59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5 KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Pasien yang diamati berjumlah 26 pasien, dengan karakteristik jenis sepsis
paling banyak ditemukan adalah nosocomial sepsis sebanyak 11 pasien
42, komorbiditas cerebrovascular disease sebanyak 5 pasien 29,
rerata lama perawatan 20 hari, jumlah obat yang diterima 13 obat dan jumlah antibiotik yang diterima 3 antibiotik.
2. Pasien yang menerima meropenem sebagai terapi empiris sebanyak 24
pasien 92,3 dan terapi definitif sebanyak 2 pasien 7,7. 3.
Tingkat resistensi berbagai bakteri yang ditemukan di lingkungan RUMKITAL Dr. Mintohardjo sudah sangat tinggi. Meropenem efektif
terhadap 3 dari 8 bakteri yaitu Eschericia coli 12 resisten, Proteus sp
40 resisten dan Aerobacter sp 33 resisten. Antibiotik yang lebih
efektif dibandingkan meropenem yaitu amikasin, fosfomisin dan imipenem.
4. Penggunaan meropenem yang rasional kategori 0 sebesar 15 dan yang
tidak rasional kategori I-VI sebesar 85 dengan rincian kategori IIA dosis tidak tepat sebesar 9, kategori IIB interval tidak tepat sebesar
24, kategori IIIA pemberian terlalu lama sebesar 6, kategori IVA alternatif lebih efektif sebesar 49, kategori IVD spektrum aktivitas
lebih sempit sebesar 3 dan kategori VI data tidak lengkap sebesar 9. 5.
Penggunaan antibiotik meropenem pada pasien sepsis di RUMKITAL Dr. Mintohardjo tahun 2014 masih banyak yang tidak rasional dan diperlukan
upaya peningkatan kualitas penggunaannya.
5.2. Saran
1. Penggunaan meropenem sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil uji kultur
mikrobiologi dan sebaiknya dilakukan juga uji pewarnaan gram untuk mendapatkan gambaran bakteri penyebab sepsis yang lebih cepat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Untuk mencegah resistensi bakteri terhadap meropenem yang semakin
berkembang sebaiknya dilakukan kebijakan stop order policy dan cycling
serta dilakukan evaluasi secara berkala terhadap penggunaan antibiotik meropenem di RUMKITAL Dr. Mintohardjo