Jenis dan Rancangan Penelitian Subyek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Kesiapan Mahasiswa program profesi apoteker dalam Menghadapi Standar Kompetensi Farmasis Indonesia dalam Sudut Pandang Mahasiswa Program Profesi Apoteker di Dua Perguruan Tinggi di Jawa Barat” ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian non eksperimental merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri subyek menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti Pratiknya,1993. Rancangan deskriptif merupakan suatu rancangan yang bertujuan hanya menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan Umar, 2001. Data yang diperoleh kuesioner, selanjutnya akan diolah menggunakan statistik deskriptif dalam bentuk persentase, ditampilkan dalam bentuk tabel dan visual grafik dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

B. Batasan Operasional Penelitian

1. Kesiapan Kesiapan adalah sikap dan keyakinan seseorang yang ditunjukkan dengan kesanggupan untuk melakukan sesuatu. 2. Minat Minat adalah adalah suatu bentuk ketertarikan mahasiswa program profesi apoteker terhadap suatu bidang pelayanan kefarmasian, sehingga memiliki kecenderungan untuk memilihnya sebagai bidang pekerjaannya ketika bekerja sebagai apoteker. 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 3. Bidang pelayanan kefarmasian Bidang pelayanan kefarmasian yang dimaksud adalah bidang pelayanan kefarmasian yang tertera dalam buku Standar Kompetensi Farmasis Indonesia, yaitu industri, rumah sakit, dan apotek. 4. Sudut pandang Sudut pandang merupakan suatu bentuk pola pikirgambaran subyektif seseorang dalam upaya menanggapi suatu hal atau peristiwa yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Sudut pandang dalam penelitian ini merupakan gambaran mahasiswa program pendidikan profesi tentang kesiapan diri mereka dalam menghadapi Standar Kompetensi Farmasis Indonesia.

5. Responden

Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa program profesi apoteker yang telah mengembalikan dan mengisi kuesioner dan telah memilih minat meskipun lebih dari 1 satu minat. Jika mahasiswa program profesi apoteker memilih lebih dari 1 satu minat maka responden juga dianggap lebih dari 1 satu. 6. Mahasiswa program profesi apoteker Mahasiswa program profesi apoteker adalah seseorang yang terdaftar dan baru menyelesaikan kurikulum inti pendidikan farmasi yang sifatnya teori pada jenjang pendidikan profesi apoteker dan belum mengucapkan Sumpah profesi Apoteker di dua perguruan tinggi di Jawa Barat. Ada dua kelompok mahasiswa yang termasuk didalamnya. Kelompok pertama adalah mahasiswa yang belum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 menjalani kuliah praktek, sedangkan kelompok kedua adalah mahasiswa yang sudah menjalani kuliah praktek di salah satu bidang pelayanan kefarmasian. 7. Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi adalah tempat atau lembaga, baik universitas maupun sekolah tinggi, yang menyelenggarakan program studi profesi apoteker, memiliki mahasiswa program profesi apoteker yang tersebut di atas pada periode pengambilan data dan memberikan gelar apoteker di Jawa Barat.

8. Standar Kompetensi Farmasis Indonesia

Standar Kompetensi Farmasis Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada buku Standar Kompetensi Farmasis Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia ISFI. 9. Pelayanan kefarmasian Pelayanan kefarmasian yang dimaksudkan dalam Standar Kompetensi Farmasis Indonesia adalah pelayanan yang dilakukan oleh apoteker terkait dengan obat, baik di bidang industri, rumah sakit maupun apotek.

C. Subyek penelitian

Penelitian ini menjadikan mahasiswa program profesi apoteker di dua perguruan tinggi di Jawa Barat sebagai subyek penelitian. Mahasiswa yang dipilih sebagai subyek penelitian adalah semua mahasiswa yang terdaftar dan baru menyelesaikan kurikulum inti pendidikan farmasi yang sifatnya teori pada jenjang pendidikan profesi apoteker periode April 2006-Juni 2006 dan belum mengucapkan Sumpah profesi Apoteker. Ada dua kelompok mahasiswa yang termasuk 59 didalamnya. Kelompok pertama adalah mahasiswa yang belum menjalani kuliah praktek, sedangkan kelompok kedua adalah mahasiswa yang sudah menjalani kuliah praktek di salah satu bidang pelayanan kefarmasian. Tujuan pemilihan mahasiswa program profesi apoteker yang baru menyelesaikan kurikulum inti pendidikan profesi farmasi sebagai subyek penelitian adalah untuk mengenalkan Standar Kompetensi Farmasis Indonesia kepada mereka dan melihat sejauh mana kurikulum pendidikan farmasi mampu mampersiapkan mereka menghadapi Standar Kompetensi Farmasis Indonesia. Total jumlah mahasiswa profesi apoteker di dua perguruan tinggi di Jawa Barat adalah 194 orang, namun hanya 107 orang yang mengembalikan dan mengisi kuisioner. Responden disesuaikan dengan jumlah minat pada kuesioner kembali dan terisi yaitu sebanyak 114 responden.

D. Instrumen Penelitian