Analisis Biaya Transportasi Analisis Alat Angkut

Tabel 6.4. Urutan Rute Distribusi yang Akan Dikunjungi Rute Urutan Perjalanan Jarak Tempuh Km 1 TDR – TSMS 1.464 2 AWS 1.222 3 HMT 1.424 4 TSML 139,2 5 SM 1.538 6 TIV 141 Total 5.928,2

6.8. Analisis Biaya Transportasi

Pada suatu rute distribusi, semakin pendek jarak tempuh maka biaya transportasi juga semakin sedikit atau adanya penghematan biaya transportasi. Perbandingan biaya transportasi alat angkut pada sub rute usulan dengan sub rute yang digunakan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 6.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.5. Perbandingan Biaya Transportasi Perusahaan dengan Biaya Setelah Penerapan Metode Savings Matrix Rute Perusahaan Rute Usulan Sub Rute Biaya RpTrip Sub Rute Biaya RpTrip 1 1.455.000 1 14.407.000 2 11.025.000 2 13.425.000 3 1.455.000 3 13.482.000 4 13.482.000 4 1.455.000 5 13.493.250 5 11.025.000 6 13.560.750 6 1.455.000 7 13.425.000 Total 67.896.000 55.249.000 Dari Tabel 6.5 dapat dilihat bahwa Sub Rute yang direncanakanusulan memiliki biaya transportasi yang lebih rendah dari Sub Rute yang digunakan oleh perusahaan dikarenakan jarak yang ditempuh dalam melakukan proses pendistribusian barang lebih dekat. Semakin dekat jarak tempuh maka akan terjadi penghematan biaya transportasi. Dengan menggunakan metode Savings Matrix maka perusahaan dapat menghemat biaya distribusi sebesar Rp. 12.647.000.

6.8. Analisis Alat Angkut

Pengalokasian alat angkut merupakan langkah penting yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam mendistribusikan produk hingga ke tangan konsumen. Kebanyakan perusahaan mengalokasikan pengeluaran biaya untuk transportasi lebih besar dibandingkan untuk unsur pengeluaran lainnya. Banyak pilihan Universitas Sumatera Utara transportasi yang tersedia bagi pengangkutan produk dalam sistem logistik. Disamping itu perusahaan dapat memutuskan untuk mengusahaakan transportasi sendiri atau mengadakan perjanjian dengan pihak transporter. PT. Tirta Sibayakindo dalam mendistribusikan produk Aqua 600 ml memilih menggunakan jasa transporter dengan menggunakan alat angkut transportasi intercoolar roda 10 dengan kapasitas angkut sebanyak 1.400 box. Penggunaan alat angkut intercoolar dengan kapasitas sebesar 1.400 box dirasa cukup efisien apabila pengangkutan minimal mencapai 75 dari kapasitas yang diijinkan yaitu sebesar 1.050 box. Pada kenyataannya pengiriman produk yang dilakukan perusahaan sepanjang tahun 2012 masih ada yang berada di bawah kapasitas 500 box, hal tersebut dirasa cukup merugikan perusahaan karena tingginya biaya transportasi yang harus dikeluarkan perusahaan dalam mendistribusikan produknya hingga ke tangan konsumen. Oleh sebab itu diperlukan alternatif pemecahan masalah transportasi yang terjadi di perusahaan dengan mempertimbangkan jenis alat angkut lainnnya yang dianggap cukup efisien pada pengangkutan produk dibawah kapasitas 550 box. Berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan pihak perusahaan, penggunaan alat angkut jenis Mitsubishi FUSO 190 PS roda 6 dengan kapasitas angkut maksimal 550 box dapat menjadi alternatif pemecahan masalah dalam membantu pihak perusahaan meringankan biaya transportasi yang dikeluarkan apabila perusahaan mendistribusikan produk dengan kapasitas dibawah 1.050 box. Perbandingan biaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan dengan menggunakan alat angkut intercoolar kapasitas 1.400 box dengan menggunakan Mitsubishi FUSO 190 PS roda 6 pada tanggal 13 desember 2012 bisa dilihat pada tabel 6.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.6. Perbandingan Biaya Alat Angkut yang Dikeluarkan Perusahaan dengan menggunakan alat angkut intercoolar roda 10 dengan Mitsubishi FUSO 190 PS roda 6 Rute Kode Jumlah Kirim Box Biaya Angkut dengan intercoolar roda 10 Rptrip Biaya Angkut dengan Mitsubishi FUSO 190 PS roda 6 Rptrip Total Biaya Anngkut 1 CSF – TIV - CSF 1.068 986.375 - 986.375 2 CSF – SM - CSF 539 8.464.750 5.643.200 5.643.200 3 CSF – TSML - CSF 1.097 986.375 - 986.375 4 CSF – HMT – CSF 1.324 11.000.000 - 11.000.000 5 CSF – TSMS – CSF 748 11.000.000 - 11.000.000 6 CSF – TDR – CSF 302 11.000.000 7.333.400 7.333.400 7 CSF – AWS – CSF 1.287 11.000.000 - 11.000.000 Total 6.365 54.437.500 12.976.600 47.949.350 Dari tabel 6.6. dapat dilihat bahwa terjadi pengurangan biaya alat angkut untuk pengangkutan produk ke DC SM dengan jumlah kirim sebesar 539 box yaitu dengan menggunakan alat angkut Mitsubishi FUSO 190 PS roda 6 dengan biaya angkut Rp. 5.643.200trip. Hal yang sama juga terjadi pada DC TDR dengan jumlah kirim sebesar 302 box dengan menggunakan alat angkut Mitsubishi FUSO 190 PS roda 6 dengan biaya angkut Rp. 7.333.400trip. Universitas Sumatera Utara Dengan menggunakan alat angkut Mitsubishi FUSO 190 PS roda 6 untuk kapasitas angkut dibawah 550 box perusahaan dapat menghemat biaya alat angkut sebesar Rp. 6.488.150, hal tersebut dirasa cukup efisien dalam meringankan biaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan dalam mendistribusikan produk hingga ke tangan konsumen. Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan