Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit

berusaha untuk mendapatkan klien salah satunya dengan cara menetapkan fee audit yang rendah. Namun, fee audit yang rendah tersebut tidak mempengaruhi independensi karena di sisi lain auditor juga memiliki kepentingan untuk menjaga reputasinya agar tetap dapat bertahan pada persaingan pasar yang semakin ketat. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengatur kewajiban rotasi audit baik rotasi partner maupun rotasi KAP, sehingga persaingan pasar audit cukup tinggi. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa abnormal audit fee dapat mempengaruhi kualitas audit, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Asthana dan Boone 2012 dan Fitriany, dkk 2015. Penelitian ini mendukung penelitian Xie et al. 2010 yang menyatakan bahwa abnormal audit fee tidak mempengaruhi kualitas audit. Selain itu, penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Choi et al. 2010 yang menyatakan bahwa abnormal audit fee negatif tidak mempengaruhi kualitas audit.

4.2.2 Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah audit tenure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Konsep kualitas audit menjelaskan bahwa audit yang berkualitas dapat diwujudkan apabila auditor memiliki independensi, baik independensi dalam fakta in fact maupun dalam penampilan in appearance. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat independensi auditor adalah lamanya masa perikatan antara auditor dengan klien. Hal ini dikarenakan semakin lama auditor melakukan perikatan audit dengan klien maka akan menyebabkan kedekatan emosional di antara mereka, sehingga independensi selama pelaksanaan audit dapat terganggu. Hasil pengujian tentang pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit menunjukkan bahwa audit tenure tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, sehingga hipotesis kedua H2 ditolak. Hal ini berarti lamanya masa perikatan yang dilakukan antara auditor dengan klien tidak mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Dhimadhanu 2016 menyatakan bahwa audit tenure yang tidak mempengaruhi kualitas audit dapat disebabkan karena auditor dalam melaksanakan auditnya telah profesional dan sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya kewajiban rotasi audit di Indonesia juga dapat meniadakan pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit. Pembatasan masa perikatan audit dapat mencegah kedekatan emosional antara auditor dengan klien yang diakibatkan oleh masa perikatan yang terlalu lama, sehingga independensi auditor akan tetap terjaga. Hasil analisis deksriptif menunjukkan bahwa audit tenure berada pada tingkat rendah, sehingga tingkat kedekatan emosional antara auditor dan klien belum terjalin erat dan independensi tidak terganggu. Wahyuni dan Fitriany 2012 mengungkapkan bahwa ketiadaan pengaruh tenure terhadap kualitas audit diduga disebabkan oleh dua faktor yang mempengaruhi kualitas audit yaitu kompetensi dan independensi yang memiliki pengaruh yang sama kuat dan bertolak belakang. Semakin lama masa perikatan akan meningkatkan kompetensi yang dapat meningkatkan kualitas audit. Di sisi lain, semakin lama masa perikatan juga akan menurunkan independensi yang dapat menurunkan kualitas audit. Hubungan yang sama kuat di antara dua hal tersebut dapat menghilangkan pengaruh yang signifikan antara audit tenure dan kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Thuneibat 2011 yang menyatakan bahwa tenure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit setelah adanya peraturan rotasi dan berpengaruh positif sebelum adanya peraturan rotasi. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian Putri dan Wiratmaja 2015 yang menyatakan bahwa audit tenure memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas audit. Namun, penelitian ini mendukung temuan penelitian Permana 2012, Bafqi 2013 dan Maharani 2014 yang tidak menemukan adanya pengaruh tenure terhadap kualitas audit serta penelitian Wahyuni dan Fitriany 2012 yang menemukan tidak adanya hubungan audit tenure dan kualitas audit setelah adanya regulasi.

4.2.3 Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit

Dokumen yang terkait

PENGARUH CLIENT IMPORTANCE DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)

4 86 21

PENGARUH ROTASI AUDIT DAN AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 82 23

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)

0 14 20

PENGARUH SUBSIDIARIES, AUDIT COMPLEXITY, DAN OPINI AUDITOR INDEPENDEN TERHADAP AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011–2013)

16 55 63

ANALISIS PENGARUH ABNORMAL AUDIT FEE, AUDIT TENURE, SPESIALISASI AUDITOR DAN MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Indon

16 99 170

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

0 0 8

PENGARUH INDEPENDENSI, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2015)

0 2 12

PENGARUH DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT SEBAGAI MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

0 2 64

FEE AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH AUDITOR SWITCHING DAN AUDIT TENURE PADA KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2016)

0 2 16

SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF TERHADAP PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT DALAM PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

0 1 9