang
berasal dari konsumen dan data “wishes” W dari perancang, yang dapat dilihat pada Tabel 5.33.
Tabel 5.33. Spesifikasi Produk Kursi Kerja
D atau W Kebutuhan
W Bahan kerangka dari besi
W Bahan alas duduk dari busa
W Bahan pelapis duduk dari kulit
W Bahan sandaran dari busa
W Bahan pelapis sandaran dari kulit
W Fungsi tambahan berupa pijakan kaki
D Pertimbangan dalam merancang berupa
kenyamanan W
Berwarna hitam D
Berat 4kg D
Daya tahan 15 tahun
II-1
5.2.4.4.Penentuan Karakteristik
Dalam penentuan karakteristik yang memiliki tujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap produk kursi kerja digunakan
metode QFD Quality Function Deployment. Keinginan konsumen yang diperoleh dari kuesioner tertutup berupa atribut untuk kursi kerja akan disesuaikan
dengan karakteristik teknik. Hal itu dilakukan dengan menggunakan House of Quality.
Prosedur penggunaan matriks HOQ adalah : a. Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam bentuk atribut yang nantinya
diinginkan oleh responden. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui dua tahap yaitu sebagai berikut :
Tahap 1 : kuesioner terbuka Para responden bebas untuk menentukan jawaban mengenai atribut yang
dianggap penting untuk kursi kerja. Kuesioner disebarkan terhadap 9 orang responden.
Tahap 2 : kuesioner tertutup Pada kuesioner tertutup, jawaban responden diberikan dengan mengisi kolom-
kolom yang telah berisi atribut-atribut baik primer, sekunder, dan tersier yang berasal dari modus kuesioner terbuka. Atribut kursi kerja dapat dilihat pada
Tabel 5.34.
II-1
Tabel 5.34. Atribut Produk Kursi Kerja NO
Atribut Primer
Sekunder Tersier
1 Bahan
Bahan Kerangka Besi
Bahan Alas Duduk Busa
Bahan Pelapis Duduk Kulit
Bahan Sandaran Busa
Bahan Pelapis Sandaran Kulit
2 Fungsi
Tambahan Pijakan Kaki
Pertimbangan Dalam Merancang
Kenyamanan 3
Desain Warna
Hitam Berat
4Kg 4
Kualitas Daya Tahan 15 Tahun
b. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut produk Penentuan tingkat kepentingan relatif atribut dilakukan dengan memberikan
bobot persentase pada masing–masing atribut dengan menggunakan skala prioritas. Dalam hal digunakan modus yang didapat dari kuesioner tertutup
sesuai dengan skala Likert yang dapat dilihat pada Tabel 5.35.
Tabel 5.35. Modus Atribut Produk Kursi Kerja NO
Atribut Tingkat Kepentingan
Primer Sekunder
Tersier
1 Bahan
Bahan Kerangka Besi
4 Bahan Alas Duduk
Busa 4
Bahan Pelapis Duduk Kulit
4 Bahan Sandaran
Busa 5
Bahan Pelapis Sandaran Kulit
4 2
Fungsi Tambahan
Pijakan Kaki 3
Pertimbangan Dalam Merancang
Kenyamanan 4
3 Desain
Warna Hitam
5 Berat
4Kg 5
4 Kualitas Daya Tahan
15 Tahun 5
II-1 c. Mengevaluasi Harapan Konsumen
Evaluasi harapan konsumen dapat dilihat pada Tabel 5.36.
Tabel 5.36. Evaluasi Harapan Konsumen Produk Kursi Kerja NO
Atribut Tingkat Kepentingan
Primer Sekunder
Tersier
1 Bahan
Bahan Kerangka Besi
4 Bahan Alas Duduk
Busa 4
Bahan Pelapis Duduk Kulit
4 Bahan Sandaran
Busa 4
Bahan Pelapis Sandaran Kulit
4 2
Fungsi Tambahan
Pijakan Kaki 3
Pertimbangan Dalam Merancang
Kenyamanan 4
3 Desain
Warna Hitam
4 Berat
4Kg 5
4 Kualitas Daya Tahan
15 Tahun 5
d. Menggambar matriks perlawanan antara atribut produk dengan karakteristik teknik.
Atribut yang telah diterjemahkan ke dalam karakteristik teknis diletakkan pada bagian vertikal di tepi sebelah kiri sedangkan karakteristik teknis diletakkan
pada bagian horizontal di tepi atas seperti pada Gambar 5.16.
II-1
Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa
Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa
Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki
Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan
Desain warna hitam Berat 4kg
Daya tahan 15 tahun Kekuatan bahan
Kenyamanan bahan Ketebalan busa
Desain yang menarik
Lama pengecetan Jenis bahan
Lama pengelasan
Keterangan: Derajat hubungan
x = Positif kuat = 4
o = Positif sedang = 3
v = Negatif sedang = 2
+ = Negatif kuat = 1
Gambar 5.16. Matriks Perlawanan antara Atribut Produk dengan Karakteristik Teknik
e. Mengidentifikasi hubungan antara atribut produk dengan karakteristik teknis. Dalam hal dilakukan dengan menggunakan skor yang tertinggi
menunjukkan tingkat kemudahan yang tinggi bagi tim perancang untuk mengidentifikasi karakteristik teknis yang paling mempengaruhi kepuasan
konsumen. Dapat dilihat pada Gambar 5.17.
II-1
Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa
Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa
Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki
Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan
Desain warna hitam Berat 4kg
Daya tahan 15 tahun Kekuatan bahan
Kenyamanan bahan Ketebalan busa
Desain yang menarik
Lama pengecetan Jenis bahan
Lama pengelasan 4
4 4
5 4
3 4
5 5
5 x
v +
o +
x o
x x
x o
+ x
+ x
x +
o +
x +
x x
x o
+ x
+ x
x +
o +
x +
x v
+ x
+ x
+ x
x o
o +
x +
+ +
+ x
x v
+ x
v o
o v
x +
x +
v +
o x
x
Keterangan: Derajat hubungan
x = Positif kuat = 4
o = Positif sedang = 3
v = Negatif sedang = 2
+ = Negatif kuat = 1
Gambar 5.17. Matriks Hubungan antara Atribut Produk dengan Karakteristik Teknik
f. Mengidentifikasi interaksi yang relevan antara karakteristik teknik. Pada Rumah Mutu, besaran diletakkan pada bagian roof. Dengan
menggunakan matriks roof akan mempermudah dalam pemeriksaan setiap pasangan karakteristik teknis. Dilihat pada Gambar 5.18.
II-1
Kekuatan bahan Kenyamanan bahan
Ketebalan busa Desain yang
menarik Lama pengecetan
Jenis bahan Lama pengelasan
v o
+ v
+ o
o o
+ o
+ v
+ o
+ +
x +
x +
x
Gambar 5.18. Hubungan Antar Sesama Karakteristik Teknik
g. Menentukan gambaran target yang ingin dicapai. Dalam tahap akhir dari QFD ditentukan target yang ingin dicapai untuk
pengukuran parameter karakteristik teknis sehingga dapat menghasilkan produk yang dapat memuaskan keinginan konsumen.
a. Penentuan tingkat kesulitan Tingkat kesulitan ditentukan dari hubungan karakteristik teknis. Perhitungan
dilakukan dengan menterjemahkan semua bobot nilai hubungan kemudian membagi bobot dari tiap-tiap karaktertistik teknik dengan jumlah bobot tadi.
Selanjutnya, tingkat kesulitan diberikan berdasarkan rentang persentase yang diperoleh.
1 = mudah = 0 – 5
2 = cukup mudah = 6 – 11
3 = sulit = 12 – 17
4 = sangat sulit = 18 – 23
5 = mutlak sulit 24
Besar nilai tingkat kesulitan dapat dihitung dengan cara menghitung terlebih dahulu total bobot untuk masing-masing hubungan antara sesama
karakteristik teknis yaitu:
II-1 Bobot untuk kekuatan bahan
= 2 + 1 + 2 + 1 + 4 + 4 = 14 Bobot untuk kenyamanan bahan
= 2 + 3 + 3 + 1 + 4 + 1 = 14 Bobot untuk ketebalan busa
= 1 + 3 + 2 + 1 + 2 + 1 = 10 Bobot untuk desain yang menarik
= 2 + 3 + 2 + 1 + 3 + 1 = 11 Bobot untuk lama pengecetan
= 1 + 1 + 1 + 1 + 2 + 1 = 7 Bobot untuk jenis bahan
= 4 + 4 + 2 + 3 + 2 + 1 = 16 Bobot untuk lama pengelasan
= 4 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 9 Total bobot untuk semua hubungan antar sesama karakteristik teknis
adalah : = 14 + 14 + 10 + 11 + 7 + 16 + 9
= 81 Untuk tingkat kesulitan masing-masing karakteristik teknis digunakan
rumus : Tingkat Kesulitan
100 x
tikTeknis Karakteris
Bobot Total
Teknis tik
Karakteris Tiap
Bobot =
Tingkat Kesulitan untuk kekuatan bahan =
17 28
, 17
100 81
14 ≈
= ×
3
Tingkat Kesulitan untuk kenyamanan bahan =
17 28
, 17
100 81
14 ≈
= ×
3
Tingkat Kesulitan untuk ketebalan busa =
12 34
, 12
100 81
10 ≈
= ×
3
Tingkat Kesulitan untuk desain yang menarik =
13 58
, 13
100 81
11 ≈
= ×
3
Tingkat Kesulitan untuk lama pengecetan =
8 64
, 8
100 81
7 ≈
= ×
2
II-1 Tingkat Kesulitan untuk jenis bahan
=
19 75
, 19
100 81
16 ≈
= ×
4
Tingkat Kesulitan untuk lama pengelasan =
11 11
, 11
100 81
9 ≈
= ×
2 b. Penentuan derajat kepentingan
Besar nilai derajat kepentingan dapat dihitung dengan cara menghitung terlebih dahulu total bobot untuk masing-masing hubungan
antara atribut produk dengan karakteristik teknis. Bobot untuk kekuatan bahan
= 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 1 + 4 + 4 = 37 Bobot untuk kenyamanan bahan
= 2 + 4 + 4 + 4 + 4 + 2 + 4 + 1 + 2 + 1 = 28 Bobot untuk ketebalan busa
= 1 + 4 + 1 + 4 + 1 + 1 + 3 + 1 + 3 + 2 = 21 Bobot untuk desain yang menarik
= 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 4 + 3 + 4 + 3 + 1 = 30 Bobot untuk lama pengecetan
= 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 4 + 2 + 3 = 16 Bobot untuk jenis bahan
= 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 2 + 4 + 4 = 38 Bobot untuk lama pengelasan
= 3 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 4 = 15 Total bobot untuk semua hubungan antara atribut produk dan karakteristik
teknis yaitu : = 37 + 28 + 21 + 30 + 16 + 38 + 15
= 185 Untuk menghitung derajat kepentingan untuk atribut produk dengan karakteristik
teknis digunakan rumus : 100
x atribut
dengan tikTeknis
Karakteris Bobot
Total atribut
dengan Teknis
tik Karakteris
Tiap Bobot
entingan DerajatKep
=
Derajat Kepentingan untuk kekuatan bahan =
20 20
100 185
37 ≈
= ×
II-1 Derajat Kepentingan untuk kenyamanan bahan
=
15 13
, 15
100 185
28 ≈
= ×
Derajat Kepentingan untuk ketebalan busa =
11 35
. 11
100 185
21 ≈
= ×
Derajat Kepentingan untuk desain yang menarik =
16 21
, 16
100 185
30 ≈
= ×
Derajat Kepentingan untuk lama pengecetan =
8 64
, 8
100 185
16 ≈
= ×
Derajat Kepentingan untuk jenis bahan =
20 54
, 20
100 185
38 ≈
= ×
Derajat Kepentingan untuk lama pengelasan =
8 10
, 8
100 185
15 ≈
= ×
c. Perkiraan biaya : Yang dijadikan sebagai dasar perkiraan biaya adalah faktor tingkat
kesulitan, semakin sulit suatu karakteristik teknik dibuat, akan semakin mahal pula alokasi biayanya. Perkiraan biaya dinyatakan dalam persen dan
diperngaruhi berbagai pertimbangan dari si perancang sendiri. Total bobot tingkat kesulitan dari karakteristik teknis produk yaitu, sebagai
berikut : = 3 + 3 + 3 + 3 + 2 + 4 + 2
= 24 Perkiraan Biaya untuk kekuatan bahan
=
12 5
, 12
100 24
3 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk kenyamanan bahan =
12 5
, 12
100 24
3 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk ketebalan busa =
12 5
, 12
100 24
3 ≈
= ×
II-1 Perkiraan Biaya untuk desain yang menarik
=
12 5
, 12
100 24
3 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk lama pengecetan =
8 33
, 8
100 24
2 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk jenis bahan =
16 66
, 16
100 24
4 ≈
= ×
Perkiraan Biaya untuk lama pengelasan =
8 33
, 8
100 24
2 ≈
= ×
Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya dapat dilihat pada Gambar 5.19.
Tingkat kesulitan Derajat kepentingan
Perkiraan biaya 3
3 3
3 2
4 2
12 12
12 12
8 16
8 20
15 11
16 8
20 8
Gambar 5.19. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya
h. Membuat Rumah mutu
Dalam tahap akhir dari QFD, adalah keseluruhan langkah diatas digabungkan sehingga menghasilkan sebuah gambar rumah mutu seperti Gambar
5.20.
II-1
Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa
Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa
Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki
Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan
Desain warna hitam Berat 4kg
Daya tahan 15 tahun Kekuatan bahan
Kenyamanan bahan Ketebalan busa
Desain yang menarik
Lama pengecetan Jenis bahan
Lama pengelasan
Tingkat kesulitan Derajat kepentingan
Perkiraan biaya Persepsi konsumen
5 4
3 2
1 modus
Tingkat kesulitan
1 = mudah = 1-20
3 = cukup mudah = 21-40
5 = sulit = 41-60
7 = sangat sulit = 61-80
9 = mutlak sulit = 81- 100
Perkiraan biaya
1-15 = murah 16-30 = mahal
31-45 = sangat mahal
Derajat kepentingan
1-15 = cukup penting 16-30 = penting
31-45 = sangat penting
Derajat hubungan
x = Positif kuat = 4
o = Positif sedang = 3 v = Negatif sedang = 2
+ = Negatif kuat = 1
Persepsi konsumen
5 = sangat baik 4 = baik
3 = cukup 2 = buruk
1 = sangat buruk
P = produk rancangan
4 4
4 5
4 3
4 5
5 5
x v
+ o
+ x
o x
x x
o +
x +
x x
+ o
+ x
+ x
x x
o +
x +
x x
+ o
+ x
+ x
v +
x +
x +
x x
o o
+ x
+ +
+ +
x x
v +
x v
o o
v x
+ x
+ v
+ o
x x
v o
+ v
+ o
o o
+ o
+ v
+ o
+ +
x +
x +
x
3 3
3 3
2 4
2 12
12 12
12 8
16 8
20 15
11 16
8 20
8 P
P P
P P
P P
P P
P
Gambar 5.20. House of Quality Produk Kursi Kerja
5.2.5. Pendekatan AHP