52
didefenisikan sebagai peristiwa yang terjadi akibat kerusakan atau ancaman ekosistem dan terjadi kelebihan kapasitas yang terkena dampaknya. Dapat dijumpai
terputusnya alat penunjang kehidupan lifeline dan tidak berfungsinya institusi medis Zailani. Dkk, 2009.
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,baik oleh faktor alam dan
atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta dan dampak psikologis
BNPB, 2008. Bencana Disaster juga merupakan suatu peristiwa yang terjadi secara
mendadak dan biasanya tidak terencana yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan normal, juga kerusakan lingkungan yang parah sehingga diperlukan
tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong dan menyelamatkan korban yaitu manusia beserta lingkungannya
zawawi rosyid , 2011.
2.6.1. Klasifikasi Bencana Alam
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Bencana Alam Geologis Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi
gaya endogen. Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
Universitas Sumatera Utara
53
2. Bencana Alam Klimatologis Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh
faktor angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan
bukan oleh manusia. Gerakan tanah longsor termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu
utamanya adalah faktor klimatologis hujan, tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi geologis jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan sebagainya.
3. Bencana Alam Ekstra-Terestrial Bencana alam ekstra-terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa,
contoh : hantamanimpact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi
penduduk bumi Ekawati, 2005
2.6.2. Masa Tanggap Darurat
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan
prasarana dan sarana. PP RI No.21 Tahun 2008. Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi:
a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber daya.
Universitas Sumatera Utara
54
Pengkajian secara cepat dan tepat dilakukan untuk menentukan kebutuhan dan tindakan yang tepat dalam penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat
dilakukan oleh tim kaji cepat berdasarkan penugasan dari kepala BNPB atau kepala BPBD. Dimana pengkajian dilakukan melalui identifikasi terhadap:
– Cakupan lokasi bencana – Jumlah korban bencana
– Kerusakan sarana dan prasarana – Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintah
– Kemampuan sumber daya alam maupun buatan b. Penentuan status keadaan gawat darurat
Penentuan status keadaan gawat darurat dilaksanakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan tingkatan bencana, sedangkan untuk tingkat
nasional ditetapkan oleh presiden, tingkat provinsi oleh gubernur, dan tingkat kabupatenkota oleh bupati,walikota.
Pada saat status keadaan darurat bencana ditetapkan, BNPB atau BPBD mempunyai kemudahan akses dibidang :
– Pengerahan sumber daya manusia – Pengerahan peralatan
– Pengerahan logistik – Imigrasi, cukai dan karantina
– Perizinan – Pengadaan barang dan jasa
Universitas Sumatera Utara
55
– Pengelolaan dan pertanggung jawaban uang danatau barang – Penyelamatan
– Komando untuk memerintah instansilembaga. c. Penyelamatan dan evaluasi masyarakat terkena bencana.
Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana dilakukan melalui usaha dan kegiatan pencarian, pertolongan, dan penyelamatan masyarakat sebagai
korban akibat bencana dilaksanakan oleh tim reaksi cepat dengan melibatkan unsur masyarakat dibawah komando komandan penanganan darurat bencana,
sesuai dengan lokasi dan tingkatan bencananya. Dalam hal terjadinya eskalasi bencana, BNPB dapat memberikan dukungan kepada BPBD untuk melakukan
penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana. Dan dimana prioritas masyarakat terkena bencana yang mengalami luka parah dan kelompok rentan.
Terhadap masyarakat terkena bencana yang meninggal dunia dilakukan upaya identifikasi dan pemakamannya.
d. Pemenuhan kebutuhan dasar Pemenuhan kebutuhan dasar meliputi bantuan penyediaan :
– Kebutuhan air bersih dan sanitasi – Pangan
– Sandang – Pelayanan kesehatan
– Pelayanan psikologis – Penampungan serta tempat hunian
Universitas Sumatera Utara
56
Pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, lembaga usaha, lembaga internasional danatau lembaga asing non
pemerintah sesuai dengan standar minimum. e. Perlindungan terhadap kelompok rentan
Perlindungan terhadap kelompok rentan dilakukan dengan memberikan prioritas kepada korban bencana yang mengalami luka parah dan kelompok rentan berupa
penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan dan psikososial. Upaya perlindungan terhadap kelompok rentan ini dilaksanakan oleh
instansilembaga terkait yang dikoordinasikan oleh kepala BNPB danatau kepala BPBD dengan pola pendampingan fasilitas.
f. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital bertujuan untuk
berfungsinya sarana dan prasarana vital dengan segera, agar kehidupan masyarakat tetap berlangsung. Pemulihan ini dilakukan oleh instansilembaga
terkait yang dikoordinasikan oleh kepala BNPB danatau kepala BPBD sesuai dengan kewenangannya.
2.7.Landasan Teori
1. Menurut Kepmenkes RI No. 1121MenkesSKXII2008 tahap perhitungan kebutuhan obat dibagi atas 2dua cara yaitu Metode konsumsi dan metode
morbiditas. Dimana metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi obat tabun sebelumnya, sedangkan metode morbiditas adalah
Universitas Sumatera Utara
57
perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit. 2. Menurut Kepmenkes RI No.59MenkesSKI2011 jenis penyakit yang terjadi
dipengungsian tergantung dari jenis bencana yang terjadi. tetapi ada beberapa penyakit yang sering menjadi penyebab utama kematian ditempat pengungsian
adalah campak, diare, ISPA dan Malaria. Penyediaan obat untuk keempat jenis penyakit tersebut perlu mendapat perhatian khusus.
3. Dalam pemberian obat dasar di masyarakat terutama posko kesehatan digunakan pedoman pengobatan dasar di puskesmas. Depkes RI, 2007
4. Menurut Perka BNPB No.10 Tahun 2012, perencanaan pendistribusianpengangkutan harus melihat berbagai aspek yaitu : jenis dan
jumlah, situasi dan kondisi wilayah tujuan, jarak lokasi tujuan, sumber daya manusia, jenis saranafasilitas transportasi, keamanan dan keselamatan.
Universitas Sumatera Utara
58
2.8.Kerangka Berpikir
Terpenuhinya kebutuhan obat di pengungsian
Gambar 2.4. Kerangka Berpikir
Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung
Perencanaan Kebutuhan Obat Perencanaan Pendistribusian Obat
Menggunakan Metode Morbiditas
Jenis penyakit Berdasarkan
Bencana
1. Ispa 2. Diare
3. Conjunctivitis 4. Luka Bakar
Jumlah PopulasiPengung
gsiBerdasarkan Umur
Pedoman Pengobatan
Dasar Puskesmas
2007
Menggunakan Metode Distribusi
1. Jenis dan Jumlah Obat
2. Situasi dan Kondisi Wilayah
Tujuan 3.
Jarak Wilayah Tujuan 4.
Sumber Daya Manusia 5.
Jenis SaranaFasilitas Transportasi
6. Keamanan dan Keselamatan
Universitas Sumatera Utara
59
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian