Pembuatan kuesioner Tahap pengujian kuesioner

62 universitas yang menyelenggarakan program profesi apoteker, jumlah mahasiswa program profesi apoteker dan waktu terakhir perkuliahan teoritis mahasiswa program profesi apoteker di Perguruan Tinggi di Jawa Barat. Pada tahap ini juga dilakukan proses mendapatkan izin melakukan penelitian kepada pihak terkait di dua perguruan tinggi di Jawa Barat.

2. Pembuatan kuesioner

a. Pembuatan kuesioner

Kuesioner disusun dan dibuat sedemikian hingga mencapai tujuan penelitian. Kuisioner yang dibuat memuat operasional penelitian. Kuesioner pertanyaan berisi deskripsi karakteristik responden dan deskripsi persepsi mahasiswa profesi apoteker dalam menghadapi Standar Kompetensi Farmasis Indonesia. Pertanyaan tentang deskripsi persepsi mahasiswa profesi apoteker dalam menghadapi Standar Kompetensi Farmasis Indonesia dibedakan berdasarkan tiga bidang pelayanan kefarmasian yang tercantum dalam Standar Kompetensi Farmasis Indonesia dimana pada tiap bidang pelayanan kefarmasian terdapat dua bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan tertutup dan pertanyaan semi terbuka.

b. Tahap pengujian kuesioner

Pengujian kuisioner perlu dilakukan untuk melihat beberapa kesalahan dalam pembuatan kuesioner. Pada pengujian kuesioner dibutuhkan bantuan orang lain dan tenaga ahli. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 1 Uji pemahaman bahasa Uji pemahaman bahasa berfungsi untuk mengetahui sejauh mana bahasa penyusun pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dapat dipahami oleh responden, termasuk didalamnya kesalahan pengetikan, pengejaan kata-kata, dan susunan kalimat. Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada mahasiswa program profesi apoteker di salah satu perguruan tinggi. 2 Uji validitas isi Validitas suatu instrumen menujukkan suatu alat ukur yang dapat mengukur sejauh mana kebenaran alat itu untuk mengukur sesuatu yang diperlukan Mardalis, 2006. Atau dengan kata lain, suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur Kountur, 2005. Validitas isi menyangkut tingkat kebenaran suatu instrumen mengukur isi dari area yang dimaksud untuk diukur Kountur, 2005.Validitas isi diperoleh dengan memeriksa kecocokan setiap item dengan bahan yang telah diberikan Nawawi, 2005. Uji validitas dapat dilakukan dengan membandingakn antara isi instrumen dengan suatu rancangan Umar, 2001. Untuk mengetahui apakah suatu angket dapat dianggap valid secara isi dapat dilakukan dengan cara meminta pendapat ahli Kountur, 2005. Pada penelitian ini, uji validitas isi dilakukan bersama dengan dosen pembimbing. Uji ini dilakukan dengan melihat kesesuaian isi kuisioner dengan kawasan isi obyek yang diukur dengan berpedoman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 pada Standar Kompetensi Farmasis Indonesia yang dibuat oleh Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia ISFI.

3. Penyebaran dan pengumpulan kuesioner