II-4
II-1 2.6.
Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Salah satu faktor yang mempunyai peranan penting di dalam menjalankan dan mengendalikan kegiatan guna mencapai tujuan perusahaan ialah tenaga
kerja. PT. Bamindo Agrapersada memiliki tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap karyawan kontrak. Tenaga kerja tetap terdiri dari staf dan kepala
bagian. Karyawan kontrak yang merupakan tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati terdiri dari karyawan yang bekerja pada
bagian produksi terdiri dari 210 orang. Rincian tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja Tetap PT. Bamindo Agrapersada No
Keterangan Jumlah
Orang Total
1 Dewan Direksi
1 2
Sekretariat 1
3 Kepala Pabrik
2 4
Pembukuan 2
5 Pembelian
2 6
Assisten Kepala Pabrik 2
7 Administrasi Personalia
2 8
Bengkel 5
9 Gudang
3 10
Listrik 2
11 Satpam
3
Total Pekerja 25
12 Pemotongan I
4 13
Pembelahan 4
14 Perautan Slicer
4 15
Pembubutan 4
16 Pemotongan II
4 Pengikatan Sumpit
2 17
Pengasapan 4
18 Pembukaan Ikatan Sumpit
1
II-5
Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja Tetap PT. Bamindo Agrapersada Lanjutan
No Keterangan
Jumlah Orang
Total
19 Polishing
2 20
Peruncingan 4
21 Pemeriksaan Sumpit
4 22
Packaging 4
23 Packing
4
Total Pekerja Produksi Stik Bambu 45
24 Chopping
25 25
Extenaution 25
26 Mushing
20 27
Rolling Drying 20
28 Printing
20 29
Cutting 30
30 Packing
25
Total Pekerja Produksi Kertas Sembahyang
165 Total Pekerja
235
Sumber: PT. Bamindo Agrapersada
Jumlah hari kerja pada bagian produksi stik bambu dan kertas sembahyang PT. Bamindo Agrapersada adalah 6 hari kerja selama seminggu
Senin sd Sabtu mulai dari pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB.
2.6.1. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Bamindo Agrapersada diatur berdasarkan status karyawan, yakni karyawan tetap dan borongan. Pemberian upahgaji pada
dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan karyawan yang bersangkutan.
II-6
Pengupahan pada perusahaan ini terdiri atas: 1. Gaji Pokok
2. Insentif Untuk karyawan yang melakukan kerja lembur akan memperoleh tambahan
upah yang dihitung berdasarkan tarif upah lembur TUL. Selain gaji pokok, perusahaan juga memberikan jaminan sosial dan tunjangan kepada karyawan.
Adapun tunjangan yang diberikan antara lain: a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru
b. Tanggungan kecelakaan kerja c. Tunjangan kemalangan, dan lain sebagainya
2.7. Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara dan metode untuk menciptakan atau memberikan nilai tambah terhadap suatu barang atau jasa dengan
mengggunakan sumber daya tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan dana yang tersedia. Proses produksi pembuatan sumpit bambu chopstick dapat ditunjukkan
pada Gambar 2.3.
II-7
Pemotongan Bambu
Pembelahan Perautan
Pembubutan Pemotongan Stik
Pengikatan Pengasapan
Polishing Peruncingan
Packing Packaging
Gambar 2.2. Blok Diagram Proses Produksi Sumpit Bambu Chopstick
2.7.1. Standar Mutu Bahan
PT Bamindo Agrapersada tidak memiliki standar mutu bahan maupun produk yang khusus. Biasanya, PT Bamindo Agrapersada menyesuaikan standar
mutu bahanproduk sesuai dengan permintaan pelanggan. Bahan baku yang dipilih perusahaan adalah bambu sedangkan untuk dimensi ukuran, untuk produk
sumpit berukuran 25 cm x 0,5 cm dan tusuk sate berukuran 25 cm x 0,25 cm.
II-8
2.7.2. Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses produksi berupa bahan utama, bahan penolong dan bahan tambahan, bahan-bahan ini dapat dijabarkan
sebagai berikut : 1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang diolah secara langsung dalam proses produksi dan mengalami perubahan sifat ataupun bentuk. Bahan baku yang
digunakan pada PT Bamindo Agrapersada adalah bambu tua yang bersumber dari daerah Bohorok.
2. Bahan Tambahan Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan untuk membantu proses
produksi dan merupakan bahan yang bersifat esensial dalam membantu meningkatkan kualitas produk. Bahan tambahan yang digunakan pada produk
chopstick ini adalah: a. Kemasan, yaitu bahan yang digunakan untuk mengemas chopstik, dimana
satu kemasan terdiri dari sepasang atau 2 sumpit bambu. b. Plastik, yaitu bahan yang digunakan untuk membungkus chopstik yang siap
untuk dikirim. 3. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dan tidak menjadi bagian yang esensial dari suatu produk. Bahan
penolong yang digunakan PT Bamindo Agrapersada adalah tali dan belerang.
II-9
Tali digunakan untuk memudahkan dalam proses pemanggangan dan belerang digunakan untuk sterilisasi sumpit dalam proses pemanggangan.
2.7.3. Uraian Proses Produksi
Salah satu produk yang diproduksi oleh PT Bamindo Agrapersada adalah chopstick. Adapun proses produksi chopstick dapat diuraikan sebagai
berikut: 1. Batang bambu yang telah dipilih sebelumnya dipotong sesuai ukuran dengan
panjang berkisar 1 m dengan menggunakan mesin raw bamboo sawing. 2. Batang bambu yang telah dipotong kemudian dibelah dengan menggunakan
mesin bamboo spliting menjadi bilah-bilah bambu. 3. Bilah bambu tersebut kemudian diraut untuk memisahkan daging dengan
kulit bambu pada mesin fixed width slicer. 4. Setelah diraut, bambu kemudian dibubut pada mesin bamboo wool slicer dan
dibentuk menjadi potongan-potongan stik. 5. Potongan stik kemudian dipotong menjadi sumpit bambu pada mesin
précised cutting dengan panjang 25 cm. 6. Sumpit-sumpit tersebut kemudian diikat dan dimasukkan ke mesin oven
pengasapan. Pada mesin oven pengasapan, sumpit dipanggang pada suhu 80º C selama 2 jam dan diasapi dengan asap yang dihasilkan belerang.
7. Setelah diasapi, sumpit kemudian dibuka ikatannya dan dibawa ke mesin stick polishing untuk proses penghilangan abu belerang selama 30 menit.
II-10
8. Setelah sumpit dipolish, kemudian sumpit dimasukkan ke mesin chopstick sharpening untuk diruncingkan ujungnya.
9. Setelah diruncingkan, sumpit kemudian dimasukkan ke mesin chopstick packing untuk dipacking. Dalam 1 kemasan terdapat sepasang sumpit
bambu. 10. Setelah dipacking sumpit kemudian dipackaging dalam plastik besar yang
kemudian dibawa ke gudang produk jadi untuk disimpan.
2.8. Mesin dan Peralatan Produksi
2.8.1. Mesin Produksi
Mesin-mesin produksi yang digunakan oleh PT Bamindo Agrapersada adalah sebagai berikut :
1. Mesin Raw Bamboo Sawing
Fungsi :Memotong bambu menjadi ukuran tertentu Jumlah : 2 unit
Model :ZG-1
Daya :2.2 KW
Kecepatan poros utama :2550 rpm 2.
Mesin Bamboo Spliting Fungsi : Membelah bambu menjadi beberapa bilah bambu
Jumlah : 2 unit Model : ZP-2500
II-11
Daya : 5,5 KW Kecepatan poros utama : 1300 rpm
3. Mesin Fixed Width Slicer
Fungsi : Memisahkan kulit dan daging bambu Jumlah : 4 unit
Model : MZP-3 Daya : 10,6 KW
Ketebalan maksimum bambu yang dapat diproses : 25 mm Lebar maksimum bambu yang dapat diproses : 21 mm
4. Mesin Bamboo Wool Slicer
Fungsi : Menghaluskan atau membubut dan membelah bilah bambu menjadi potongan stik bambu panjang.
Jumlah : 4 unit Daya : 9,5 KW
Kecepatan poros utama : 4.600 rpm 5.
Mesin Precised Cutting Fungsi : Memotong potongan stick yang masih panjang menjadi stick
berukuran 20 cm. Jumlah : 2 unit
Daya : 1,5 KW Kecepatan poros utama : 3.000 rpm
6. Oven pengasapan
II-12
Fungsi : menetralkan stick dari bakteri dan jamur. Jumlah : 6 unit
7. Mesin Stick Polishing
Fungsi : menghilangkan abu belerang dari proses pemanggangan Jumlah : 2 unit
Daya : 1,5 KW 8.
Mesin Chopstick Sharpening Fungsi : meruncingkan salah satu sisi stick sumpit
Jumlah : 4 unit Daya : 2,2 KW
Kecepatan poros utama : 5.000 rpm 9.
Mesin Chopstick Packing Fungsi : Mengemas dan mengikat sumpit bambu chopstick dalam 1 bag.
Jumlah : 2 unit Daya : 0.37 KW220V
2.8.2. Peralatan Equipment
PT Bamindo Agrapersada memiliki troli yang berfungsi sebagai alat pemindahan bahan dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya.
2.9. Safety and Fire Protection
II-13
PT Bamindo Agrapersada melengkapi tenaga kerjanya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri APD dalam menjalankan pekerjaanya. Alat
pelindung diri yang digunakan oleh tenaga kerja di PT Bamindo Agrepersada adalah sebagai berikut:
1. Masker Masker berfungsi untuk melindungi sistem pernafasan tenaga kerja dari
serpihan-serpihan halus yang mungkin terhirup saat pembuatan sumpit 0berlangsung.
2. Sepatu pelindung safety shoes Sepatu pelindung digunakan oleh pekerja yang bertugas untuk merendam
bambu dan mencampurkannya dengan larutan kimia untuk mencegah terjadinya kontak dengan kulit si pekerja.
2.10. Waste Treatment
Proses produksi sumpit bambu chopstick pada PT Bamindo Agrapersada menghasilkan limbah padat dalam proses menghasilkan produknya.
Limbah padat yang dihasilkan berupa scrap-scrap hasil potongan bambu diolah kembali menjadi bahan baku untuk proses produksi kertas sembahyang Joss
Paper.
V-1
III-1
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Supply Chain dan Supply Chain Management
3.1.1. Supply Chain
Menurut I. Nyoman Pujawan
1
Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu upstream ke hilir
downstream. Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, mereka dikirim ke distributor, lalu ke
pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran
informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tenteng persediaan produk yang masih ada di masing-masing supermarket sering
dibutuhkan oleh distributor maupun pabrik. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik.
Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh supply chain adalah jaringan perusahaan
yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya
termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.
1
I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Surabaya: Penerbit Guna Widya, 2005, hlm. 5
III-2
perusahaan yang mengirim maupun menerima. Perusahaan pengapalan harus membagi informasi seperti ini supaya pihak-pihak yang berkepentingan bisa
memonitor untuk kepentingan perencanaan yang lebih akurat. Gambar 3.1. memberikan ilustrasi konseptual sebuah supply chain.
Supplier Tier 2
RitelToko Distributor
Manufacturer Supplier
Tier 1 Finansial : invoice, term pembayaran
Material : bahan baku, komponen, produk jadi Informasi : kapasitas, status pengiriman, quotation
Finansial : pembayaran Material : retur, recycle, repair
Informasi : order, ramalan, RFQ RFP
Gambar 3.1. Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang
Dikelola
3.1.2. Supply Chain Management
Menurut I. Nyoman Pujawan
2
2
ibid., hlm. 7
istilah SCM pertama kali dikemukakan oleh Oliver Weber pada tahun 1982 cf. Oliver Weber, 1982; Lambert et al.
1998. Kalau supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun
mengirimkannya ke pemakai akhir, SCM adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaanya. Namun perlu ditekankan SCM menghendaki pendekatan atau