UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7 Pseudomonas sp
17 10,05
8 Staphylococcus aureus
24 14,20
9 Streptococcus sp
5 2,95
10 pseudodiplokokkus
1 0,60
Jumlah 169
100,00 Data jumlah kuman dan spesimen kemudian diperinci menjadi data profil kuman
berdasarkan jenis spesimen. Data profil kuman berdasarkan jenis spesimen dalam uji sensitivitas dapat dilihat di tabel 4.4.
Tabel 4.4. Data Profil Kuman Berdasarkan Jenis Spesimen Uji Sensitivitas Antibiotik RUMKITAL Dr. Mintohardjo Periode Januari-Desember 2014
No Jenis Isolat Jenis Kuman
Jumlah
1 Darah
Alkaligenes faecalis 9
5,32 Coliform
6 3,55
Eschericia coli 4
2,36 Staphylococcus aureus
5 2,96
Streptococcus Sp 1
0,60 2
Urin Alkaligenes faecalis
5 2,95
Aerobacter aerogenes 1
0,60 Coliform
2 1,18
Eschericia coli 11
6,50 Proteus Sp
3 1,78
Pseudomonas Sp 1
0,60 Staphylococcus aureus
1 0,60
Streptococcus Sp 1
0,60 3
Sputum Alkaligenes faecalis
8 4,73
Aerobacter aerogenes 3
1,78 Coliform
14 8,28
Eschericia coli 6
3,55 Proteus Sp
1 0,60
Pseudomonas Sp 11
6,50 Staphylococcus aureus
6 3,55
Streptococcus Sp 1
0,60 4
PusSwab Luka Alkaligenes faecalis
8 4,73
Aerobacter aerogenes 1
0,60 Aerobacter Cloacae
1 0,60
Coliform 10
5,91 Eschericia coli
13 7,70
Proteus Sp 11
6,50 Pseudomonas Sp
4 2,36
Staphylococcus aureus 9
5,32 Streptococcus Sp
2 1,18
5 Cairan
Coliform 1
0,60
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Serebrospinal 6
Cairan Empedu Coliform
1 0,60
7 Cairan Asites
Coliform 1
0,60 8
Cairan Paru-paru Pseudomonas Sp
1 0,60
9 Jaringan
Coliform 1
0,60 10
Sekret Vagina Pseudodiplococcus
1 0,60
11 Kateter
Staphylococcus aureus 1
0,60 12
Pot Selang Staphylococcus aureus
1 0,60
Jumlah 169
100.00 Adapun laporan peta resistensi bakteri terhadap antibiotik dapat dilihat di
lampiran 4.
4.1.3. Evaluasi Antibiotik
Dalam penelitian ini, parameter yang digunakan untuk mengevaluasi antibiotik meropenem berdasarkan kriteria Gyssens adalah ketepatan indikasi,
ketepatan pemilihan berdasarkan efektivitas, toksisitas dan harga, lama pemberian, dosis, interval pemberian, rute pemberian, dan waktu pemberian
Pamela, 2011. Pengobatan dapat tidak sesuai dengan alasan yang berbeda pada saat yang sama dan dapat ditempatkan dalam lebih dari satu kategori. Dengan
evaluasi Gyssens, terapi empiris dapat dinilai, demikian juga terapi definitif setelah hasil pemeriksaan mikrobiologi diketahui Gyssens, 2005. Hasil evaluasi
menunjukkan 4 rejimen 15 termasuk rasional kategori 0 dan 22 rejimen 85 termasuk tidak rasional kategori I-VI. Sebanyak 22 rejimen yang
termasuk tidak rasional diperinci menjadi 32 hasil evaluasi. Hasil dari evaluasi antibiotik meropenem dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Penggunaan Antibiotik Meropenem n=26 Kerasionalan
Jumlah Persentase
Rasional Kategori 0 4
15 Tidak rasional Kategori
I-VI 22
85
Total 26
`100
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil evaluasi penggunaan antibiotik meropenem yang tidak rasional dapat diperinci menjadi beberapa kategori sesuai dengan parameter yang dinilai.
Rincian ketidakrasionalan penggunaan antibiotik meropenem dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Rincian Ketidakrasionalan Penggunaan Antibiotik Meropenem n=34
Kategori Jumlah Persentase
Dosis tidak tepat Kategori IIA 3
9 Interval tidak tepat Kategori IIB
8 24
Pemberian terlalu lama Kategori IIIA 2
6 Alternatif lain lebih efektif Kategori IVA
17 49
Spektrum alternatif lebih sempit Kategori IVD 1
3 Data tidak lengkap Kategori VI
3 9
- 34
100
Hasil evaluasi kategori IVA ada alternatif lebih efektif dapat diperinci lagi menjadi jenis antibiotik alternatif yang lebih efektif. Rincian jenis antibiotik
alternatif yang lebih efektif dapat dilihat di tabel 4.7.
Tabel 4.7. Jenis Antibiotik Alternatif yang Lebih Efektif Antibiotik yang Lebih Efektif
Jumlah
Amikasin, Imipenem dan Fosfomisin 9
Levofloksasin 7
Siprofloksasin dan Fosfomisin 1
- 17
4.2. Pembahasan Penelitian
4.2.1. Karakteristik Pasien
Data karakteristik pasien yang diperoleh meliputi jenis kelamin, usia, keparahan sepsis, lama perawatan, jumlah obat yang diterima selama perawatan
dan jumlah antibiotik yang diterima selama perawatan. Data jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah antara pasien laki-laki dan perempuan hampir
seimbang, yaitu 53,8 laki-laki dan 46,2 perempuan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian cohort yang dilakukan oleh Brun-Buisson 1995,
Danai dan Martin 2005 dan Engel et al 2006 yang melaporkan bahwa sepsis
lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Laki-laki beresiko