29
3. meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan di
bidang kefarmasian Ruang lingkup kegiatan :
1. pendidikan formal
2. pendidikan berkelanjutan internal dan eksternal
3. pelatihan
4. pertemuan ilmiah seminar, simposium
5. studi banding
6. praktek kerja lapangan
b. Merencanakan dan melakukan aktivitas pengembangan staf, bagi teknisi di
bidang farmasi, pekarya dan juru resep dalam rangka peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan farmasi yang diberikan.
Pada Bab II bagian pengembangan staf dan program pendidikan disebutkan bahwa
Setiap staf Rumah Sakit harus mempunyai kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Setiap staf
diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan berkelanjutan. Staf harus dibantu secara aktif untuk
mengikuti program yang diadakan oleh organisasi profesi, perkumpulan dan institusi terkait.
Penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan meliputi :
i. Penggunaan obat dan penerapannya
ii. Pendidikan berkelanjutan bagi staf farmasi
Penambahan pengetahuan disesuaikan dengan tanggungjawab, sedangkan peningkatan keterampilan disesuaikan dengan tugas.
c. Berpartisipasi aktif dalam pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas diri dan kualitas praktek kefarmasian. Pada bab IV
mengenai kompetensi Apoteker sebagai pimpinan, disebutkan bahwa 1.
Mempunyai kemampuan dan kemauan mengelola dan mengembangkan pelayanan farmasi
2. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri
Pada pasal 4 Kode Etik ApotekerFarmasis Indonesia disebutkan bahwa Setiap ApotekerFarmasis harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang
kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan dalam bidang kesehatan
umum, penyakit dan manajemen terapi kepada pasien, profesi kesehatan dan
masyarakat. 6. Kompetensi F : Penelitian dan pengembangan kefarmasian
a. Melakukan penelitian dan pengembangan, mempresentasikan dan
mempublikasikan hasil penelitian dan pengembangan kepada masyarakat dan profesi kesehatan lain.
Pada bab VII mencantumkan hal-hal mengenai penelitian dan pengembangan.
7.2.1 Penelitian Penelitian yang dilakukan Apoteker di Rumah Sakit yaitu:
a. Penelitian farmasetik, termasuk pengembangan dan menguji bentuk
sediaan baru. Formulasi, metode pemberian konsumsi dan sistem pelepasan obat dalam tubuh Drug Release System
b. Berperan dalam penelitian klinis yang diadakan oleh praktisi klinis,
terutama dalam karakterisasi terapetik, evaluasi, pembandingan hasil Outcomes dari terapi obat dan regimen pengobatan.
c. Penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan, termasuk
penelitian perilaku dari sosioekonomi seperti penelitian tentang biaya keuntungan cost-benefit dalam pelayanan farmasi
d. Penelitian operasional operation research seperti studi waktu,
gerakan, dan evaluasi program dan pelayanan farmasi yang baru dan yang ada sekarang.
7.2.2 Pengembangan Instalasi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit pemerintah kelas A dan
B terutama Rumah Sakit pendidikan dan Rumah Sakit swasta sekelas, agar mulai meningkatkan mutu perbekalan farmasi dan obat-obatan
yang diproduksi serta mengembangkan dan melaksanakan praktek farmasi klinis.
b. Menggunakan hasil penelitian dan pengembangan sebagai dasar dalam