Defenisi Konsep TINJAUAN PUSTAKA

2. Pemegangnya kehilangan kewarganegaraan berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 Pasal 23 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. 3. Pemegang paspor memberikan paspornya kepada orang lain yang tidak berhak. 4. Paspor dilaporkan hilang oleh pemegangnya, sehingga tidak dapat digunakan oleh orang lain. 5. Pemegangnya telah melakukan pelanggaran Peraturan Perundang-undangan atau melakukan tindak pidana di dalam maupun di luar wilayah Indonesia. 6. Pemegang paspor meninggal dunia. Selain melakukan pencabutan paspor, pejabat yang berwenang juga dapat melakukan penarikan paspor RI. Pencabutan dan penarikan paspor dapat dilakukan kepada pemegangnya pada saat berada di dalam maupun di luar wilayah Indonesia. Pencabutan dan penarikan paspor yang dilakukan saat pemegangya berada di luar wilayah Indonesia, kepada yang bersangkutan diberikan Surat Perjalanan Laksana Paspor SPLP sebagai dokumen pengganti yang akan digunakan untuk proses pemulangan. Penarikan paspor dapat dilakukan dengan alasan: 1. Ada kebijakan baru tentang standar atau penggantian bentuk paspor baru seperti Sistem MRP Machine Readable Passport menjadi Biometrik. 2. Paspor dalam keadaan rusak sehingga tidak layak lagi dipergunakan sebagai dokumen resmi atau halaman paspor telah berkurang. 3. Halaman paspor sudah penuh meskipun masih berlaku, karena akan mempersulit pemegangnya dalam peneraan cap stempel maupun peneraan visanya.

II.5 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu Universitas Sumatera Utara sosial. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah atau beberapa kejadian events yang berkaitan satu dengan yang lainnya 23 1. Transparansi merupakan keterbukaan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi yang dapat diakses secara bebas oleh mereka yang membutuhkan informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan-kebijakan pemerintah, proses pembuatan kebijakan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai dari kebijakan tersebut. . Agar mendapatkan pembahasan yang jelas dari setiap konsep yang akan diteliti, maka konsep-konsep yang digunakan peneliti antara lain: 2. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maupun pihak swasta dalam bentuk penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kepentingan publik atau masyarakat tanpa berorientasi demi mencari keuntunganlaba, maupun pelayanan yang dilaksanakan oleh pihak swasta dengan motif ekonomi. 3. Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemiliknya dan digunakan untuk melakukan perjalanan antar negara. Berdasarkan konsep yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa Transparansi Pelayanan Publik dalam Pengurusan paspor adalah keterbukaan bagi setiap orang untuk dapat mengakses segala informasi pelayanan publik, yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maupun pihak swasta dalam pengurusan paspor. Untuk mengetahui bagaimana transparansi pelayanan publik dalam pengurusan paspor, ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan, yaitu: 23 Masri Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Hlm. 33 Universitas Sumatera Utara a. Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik b. Prosedur pelayanan c. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan d. Rincian biaya pelayanan e. Waktu penyelesaian pelayanan f. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab g. Lokasi pelayanan h. Janji pelayanan i. Standar pelayanan publik j. Informasi pelayanan Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Tata kepemerintahan yang baik good governance merupakan suatu konsep yang akhir-akhir ini sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia, dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan. Pada akhir dasawarsa yang lalu, konsep good governance ini lebih dekat dipergunakan dalam reformasi sektor publik. Di dalam disiplin atau profesi manajemen publik, konsep ini dipandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi publik agar memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, mendorong meningkatkan otonomi manajerial terutama sekali mengurangi campur tangan kontrol yang dilakukan oleh pemerintah pusat, transparansi, akuntabilitas publik, dan diciptakan pengelolaan manajerial yang bersih dan bebas dari korupsi 1 Ada beberapa alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan dan penerapan good governance di Indonesia. Pertama, pelayanan publik selama ini menjadi area dimana negara yang diwakili pemerintah berinteraksi dengan lembaga nonpemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan publik akan mendorong tingginya dukungan masyarakat terhadap kerja birokrasi. Kedua, pelayanan publik adalah wilayah di mana berbagai aspek good governance bisa diartikulasikan secara lebih mudah. Ketiga, pelayanan publik melibatkan semua unsur governance, yaitu pemerintah, masyarakat, dan . 1 Miftah Thoha. 2003. Birokrasi Politik di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 61. Universitas Sumatera Utara