Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

II-1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam suatu perancangan sistem kerja, sangat penting untuk memperhatikan elemen-elemen gerakan dari operator. Ini disebabkan pada lingkungan kerja yang tidak ergonomis seringkali timbul keluhan-keluhan muskuloskeletal dari para pekerja. Keluhan tersebut berupa rasa nyeri pada bagian-bagian tubuh tertentu yang mendapat pembebanan yang melebihi batas kemampuan operator atau durasi pembebanan yang terlalu panjang. Oleh karena itu, gerakan manusia dalam bekerja perlu dirancang secara ergonomis agar tidak menimbulkan kelelahan dan rasa nyeri serta agar terjadi keseimbangan beban tubuh dengan beban kerja melalui desain, redesain, substitusi atau modifikasi alat lingkungan kerja. PT. Carsurindo Siperkasa merupakan industri yang berada di dalam Kawasan Industri Medan KIM yang bergerak dalam bidang pembuatan pallet kayu. Proses pengolahan kayu menjadi pallet kebanyakan dilakukan dengan cara manual dan sebagian secara semi otomatis. Proses ini dimulai dari penerimaan bahan baku, pengukuran tebal kayu, proses penghalusan, pemotongan dan perakitan menjadi pallet. Setelah dilakukan perhitungan persentase keluhan secara keseluruhan terhadap operator pada bagian pemotongan, maka diperoleh bahwa rata-rata operator mengalami keluhan terbesar pada bagian tubuh antara lain : II-1 pinggang10, bokong9,8, punggung8,5, bertis kiri, betis kanan6,7. Hal ini terjadi karena pada kegiatan pemotongan dilakukan dengan posisi berdiri dan sesekali membungkuk yang dilakukan berulang kali selama ± 6 jamhari. Dapat dilihat dari gambar 1.1. Gambar 1.1. Gambar Operator Membungkuk Keluhan musculoskeletal Disorder pada beberapa bagian tubuh operator ini disebabkan karena posisi kerja yang tidak ergonomis pada saat melakukan pekerjaan, hal ini juga diakibatkan karena fasilitas kerja yang digunakan masih sederhana dan tidak ergonomis sehingga dengan fasilitas kerja yang ada saat ini operator bekerja dengan posisi kerja yang tidak ergonomis. Perancangan fasilitas bertujuan untuk mempercepat proses kerja dengan menghilangkan beberapa proses kerja dan meningkatkan kinerja operator dengan cara bekerja yang ergonomis, aman, serta menggunakan peralatan yang efektif dan efisien. II-1 Penelitian yang membahas tentang perbaikan perancangan fasilitas kerja dapat dilihat pada penelitian F. De Felice, 2010 yang berjudul “A Multiple Choice Decision Analysis: An Integrated QFD-AHP Model for The Assesment of Costomer Needs”. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi serta peringkat definisi kebutuhan pelanggan dan karakteristik fusgsional antara beberapa alternative dalam mengenai produksi filter berbahan keramik. Hande YILMAZ 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Optimization of Product Design Through Quality Function Deployment and Analytical Hierarchy Process” mengimplementasikan QFD dan penggunaan AHP dalam perancangan produk wastafel dengan permasalahan ergonomi dan fungsional yang timbul. Perancangan fasilitas kerja yang ergonomis lainnya dapat dilihat pada penelitian Mardi Syahfitri, Dian 2008 yang berjudul “Perancangan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Stasiun Perakitan di PT.X untuk Mengurangi Risiko Work-Related Musculoskeletal Disorder”. Penenlitain bertujuan mengurangi resiko work related musculoskeletal disorder pada operator perakitan daun sirip diffuser.

1.2. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : Di PT. Oleochem and Soap Industri)

18 109 164

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

0 1 35

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

0 1 14

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

0 1 22