Komisaris Independen TINJAUAN PUSTAKA

Pemegang saham mayoritas dalam struktur kepemilikan yang terkonsentrasi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dengan dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama, pemegang saham mayoritas yang secara efektif mengendalikan perusahaan, juga akan mengendalikan informasi yang dihasilkan perusahaan sehingga akan menurunkan kredibilitas informasi akuntansi bagi pasar. Sedangkan kemungkinan yang kedua, pemegang saham mayoritas akan berupaya untuk meningkatkan kredibilitas informasi akuntansi yang dihasilkan karena pemegang saham mayoritas memiliki kepentingan yang tinggi untuk menjaga nilai investasi yang dimlikinya Feliana 2007. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kepemilikan merupakan kepemilikan perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh sebagian kecil individu atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut memiliki jumlah saham yang relatif lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Konsentrasi kepemilikan mengakibatkan adanya pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas dalam suatu perusahaan.

2.9 Komisaris Independen

Struktur dewan di Indonesia menggunakan konsep two tier, di mana pada sistem ini dewan terdiri dari dewan direksi dan dewan komisaris. Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, dewan komisaris merupakan organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada dewan direksi. Dewan komisaris dapat terdiri dari satu orang atau lebih. Pengaturan besarnya jumlah anggota dewan komisaris diatur dalam Anggaran Dasar perseroan, disamping itu Anggaran Dasar perseroan juga dapat mengatur adanya 1 satu orang atau lebih komisaris independen dan 1 satu orang komisaris utusan. Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris lainnya, direksi danatau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Keberadaan komisaris independen di Indonesia sudah diatur dalam Code of Good Corporate Governance KNKCG. Komisaris independen menurut code tersebut bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan untuk mengawasi kebijakan dan kegiatan yang dilakukan direksi dan memberikan nasihat bilamana diperlukan. Selanjutnya, dalam Keputusan Direksi PT BEI Nomor Kep-00001BEI01-2014 pada Ketentuan III.1.4 ditetapkan bahwa jumlah komisaris independen pada perusahaan tercatat adalah minimal 30 dari jumlah anggota dewan komisaris. Ketentuan V.3.2 pada Keputusan tersebut menetapkan bahwa masa jabatan komisaris independen paling banyak adalah 2 dua periode berturut-turut. Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.1.5 pada angka 2 huruf c menyatakan bahwa komisaris independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan atau mengawasi kegiatan emiten atau perusahaan publik tersebut dalam waktu 6 enam bulan terakhir; 2. tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik tersebut; 3. tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik, anggota dewan komisaris, anggota direksi, atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik tersebut; dan 4. tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik tersebut. Keberadaan komisaris independen diharapkan mampu mendorong dan menciptakan iklim yang lebih objektif, dan menempatkan kesetaraan fairness sebagai prinsip yang utama dalam memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholders lainnya Andayani 2010. Komisaris independen bertanggung jawab untuk mendorong secara proaktif agar komisaris dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas dan penasehat direksi dapat memastikan perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif termasuk memantau jadwal, anggaran dan efektivitas strategi tersebut, memastikan perusahaan memiliki eksekutif dan manajer yang profesional, memastikan perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem audit yang bekerja dengan baik, memastikan perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya, memastikan risiko dan potensi krisis selalu diidentifikasi dan dikelola dengan baik serta memastikan prinsip-prinsip dan praktik good corporate governance dipatuhi dan diterapkan dengan baik FCGI, 2003. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komisaris independen meruapakan anggota dewan komisaris dari luar perusahaan yang tidak memiliki hubungan afiliasi dengan anggota komisaris lain, pemegang saham lain, direksi atau hubungan lain yang dapat mengganggu independensinya.

2.10 Komite Audit

Dokumen yang terkait

PENGARUH CLIENT IMPORTANCE DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)

4 86 21

PENGARUH ROTASI AUDIT DAN AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 82 23

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)

0 14 20

PENGARUH SUBSIDIARIES, AUDIT COMPLEXITY, DAN OPINI AUDITOR INDEPENDEN TERHADAP AUDIT REPORT LAG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011–2013)

16 55 63

ANALISIS PENGARUH ABNORMAL AUDIT FEE, AUDIT TENURE, SPESIALISASI AUDITOR DAN MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Indon

16 99 170

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

0 0 8

PENGARUH INDEPENDENSI, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2015)

0 2 12

PENGARUH DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT SEBAGAI MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

0 2 64

FEE AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH AUDITOR SWITCHING DAN AUDIT TENURE PADA KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2016)

0 2 16

SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF TERHADAP PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT DALAM PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

0 1 9