2.3 Akrual Diskresioner
Dasar akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui pendapatan ketika dihasilkan dan mengakui beban pada periode terjadinya, tanpa memperhatikan
waktu penerimaan atau pembayaran kas Kieso, et al. 2007:105. Dasar akrual merupakan kebalikan dari dasar kas, di mana pada akuntansi dasar kas pendapatan
diakui pada saat kas diterima dan beban diakui pada saat kas dibayarkan. Dasar akrual dapat memberikan gambaran yang lebih akurat atas kondisi keuangan suatu
organisasi. Namun dasar akrual juga memiliki kelemahan yaitu dapat dimanfaatkan untuk merekayasa angka-angka dalam laporan keuangan sehingga
dapat merubah besarnya laba yang dilaporkan. Akrual terdiri dari dua jenis yaitu akrual nondiskresioner dan akrual
diskresioner. Akrual nondiskresioner adalah dasar akrual yang tidak bebas dan tunduk pada suatu standar atau prinsip akuntansi yang berlaku umum. Akrual
diskresioner adalah dasar akrual yang bebas, tidak diatur dan merupakan pilihan kebijakan manajemen, sehingga memungkinkan manajer untuk melakukan
manipulasi pada laba yang dilaporkan. Pihak manajemen melakukan akrual diskresioner dengan cara memilih kebijakan akuntansi yang memberikan
keleluasaan untuk menentukan jumlah akrual, sehingga akrual diskresioner memberikan peluang bagi manajemen untuk melaporkan profil laba yang
diinginkan Armando dan Farahmita 2011. Misalnya, manajemen memperbesar cadangan piutang yang tidak tertagih atau mengubah metode depresiasi agar laba
yang dilaporkan menjadi lebih kecil. Nilai akrual diskresioner yang negatif menunjukkan adanya manajemen laba dengan cara menurunkan laba sedangkan
nilai akrual diskresioner yang positif menunjukkan adanya manajemen laba dengan cara menaikkan laba.
Akrual diskresioner merupakan ukuran yang banyak digunakan untuk mengukur kualitas laba dan kualitas audit. Penggunaan akrual diskresioner untuk
mengukur kualitas audit telah dilakukan oleh banyak pihak, di antaranya Asthana dan Boone 2012, Fitriany, dkk 2015, Thuneibat et al. 2011, Ali dan Aulia
2015 dan Setiawan dan Fitriany 2011. Penggunaan akrual diskresioner sebagai ukuran kualitas audit didasarkan pada konsep yang menyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari proses negosiasi antara manajer dan auditor. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kualitas informasi laba dalam
laporan keuangan dapat merefleksikan kualitas audit. Akrual diskresioner banyak dimanfaatkan oleh manajer untuk melakukan
manajemen laba. Semakin besar nilai akrual diskresioner mengindikasikan tingginya kesempatan untuk melakukan manajemen laba dan sebagai
konsekuensinya menunjukkan kualitas laba yang rendah. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa auditor tidak dapat mendeteksi manajemen laba. Oleh karena
itu, dalam keadaan cateris paribus, kualitas audit diasumsikan rendah Bing et al. 2014. Lawrence 2011 berpendapat bahwa akrual diskresioner dapat secara
langsung merefleksikan upaya auditor untuk mematuhi standar akuntansi dengan mendeteksi manajemen laba.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akrual diskresioner adalah akrual yang merupakan pilihan kebijakan akuntansi oleh manajemen yang
bersifat subyektif dan banyak dimanfaatkan oleh manajer untuk melakukan
manajemen laba. Tingkat akrual diskresioner dapat digunakan untuk mengukur kualitas audit karena dapat menunjukkan tingkat kemampuan auditor dalam
mendeteksi manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan klien.
2.4 Abnormal Audit Fee