3. Undang-Undang No. 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang merumuskan tentang tarif yang berlaku pada Kantor Imigrasi terkait dengan
pengurusan Paspor dan pelayanan keimigrasian lainnya. 4.
Peraturan Direktorat Jenderal Imigrasi No. IMI-891.GR.01.01 Tahun 2008 tentang Standart Operasional Prosedur Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia,
sebagai standar operasional prosedur bagi petugas Imigrasi yang berkaitan dengan proses penerbitan Paspor.
5. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1994 tentang Surat Perjalanan Republik
Indonesia, yang memuat tentang masa berlaku Paspor.
V.1.2 Sistem Penerbitan Paspor
Demi mewujudkan pencapaian produktivitas dan efisiensi pelayanan keimigrasian, perlu adanya penggunaan sistem pelayanan dan administrasi keimigrasian yang berbasis
teknologi informasi dalam rangka pelayanan keimigrasian kepada masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, sistem penerbitan paspor menerapkan Sistem E-office Keimigrasian yang
bersifat online. Sistem ini mengintegrasikan seluruh Kantor Imigrasi di Indonesia sehingga pemberian pelayanan keimigrasian, pengumpulan dan pengolahan data dapat dilakukan lebih
efisien, transparan, tertib, cepat, mudah, terpadu, dan aman. Sistem e-office keimigrasian ini menggunakan perangkat-perangkat yang terdiri dari:
1. Perangkat Keras Hardware
Perangkat keras terdiri dari server, komputer kerja workstation, penyimpanan data storage device, peripheral printer, scanner dan lain sebagainya, dan perangkat keras pendukung
seperti Uninterruptable Power Supply UPS. 2.
Perangkat Lunak
Universitas Sumatera Utara
Perangkat lunak e-office keimigrasian terdiri dari: a.
Sistem operasi; b.
Program Tools Software Development KitSDK dan lain sebagainya, dan Database;
c. Sistem pengamanan, berupa antivirus, firewall;
d. Customized Application Program, dikembangkan untuk mendukung pelayanan
keimigrasian; e.
Perangkat lunak jaringan, berupa Network Management SystemNMS dan lain sebagainya.
3. Jaringan Komputer
Jaringan komputer sebagai sarana pengimplementasian e-office keimigrasian, baik dalam lingkup Direktorat Jenderal Imigrasi maupun dengan unit atau satuan kerja di luar
Direktorat Jenderal Imigrasi dalam rangka otomatisasi pertukaran data dan informasi. Perangkat pendukung jaringan komputer terdiri dari:
a. Media Transmisi Wireline dan Wireless yang dapat mengkomunikasikan data
kabel Coaxial, kabel UTP, serat optik dan lain-lain; b.
Konektor kabel transmisi ke peralatan modem, ethernet card, hub, switch, router, dan lain-lain;
c. Networking Interface Card NIC.
Tujuan diterapkannya sistem e-office keimigrasian adalah untuk mewujudkan standarisasi prosedur kegiatan substantif maupun fasilitatif dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi keimigrasian. Sistem ini akan lebih
mengefektifkan fungsi dari Kantor Imigrasi itu sendiri sebagai suatu lembaga yang bertugas untuk menerbitkan paspor bagi seluruh Warga
Negara Indonesia sebagai bukti identitas dirinya di luar negara Indonesia. Oleh sebab itu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh Kantor Imigrasi harus terus meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
kualitas pelayanannnya sehingga tercipta pelayanan publik yang prima. Selain itu sistem e-office keimigrasian juga bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan menjaga kedaulatan negara
Republik Indonesia dari tindak kecurangan dan kejahatan, misalnya penggandaan paspor.
Adapun manfaat dari penerapan e-office keimigrasian adalah guna memperoleh informasi yang akurat berkaitan dengan pelayanan maupun pengawasan keimigrasian.
Penerapan e-office keimigrasian memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam pengurusan paspor dikarenakan data pemohon akan tersimpan secara otomatis pada Pusat Data
Keimigrasian Pusdakim, sehingga pemohon dapat mengajukan permohonan paspor dimana saja tanpa harus disesuaikan dengan wilayah domisili yang tertera pada kartu identitasnya.
Hal ini juga mempersingkat waktu pengurusan paspor karena seluruh data telah terintegrasi dan dapat diakses secara online melalui kanim di seluruh wilayah Indonesia.
Selanjutnya dengan penerapan e-office ini dapat menghindari terjadinya pembuatan paspor ganda karena
adanya pengambilan foto wajah dan 10 sidik jari. Sistem akan menolak secara otomatis apabila terdapat indikasi penggandaan identitas dengan foto wajah dan sidik jari yang serupa pada data
yang tersimpan di Pusdakim.
V.1.3 Pejabat yang Berwenang dan Bertanggung Jawab