Fee audit yang dibayarkan lebih tinggi daripada fee normal juga dapat menurunkan kualitas audit. Hal ini disebabkan karena ketika auditor menerima
audit fee diatas normal, auditor akan toleran terhadap tindakan opportunistic earnings management yang dilakukan oleh kliennya. Hubungan negatif
antara abnormal audit fee positif dan kualitas audit ini sesuai dengan hasil penelitian Fitriany, dkk 2015 yang mengindikasikan bahwa abnormal audit fee
positif fee premium merupakan indikator penting akan adanya kompromi antara auditor dengan klien.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berasumsi bahwa abnormal audit fee akan berpengaruh secara negatif terhadap kualitas audit. Maka, hipotesis pertama
yang dirumuskan dalam penilitian ini adalah: HI: Abnormal audit fee berpengaruh negatif terhadap kualitas audit
2.12.2.2 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit
Konsep kualitas audit menyatakan bahwa untuk mencapai audit yang berkualitas auditor harus memiliki kompetensi dan independensi. Independensi
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas audit yang dilaksanakan karena independensi berkaitan dengan kemampuan untuk bertindak
obyektif tidak memihak dan penuh integritas. Sikap independen akan menyebabkan opini atas laporan keuangan klien bebas dari unsur bias. Namun,
untuk memiliki sikap independen auditor akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya lamanya perikatan audit tenure antara auditor dengan suatu klien.
Auditor tenure dapat mempengaruhi independensi dan kualitas audit karena tenure yang semakin panjang dapat mempererat kedekatan emosional antara
auditor dengan klien. Adanya kedekatan emosional ini seringkali menyebabkan auditor bertindak tidak independen dan akhirnya dapat menurunkan kualitas audit.
Thuneibat et al. 2011 menemukan bukti bahwa tenure dapat berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Pada penelitian ini penulis berpendapat bahwa masa perikatan akan mengurangi independensi auditor. Semakin lama masa perikatan auditor, maka
akan semakin erat hubungan emosional antara auditor dengan klien. Kedekatan inilah yang akan menyebabkan independensi auditor terganggu, sehingga akan
menghasilkan kualitas audit yang rendah. Hipotesis kedua yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
H2: Audit tenure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit
2.12.2.3 Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit
Kualitas audit mensyaratkan adanya kompetensi dan independensi dari auditor untuk mencapai audit yang berkualitas. Kompetensi audit terkait dengan
pemahaman dan kemampuan auditor dalam melaksanakan prosedur audit. Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri tertentu akan memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, risiko bisnis perusahaan dan risiko audit pada industri tersebut. Spesialisasi auditor
dalam industri tertentu akan membuat auditor tersebut memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibandingkan dengan auditor tanpa spesialisasi.
Solomon et al. 1999 menyebutkan bahwa kesalahan akan lebih sedikit dilakukan oleh auditor spesialis daripada auditor nonspesialis. Owhoso 2002
menyatakan bahwa auditor dengan spesialisasi industri tertentu memiliki pengetahuan yang spesifik sehingga dapat dengan cepat memahami karakteristik
sebuah perusahaan dengan lebih komprehensif. Low 2004 menemukan bahwa spesialisasi auditor dapat meningkatkan audit risk assessment dan keputusan
perencanaan kualitas audit yang baik. Hasil penelitian Setiawan dan Fitriany 2011 menunjukkan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap
kualitas audit. Pada penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa penggunaan auditor spesialis
akan meningkatkan kualitas audit. Auditor yang spesialis memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai bisnis klien dalam industrinya
dibandingkan dengan auditor nonspesialis. Auditor spesialis akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mendeteksi kecurangan yang dilakukan dalam
bisnis klien. Hipotesis ketiga yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: H3: Spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit
2.12.2.4 Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Kualitas Audit