68
4.1.2 Rekam Jejak Bencana
Gunung Sinabung menggeliat dengan letusan dengan skala berbeda. Letusan terakhir tercatat pada Kamis, 24 Oktober 2013, pada pukul 06.00 waktu setempat.
Letusan yang disertai suara gemuruh mengeluarkan asap hitam keabuan dan material abu vulkanik. Hembusan ini mengarah ke arah Timur, Tenggara, dan Selatan.
Pemantaun Gunungapi di Kabanjahemencatat ketinggian lontaran materialmencapai 3.000 meter
.
Letusan pada bulan Oktober kali ini berpotensi bahaya terhadap aktivitas masyarakat di sekitar lereng. Abu letusan dapat menganggu kesehatan dan merusak
tanaman di wilayah terdampak. Sementara itu potensi secondary hazard berupa banjir lahar yang mungkin terjadi di Desa Sukameriah. PVMBG mencatat terjadinya dua
kali banjir lahar sejak 15 Oktober 2013 di desa ini. Potensi longsor pada sisi Utara juga perlu diwaspadai akan mengancam pemukiman di daerah Laukawar. Timbunan
longsor dan materi hasil erupsi terpantau di lereng ini. Terkait dengan potensi bahaya, Badan Geologi merekomendasikan beberapa hal kepada masyarakat yang tinggal di
sekitar lereng gunung. Rekomendasi yang diberikan antara lain sebagai berikut. Masyarakat dan Pengunjung wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas pada
radius 2 km dari Kawah Sinabung. Masyarakat di Desa Sukameriah dan Gurukinayan di Selatan puncak, Bekerah di Tenggara puncak, Simacem di Timur puncak,
Sigarang-garang dan Sukanalu di Timurlaut puncak, dan Kutogugung di Utara Timur laut puncak agar tetap waspada danselalu mengikuti perkembangan aktivitas
Gunungapi Sinabung dari Pemerintah Kabupaten Karo dan BPBD kabupaten dan
Universitas Sumatera Utara
69
provinsi. Jika masyarakat terganggu dengan keberadaan hujan abu dan kemungkinan adanya aktivitas letusan abu freatik yang masih terjadi, masyarakat yang bermukim di
Desa Sukameriah, Gurukinayan, Bekerah, Simacem, Sigarang-garang, Sukanalu, dan Kutogugung disarankan untuk mengungsi ke tempat yang aman. Sehubungan sudah
memasuki musim hujan sejak beberapa hari terakhir dan aktivitas hujan hampir terjadi setiap hari, masyarakat yang bermukim dekat sungaiyang berhulu di puncak
Gunungapi Sinabung agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar. Masyarakat yang dimaksud mereka yang tinggal di Desa Suka meriah sampai dengan Desa
Bekerah,Desa Kutagugung, dan Desa:
Tabel 4.1 Desa-DesaRawan Erupsi Gunung Sinabung
NO NAMA DESA
JARAK DARI GUNUNG SINABUNG
KECAMATAN 1.
Guru Kinayan ≤ 5 Km
Payung 2.
Selandi ≤ 5 Km
Payung 3.
Batu Karang ≥ 5 Km
Payung 4.
Cimbang ≥ 5 Km
Payung 5.
Payung ≥ 5 Km
Payung 6.
Rimokayu ≥ 5 Km
Payung 7.
Ujung Payung ≥ 5 Km
Payung 8.
Berastepu ≤ 5 Km
Simpang Empat 9.
Sibintun ≤ 5 Km
Simpang Empat 10.
Gamber ≤ 5 Km
Simpang Empat 11.
Kuta Tengah ≤ 5 Km
Simpang Empat 12.
Jeraya ≥ 5 Km
Simpang Empat 13.
Pintu Besi ≥ 5 Km
Simpang Empat 14.
Tiga Pancur ≥ 5 Km
Simpang Empat 15.
Lau Kawar ≤ 5 Km
Naman Teran 16.
Bekerah ≤ 5 Km
Naman Teran 17.
Simacem ≤ 5 Km
Naman Teran 18.
Kutarayat ≤ 5 Km
Naman Teran
Universitas Sumatera Utara
70
19. Sigaranggarang
≤ 5 Km Naman Teran
20. Kebayaken
≤ 5 Km Naman Teran
21. Kuta Tonggal
≤ 5 Km Naman Teran
22. Kuta Gugung
≤ 5 Km Naman Teran
23. Sukanalu
≤ 5 Km Naman Teran
24. Gung Pinto
≥ 5 Km Naman Teran
25. Kebayaken
≥ 5 Km Naman Teran
26. Kuta Mbelin
≥ 5 Km Naman Teran
27. Naman
≥ 5 Km Naman Teran
28. Suka Ndebi
≥ 5 Km Naman Teran
29. Mardinding
≤ 5 Km TiganDerket
30. Perbaji
≤ 5 Km TiganDerket
31. Kutambaru
≥ 5 Km TiganDerket
32. Tanjung Merawa
≥ 5 Km TiganDerket
33. Temburun
≥ 5 Km TiganDerket
34. Tiganderket
≥ 5 Km TiganDerket
Sumber: Karokab.go.id
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas diketahui jumlah desa rawan erupsi Gunung Sinabung Berjumlah 34 Desa yang berada dalam radius 10 Km. Sedangkan daerah
yang paling rawan adalah desa yang berada didalam radius ≤ 5 Km yang berjumlah
17 desa, yang terdiri dari 2 Desa berasal dari kecamatan Payung, 4 desa berasal dari kecamatan Simpang Empat, 9 Desa Berasal dari Naman Teran dan 2 Desa berasal
dari TiganDerket.
Universitas Sumatera Utara
71
Sumber: BNPB, 2013
4.2 Pelaksanaan Perencanaan Kebutuhan Obat dan Perencanaan Pendistribusian Pengangkutan Obat