Perancangan Fasilitas Bagian Kiri

II-1 d. Lanjutkan pengujian dengan memasukkan nilai korelasi ke dalam rumus Spearman Brown: r = rho rho x + 1 2 r = 9360 , 1 9360 , 2 + x r = 0,9669 5. Kesimpulan : Karena nilai r hitung r tabel 0,9669 0,666 maka Ho diterima. Artinya kuesioner merupakan instrumen yang reliabel dan dapat dipergunakan.

5.2.4. Perancangan Fasilitas

Setelah mengetahui bagian tubuh yang mengalami keluhan dan nilai level resiko postur kerja operator , maka dilakukan perancangan fasilitas berupa kursi kerja dengan beberapa langkah. 5.2.4.1.Klarifikasi Tujuan Klarifikasi tujuan adalah langkah pertama pada perancangan produk Nigel Cross. Klarifikasi tujuan dilakukan untuk menentukan tujuan perancangan produk dan sub-sub tujuan, serta hubungan di antara keduanya. Hubungan antara keduanya dengan menggunakan pertanyaan‘bagaimana’ How dan pertanyaan ‘mengapa’ Why. Adapun langkah–langkah yang harus dilakukan dalam membuat pohon tujuan tersebut adalah sebagai berikut : a. Membuat daftar tujuan perancangan produk II-1 Daftar tujuan perancangan produk kursi kerja adalah : 1. Bahan kerangka dari besi 2. Bahan alas duduk dari busa 3. Bahan pelapis duduk dari kulit 4. Bahan sandaran kursi dari busa 5. Bahan pelapis sandaran dari kulit 6. Warna kursi hitam 7. Berat kursi 4kg 8. Daya tahan 15 tahun 9. Pertimbangan dalam merancang adalah kenyamanan 10. Fungsi tambahan adalah pijakan kaki b. Menyusun daftar tujuan dan sub tujuan dari tingkatan yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. 1. Bahan, berhubungan dengan bahan yang akan digunakan untuk membuat produk secara keseluruhan Gambar 5.8. 2. Desain, berhubungan dengan desain perancangan produk secara keseluruhan Gambar 5.9. 3. Fungsi, berhubungan dengan fungsi-fungsi yang ada dalam sebuah produk Gambar 5.10. 4. Kualitas, berhubungan dengan kualitas dari sebuah produk Gambar 5.11. II-1 Bahan Bahan Sandaran Bahan Alas Duduk Bahan PelapisDuduk Bahan Pelapis Sandaran Bahan Kerangka Besi Busa Kulit Busa Kulit Gambar 5.8. Sub Tujuan Bahan Fungsi Perimbangan dalam merancang Tambahan Pijakan Kaki Kenyamanan Gambar 5.9. Sub Tujuan Fungsi Desain Warna Hitam 4Kg Berat Gambar 5.10. Sub Tujuan Desain II-1 Kualitas Daya tahan 15 Tahun Gambar 5.11. Sub Tujuan Kualitas c. Menggambarkan pohon tujuan yang menunjukkan hubungan hierarki antara tujuan-tujuan dan sub-sub tujuan Pohon Tujuan perancangan kursi dapat dilihat pada Gambar 5.12. II-1 Bahan Bahan Sandaran Bahan Alas Duduk Bahan PelapisDuduk Bahan Pelapis Sandaran Bahan Kerangka Besi Busa Kulit Busa Kulit Fungsi Perimbangan dalam merancang Tambahan Pijakan Kaki Kenyamanan Desain Warna Hitam 4Kg Berat Kualitas Daya tahan 15 Tahun Kursi Kerja Gambar 5.12. Pohon Tujuan Kursi II-1 5.2.4.2.Penetapan Fungsi Penetapan fungsi bertujuan untuk menentukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan batas sistem dari sebuah rancangan. Penetapan fungsi menggunakan metode analisis fungsi dimana setiap komponen atau suatu bagian memiliki fungsi utama dan fungsi pendukung sehingga dapat memperjelas kegunaan produk bagi konsumen. Langkah-langkah dalam Penetapan Fungsi adalah: 1. Menggambarkan fungsi rancangan keseluruhan dalam bentuk input-output. Langkah pertama digambarkan melalui suatu diagram transformasi input- output Black Box yang menunjukkan proses pertambahan nilai suatu input menjadi output. Transformasi Input-output dapat dilihat pada Gambar 5.13. Gambar 5.13. Proses Transformasi Input-output Kursi Kerja Ergonomis Input Black Box Output 1. Tenaga kerja 2. Bahan : Besi Kulit Busa Cat 3. PeralatanMesin Mesin bubut Mesin milling Mesin las Mesin potong 4. Modal 5. Informasi Proses Transformasi Nilai Tambah Kursi Kerja Input II-1 2. Memecah fungsi keseluruhan menjadi sub-sub fungsi yang essensial Sub fungsi perancangan produk kursi adalah : a. Membuat kerangka dasar kursi b. Membuat alas duduk dan sandaran kursi c. Mengukur banyak bahan kulit dan busa yang digunakan d. Memotong bahan untuk bahan dan bahan lapis kursi e. Pengelasan f. Finishing 3. Menggambar blok diagram yang menunjukkan interaksi antara sub-sub fungsi Blok diagram interaksi antara sub-sub tujuan dapat dilihat pada Gambar 5.14. Gambar 5.14. Blok Diagram yang Menunjukkan Interakasi Antara Sub-sub Fungsi yang Essensial Input Membuat kerangka dasar kursi Membuat alas dan sandaran Mengukur banyak bahan kulit dan busa Memotong bahan kulit dan bahan lapis Pengelasan Finishing Output II-1 4. Menggambar Sistem Pembatas Boundary System Boundary system menjelaskan batas-batas fungsional untuk produk yang dirancang. Boundary system dapat dilihat pada Gambar 5.15. Keterangan : Sistem pembatas Aliran material Fungsi Utama Gambar 5.15. Boundary System 5. Mencari komponen-komponen yang tepat untuk melaksanakan sub-sub fungsi. Komponen-komponen yang diperlukan untuk melaksanakan sub fungsi adalah: a. Besi untuk pembuatan kerangka kursi b. Lempengan besi untuk sandaran dan alas dudukan c. Busa untuk bahan dudukan dan sandaran yang dilapisi kulit jok Cat elektroda besi scrap besi scrap Membuat alas dan sandaran Mengukur banyak bahan kulit dan besi Memotong bahan kulit dan bahan lapis Pengelasan Finishing Input Kursi kerja Membuat kerangka dasar kursi II-1 5.2.4.3.Menyusun Kebutuhan Menyusun kebutuhan merupakan tahapan dimana pengumpulan dan pengelompokkan kebutuhan konsumen terhadap produk kursi kerja. Langkah-langkah dalam penyusunan kebutuhan adalah : 1. Membuat level generalitas yang berbeda-beda dari solusi rancangan yang diterapkan. Produk alternatif : kursi kerja Spesifikasi : a. Bahan : - Kerangka : Besi - Alas duduk : Busa - Pelapis duduk : Kulit - Sandaran : Busa - Pelapis sandaran : Kulit b. Fungsi : - Tambahan : Pijakan kaki - Pertimbangan dalam merancang : Kenyamanan c. Desain : - Warna : Hitam - Berat : 10 mm d. Kualitas : - Daya Tahan : 15 Tahun 2. Menentukan level generalitas untuk dioperasikan a. Kursi kerja dengan desain yang baik b. Kursi kerja yang nyaman c. Kursi kerja yang memiliki daya tahan lama II-1 3. Mengidentifikasi performansi atribut produk yang diperlukan dengan metode analisa 5 W What, Who, Why, Where, When : What apa : Produk yang dibuat adalah alat kursi kerja Who siapa : kursi kerja khususnya ditujukan kepada pengguna fasilitas kerja pada PT Carsurindo Siperkasa bagian pemotongan. Why Mengapa : kursi kerja dibuat karena adanya permintaan konsumen terhadap kenyamanan yang dibutuhkan di bagian pemotongan. Where Dimana : kursi kerja digunakan di industri pembuatan pallet kayu di PT. Carsurindo Siperkasa. When Kapan : kursi kerja digunakan saat proses pemotongan berlangsung. 4. Menentukan performansi kebutuhan untuk setiap atribut Spesifikasi kursi kerja ditentukan berdasarkan data “demands” D yang berasal dari konsumen dan data “wishes” W dari perancang, yang dapat dilihat pada Tabel 5.33. Tabel 5.33. Spesifikasi Produk Kursi Kerja D atau W Kebutuhan W Bahan kerangka dari besi W Bahan alas duduk dari busa W Bahan pelapis duduk dari kulit W Bahan sandaran dari busa W Bahan pelapis sandaran dari kulit W Fungsi tambahan berupa pijakan kaki D Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan W Berwarna hitam D Berat 4kg D Daya tahan 15 tahun II-1 5.2.4.4.Penentuan Karakteristik Dalam penentuan karakteristik yang memiliki tujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap produk kursi kerja digunakan metode QFD Quality Function Deployment. Keinginan konsumen yang diperoleh dari kuesioner tertutup berupa atribut untuk kursi kerja akan disesuaikan dengan karakteristik teknik. Hal itu dilakukan dengan menggunakan House of Quality. Prosedur penggunaan matriks HOQ adalah : a. Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam bentuk atribut yang nantinya diinginkan oleh responden. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui dua tahap yaitu sebagai berikut : Tahap 1 : kuesioner terbuka Para responden bebas untuk menentukan jawaban mengenai atribut yang dianggap penting untuk kursi kerja. Kuesioner disebarkan terhadap 9 orang responden. Tahap 2 : kuesioner tertutup Pada kuesioner tertutup, jawaban responden diberikan dengan mengisi kolom- kolom yang telah berisi atribut-atribut baik primer, sekunder, dan tersier yang berasal dari modus kuesioner terbuka. Atribut kursi kerja dapat dilihat pada Tabel 5.34. II-1 Tabel 5.34. Atribut Produk Kursi Kerja NO Atribut Primer Sekunder Tersier 1 Bahan Bahan Kerangka Besi Bahan Alas Duduk Busa Bahan Pelapis Duduk Kulit Bahan Sandaran Busa Bahan Pelapis Sandaran Kulit 2 Fungsi Tambahan Pijakan Kaki Pertimbangan Dalam Merancang Kenyamanan 3 Desain Warna Hitam Berat 4Kg 4 Kualitas Daya Tahan 15 Tahun b. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut produk Penentuan tingkat kepentingan relatif atribut dilakukan dengan memberikan bobot persentase pada masing–masing atribut dengan menggunakan skala prioritas. Dalam hal digunakan modus yang didapat dari kuesioner tertutup sesuai dengan skala Likert yang dapat dilihat pada Tabel 5.35. Tabel 5.35. Modus Atribut Produk Kursi Kerja NO Atribut Tingkat Kepentingan Primer Sekunder Tersier 1 Bahan Bahan Kerangka Besi 4 Bahan Alas Duduk Busa 4 Bahan Pelapis Duduk Kulit 4 Bahan Sandaran Busa 5 Bahan Pelapis Sandaran Kulit 4 2 Fungsi Tambahan Pijakan Kaki 3 Pertimbangan Dalam Merancang Kenyamanan 4 3 Desain Warna Hitam 5 Berat 4Kg 5 4 Kualitas Daya Tahan 15 Tahun 5 II-1 c. Mengevaluasi Harapan Konsumen Evaluasi harapan konsumen dapat dilihat pada Tabel 5.36. Tabel 5.36. Evaluasi Harapan Konsumen Produk Kursi Kerja NO Atribut Tingkat Kepentingan Primer Sekunder Tersier 1 Bahan Bahan Kerangka Besi 4 Bahan Alas Duduk Busa 4 Bahan Pelapis Duduk Kulit 4 Bahan Sandaran Busa 4 Bahan Pelapis Sandaran Kulit 4 2 Fungsi Tambahan Pijakan Kaki 3 Pertimbangan Dalam Merancang Kenyamanan 4 3 Desain Warna Hitam 4 Berat 4Kg 5 4 Kualitas Daya Tahan 15 Tahun 5 d. Menggambar matriks perlawanan antara atribut produk dengan karakteristik teknik. Atribut yang telah diterjemahkan ke dalam karakteristik teknis diletakkan pada bagian vertikal di tepi sebelah kiri sedangkan karakteristik teknis diletakkan pada bagian horizontal di tepi atas seperti pada Gambar 5.16. II-1 Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan Desain warna hitam Berat 4kg Daya tahan 15 tahun Kekuatan bahan Kenyamanan bahan Ketebalan busa Desain yang menarik Lama pengecetan Jenis bahan Lama pengelasan Keterangan: Derajat hubungan x = Positif kuat = 4 o = Positif sedang = 3 v = Negatif sedang = 2 + = Negatif kuat = 1 Gambar 5.16. Matriks Perlawanan antara Atribut Produk dengan Karakteristik Teknik e. Mengidentifikasi hubungan antara atribut produk dengan karakteristik teknis. Dalam hal dilakukan dengan menggunakan skor yang tertinggi menunjukkan tingkat kemudahan yang tinggi bagi tim perancang untuk mengidentifikasi karakteristik teknis yang paling mempengaruhi kepuasan konsumen. Dapat dilihat pada Gambar 5.17. II-1 Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan Desain warna hitam Berat 4kg Daya tahan 15 tahun Kekuatan bahan Kenyamanan bahan Ketebalan busa Desain yang menarik Lama pengecetan Jenis bahan Lama pengelasan 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 x v + o + x o x x x o + x + x x + o + x + x x x o + x + x x + o + x + x v + x + x + x x o o + x + + + + x x v + x v o o v x + x + v + o x x Keterangan: Derajat hubungan x = Positif kuat = 4 o = Positif sedang = 3 v = Negatif sedang = 2 + = Negatif kuat = 1 Gambar 5.17. Matriks Hubungan antara Atribut Produk dengan Karakteristik Teknik f. Mengidentifikasi interaksi yang relevan antara karakteristik teknik. Pada Rumah Mutu, besaran diletakkan pada bagian roof. Dengan menggunakan matriks roof akan mempermudah dalam pemeriksaan setiap pasangan karakteristik teknis. Dilihat pada Gambar 5.18. II-1 Kekuatan bahan Kenyamanan bahan Ketebalan busa Desain yang menarik Lama pengecetan Jenis bahan Lama pengelasan v o + v + o o o + o + v + o + + x + x + x Gambar 5.18. Hubungan Antar Sesama Karakteristik Teknik g. Menentukan gambaran target yang ingin dicapai. Dalam tahap akhir dari QFD ditentukan target yang ingin dicapai untuk pengukuran parameter karakteristik teknis sehingga dapat menghasilkan produk yang dapat memuaskan keinginan konsumen. a. Penentuan tingkat kesulitan Tingkat kesulitan ditentukan dari hubungan karakteristik teknis. Perhitungan dilakukan dengan menterjemahkan semua bobot nilai hubungan kemudian membagi bobot dari tiap-tiap karaktertistik teknik dengan jumlah bobot tadi. Selanjutnya, tingkat kesulitan diberikan berdasarkan rentang persentase yang diperoleh. 1 = mudah = 0 – 5 2 = cukup mudah = 6 – 11 3 = sulit = 12 – 17 4 = sangat sulit = 18 – 23 5 = mutlak sulit 24 Besar nilai tingkat kesulitan dapat dihitung dengan cara menghitung terlebih dahulu total bobot untuk masing-masing hubungan antara sesama karakteristik teknis yaitu: II-1 Bobot untuk kekuatan bahan = 2 + 1 + 2 + 1 + 4 + 4 = 14 Bobot untuk kenyamanan bahan = 2 + 3 + 3 + 1 + 4 + 1 = 14 Bobot untuk ketebalan busa = 1 + 3 + 2 + 1 + 2 + 1 = 10 Bobot untuk desain yang menarik = 2 + 3 + 2 + 1 + 3 + 1 = 11 Bobot untuk lama pengecetan = 1 + 1 + 1 + 1 + 2 + 1 = 7 Bobot untuk jenis bahan = 4 + 4 + 2 + 3 + 2 + 1 = 16 Bobot untuk lama pengelasan = 4 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 9 Total bobot untuk semua hubungan antar sesama karakteristik teknis adalah : = 14 + 14 + 10 + 11 + 7 + 16 + 9 = 81 Untuk tingkat kesulitan masing-masing karakteristik teknis digunakan rumus : Tingkat Kesulitan 100 x tikTeknis Karakteris Bobot Total Teknis tik Karakteris Tiap Bobot = Tingkat Kesulitan untuk kekuatan bahan = 17 28 , 17 100 81 14 ≈ = × 3 Tingkat Kesulitan untuk kenyamanan bahan = 17 28 , 17 100 81 14 ≈ = × 3 Tingkat Kesulitan untuk ketebalan busa = 12 34 , 12 100 81 10 ≈ = × 3 Tingkat Kesulitan untuk desain yang menarik = 13 58 , 13 100 81 11 ≈ = × 3 Tingkat Kesulitan untuk lama pengecetan = 8 64 , 8 100 81 7 ≈ = × 2 II-1 Tingkat Kesulitan untuk jenis bahan = 19 75 , 19 100 81 16 ≈ = × 4 Tingkat Kesulitan untuk lama pengelasan = 11 11 , 11 100 81 9 ≈ = × 2 b. Penentuan derajat kepentingan Besar nilai derajat kepentingan dapat dihitung dengan cara menghitung terlebih dahulu total bobot untuk masing-masing hubungan antara atribut produk dengan karakteristik teknis. Bobot untuk kekuatan bahan = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 1 + 4 + 4 = 37 Bobot untuk kenyamanan bahan = 2 + 4 + 4 + 4 + 4 + 2 + 4 + 1 + 2 + 1 = 28 Bobot untuk ketebalan busa = 1 + 4 + 1 + 4 + 1 + 1 + 3 + 1 + 3 + 2 = 21 Bobot untuk desain yang menarik = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 4 + 3 + 4 + 3 + 1 = 30 Bobot untuk lama pengecetan = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 4 + 2 + 3 = 16 Bobot untuk jenis bahan = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 2 + 4 + 4 = 38 Bobot untuk lama pengelasan = 3 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 4 = 15 Total bobot untuk semua hubungan antara atribut produk dan karakteristik teknis yaitu : = 37 + 28 + 21 + 30 + 16 + 38 + 15 = 185 Untuk menghitung derajat kepentingan untuk atribut produk dengan karakteristik teknis digunakan rumus : 100 x atribut dengan tikTeknis Karakteris Bobot Total atribut dengan Teknis tik Karakteris Tiap Bobot entingan DerajatKep = Derajat Kepentingan untuk kekuatan bahan = 20 20 100 185 37 ≈ = × II-1 Derajat Kepentingan untuk kenyamanan bahan = 15 13 , 15 100 185 28 ≈ = × Derajat Kepentingan untuk ketebalan busa = 11 35 . 11 100 185 21 ≈ = × Derajat Kepentingan untuk desain yang menarik = 16 21 , 16 100 185 30 ≈ = × Derajat Kepentingan untuk lama pengecetan = 8 64 , 8 100 185 16 ≈ = × Derajat Kepentingan untuk jenis bahan = 20 54 , 20 100 185 38 ≈ = × Derajat Kepentingan untuk lama pengelasan = 8 10 , 8 100 185 15 ≈ = × c. Perkiraan biaya : Yang dijadikan sebagai dasar perkiraan biaya adalah faktor tingkat kesulitan, semakin sulit suatu karakteristik teknik dibuat, akan semakin mahal pula alokasi biayanya. Perkiraan biaya dinyatakan dalam persen dan diperngaruhi berbagai pertimbangan dari si perancang sendiri. Total bobot tingkat kesulitan dari karakteristik teknis produk yaitu, sebagai berikut : = 3 + 3 + 3 + 3 + 2 + 4 + 2 = 24 Perkiraan Biaya untuk kekuatan bahan = 12 5 , 12 100 24 3 ≈ = × Perkiraan Biaya untuk kenyamanan bahan = 12 5 , 12 100 24 3 ≈ = × Perkiraan Biaya untuk ketebalan busa = 12 5 , 12 100 24 3 ≈ = × II-1 Perkiraan Biaya untuk desain yang menarik = 12 5 , 12 100 24 3 ≈ = × Perkiraan Biaya untuk lama pengecetan = 8 33 , 8 100 24 2 ≈ = × Perkiraan Biaya untuk jenis bahan = 16 66 , 16 100 24 4 ≈ = × Perkiraan Biaya untuk lama pengelasan = 8 33 , 8 100 24 2 ≈ = × Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya dapat dilihat pada Gambar 5.19. Tingkat kesulitan Derajat kepentingan Perkiraan biaya 3 3 3 3 2 4 2 12 12 12 12 8 16 8 20 15 11 16 8 20 8 Gambar 5.19. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya h. Membuat Rumah mutu Dalam tahap akhir dari QFD, adalah keseluruhan langkah diatas digabungkan sehingga menghasilkan sebuah gambar rumah mutu seperti Gambar 5.20. II-1 Bahan kerangka dari besi Bahan alas duduk dari busa Bahan pelapis duduk dari kulit Bahan sandaran dari busa Bahan pelapis sandaran dari kulit Fungsi tambahan berupa pijakan kaki Pertimbangan dalam merancang berupa kenyamanan Desain warna hitam Berat 4kg Daya tahan 15 tahun Kekuatan bahan Kenyamanan bahan Ketebalan busa Desain yang menarik Lama pengecetan Jenis bahan Lama pengelasan Tingkat kesulitan Derajat kepentingan Perkiraan biaya Persepsi konsumen 5 4 3 2 1 modus Tingkat kesulitan 1 = mudah = 1-20 3 = cukup mudah = 21-40 5 = sulit = 41-60 7 = sangat sulit = 61-80 9 = mutlak sulit = 81- 100 Perkiraan biaya 1-15 = murah 16-30 = mahal 31-45 = sangat mahal Derajat kepentingan 1-15 = cukup penting 16-30 = penting 31-45 = sangat penting Derajat hubungan x = Positif kuat = 4 o = Positif sedang = 3 v = Negatif sedang = 2 + = Negatif kuat = 1 Persepsi konsumen 5 = sangat baik 4 = baik 3 = cukup 2 = buruk 1 = sangat buruk P = produk rancangan 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 x v + o + x o x x x o + x + x x + o + x + x x x o + x + x x + o + x + x v + x + x + x x o o + x + + + + x x v + x v o o v x + x + v + o x x v o + v + o o o + o + v + o + + x + x + x 3 3 3 3 2 4 2 12 12 12 12 8 16 8 20 15 11 16 8 20 8 P P P P P P P P P P Gambar 5.20. House of Quality Produk Kursi Kerja

5.2.5. Pendekatan AHP

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : Di PT. Oleochem and Soap Industri)

18 109 164

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

0 1 35

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

0 1 14

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

0 1 22