Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

distribusi kumulatif dan memfokuskan pada selisih terbesar antara kedua distribusi tersebut dengan rumus Wahid Sulaiman,2003:37 : } { 2 1 X Sn x Sn Max D − = Keterangan : Sn 1 x : fungsi jenjang kumulatif observasi salah satu sampel Sn 1 x : kn 1 , k adalah banyaknya skor sama atau kurang dari X Pengambilan keputusan : Jika Asymp. Sig taraf nyata 0,05 maka Ho ditolak Jika Asymp. Sig taraf nyata 0,05 maka Ho diterima b. Uji Homogenitas Pengujian ini digunakan untuk menguji kesamaan varians populasi yang berdistribusi normal, berdasarkan sampel yang telah diambil dari setiap populasi. Ada beberapa metode yang telah ditemukan untuk melakukan pengujian ini. Pengujian yang dipakai adalah uji Bartlett. Uji Bartlett menggunakan statistik chi kuadrat dengan rumus : Ada beberapa metode yang telah ditemukan untuk melakukan pengujian ini seperti uji Bartlett Arikunto, 2000:415. Beberapa satuan yang diperlukan untuk mengerjakan pengujian tes adalah: 1 Disusun daftar seperti yang disajikan dalam tabel berikut: χ 2 = in 10 {B - ∑ ni – 1 log Si 2 } Tabel 3.4 Uji Bartlett Sampel ke- Derajat kebebasan 1dk S i 2 Log S i 2 dk Log S i 2 1 2 K n 1 – 1 n 2 – 1 n k - 1 1n 1 – 1 1n 2 – 1 1nk– 1 S 1 2 S 2 2 S k 2 Log S 1 2 Log S 2 2 Log S k 2 n 1 -1Log S 1 2 n 1 -1Log S 2 2 n 1 -1Log S k 2 Jumlah ∑ − 1 1 n ∑       − 1 1 1 n - - ∑ − 2 1 i i LogS n 2 Mencari variansi gabungan dari semua sampel dengan rumus : ∑ − − = 1 1 2 i i n S n S 3 Mencari satuan B dengan rumus: ∑ − = 1 log 2 i n S B 4 Menghitung harga Chi-kuadrat X dengan rumus { } ∑ − − = 2 2 log 1 10 1 i i S n B n x Dimana 1n10 = 2,3026 merupakan bilangan tetap yang disebut logaritma asli daripada bilangan 10. Jadi rumus dapat ditulis: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI { } ∑ − − = 2 2 log 1 3026 , 2 i i S n B x a Jika x 2 taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima atau tidak ada perbedaan variansi antara sampel-sampel yang diambil. b Jika x 2 taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis ditolak atau terdapat perbedaan variansi antara sampel-sampel yang diambil. 2. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS ternyata didapatkan hasil bahwa variabel yang diteliti berdistribusi normal. Sedangkan hasil pengujian homogenitas menunjukkan bahwa varians populasi untuk variabel tingkat pendidikan dan status kepegawaian adalah homogen, serta varians untuk variabel lama menjalani profesi guru adalah tidak homogen. Mengingat prasyarat pengujian hipotesis demikian, maka pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yang semula akan dilakukan dengan menggunakan One Way Anova tidak dapat dilanjutkan dan diganti dengan menggunakan statistik nonparametrik, yaitu dengan uji Chi Kuadrat. Chi Kuadrat yang digunakan adalah uji independen antara dua variabel Sudjana, 1996: 278. Langkah pertama adalah membuat tabel kontingensi B x K, yang dalam daftar tersebut, faktor I terbagi atas B taraf dan faktor II terbagi atas K taraf. Banyak pengamatan yang terjadi karena taraf ke-i faktor ke-I i= 1,2. …, B dan taraf ke-j faktor ke-II j=1,2,3, …, K akan dinyatakan dengan O ij . Hasilnya diringkas dalam tabel kontingensi B x K sebagai berikut: Tabel 3.5 Daftar Kontingensi B x K Untuk Hasil Pengamatan Terdiri Atas Dua Faktor FAKTOR II K TARAF 1 2 K Jumlah 1 O 11 E 11 O 12 E 12 …. O 1K E 1K n 10 2 O 12 E 21 O 22 E 22 …. O 2K E 2K n 20 . . . . . . . . FAKTOR II B TARAF B O B1 E B1 O B2 E B2 …. O BK E BK n BO Jumlah n 01 n 02 …. n OK n Untuk menghitung frekuensi yang diharapkan E ij atau frekuensi teoritik setiap sel dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: E ij n n x n oj io = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keterangan: E ij = frekuensi teoritik yang diharapkan n io = jumlah baris ke-i n oj = jumlah kolom ke-j n = jumlah semua frekuensi pengamatan Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesisnya adalah sebagai berikut: 2 χ = ∑∑ = = − B j i K 1 j ij 2 ij ij E E O Keterangan : 2 χ = Chi Kuadrat Oij = frekuensi yang terjadi Eij = frekuensi yang diharapkan Kriteria pengambilan keputusan adalah jika 2 χ hitung ≤ 2 χ tabel pada taraf signifikansi 5 dan dk untuk distribusi chi kuadrat = B-1K-1 maka H a1 , H a2 , dan H a3 ditolak. Sedangkan jika 2 χ hitung 2 χ tabel pada taraf signifikansi 5 dan dk untuk distribusi Chi Kuadrat = B-1K-1 maka H a1 , H a2 , dan H a3 diterima. Pengujian terhadap hipotesis pertama, kedua, dan ketiga dilakukan dengan menggunakan tabel kontingensi dan dengan menggunakan uji Chi Kuadrat sebagai berikut: 1. Hipotesis I a. Perumusan hipotesis Ho 1 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan Ha 1 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan b. Pengujian Hipotesis Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel kontingensi dengan frekuensi yang sesungguhnya Faktor I : Persepsi Guru Terhadap KTSP, kategori : sangat positif, positif, cukup positif, negatif, sangat negatif Faktor II : Tingkat Pendidikan, kategori : D1, D2, D3, S1, S2, S3 Tabel 3.6 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Frekuensi Sesungguhnya Tingkat Pendidikan Persepsi Guru Terhadap KTSP D1 D2 D3 S1 S2 S3 Total Sangat Positif a b c d e f ae Positif g h i j k l af Cukup Positif m n o p q r ag Negatif s t u v w x ah Sangat Negatif y z aa ab ac ad ai Total aj ak al am an ao ap 2. Menghitung frekuensi teoritikdiharapkan dengan rumus: E a ap ae aj × = E b ap ae ak × = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E c ap ae al × = E d ap ae am × = E e ap ae an × = E f ap ae ao × = E g ap af aj × = E h ap af ak × = E i ap af al × = E j ap af am × = E k ap af an × = E l ap af ao × = E m ap ag aj × = E n ap ag ak × = E o ap ag al × = E p ap ag am × = E q ap ag an × = E r ap ag ao × = E s ap ah aj × = E t ap ah ak × = E u ap ah al × = E v ap ah am × = E w ap ah an × = E x ap ah ao × = E y ap ai aj × = E z ap ai ak × = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E aa ap ai al × = E ab ap ai am × = E ac ap ai an × = E ad ap ai ao × = 3. Memasukkan frekuensi teoritikdiharapkan ke dalam tabel kontingensi: Tabel 3.7 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Persepsi Guru Terhadap KTSP D1 D2 D3 S1 S2 S3 Total Sangat Positif a E a b E b c E c d E d e E e f E f ae Positif g E g h E h i E i j E j k E k l E l af Cukup Positif m E m n E n o E o p E p q E q r E r ag Negatif s E s t E t u E u v E v w E w x E x ah Sangat Negatif y E y z E z aa E aa ab E ab ac E ac ad E ad ai Total aj ak al am an ao ap 4. Menghitung nilai 2 χ dengan menggunakan rumus: 2 χ = a 2 a E E - a + b 2 b E E - b + c 2 c E E - c + d 2 d E E d − + e 2 e E E e − + f 2 f E E - f + g 2 g E E - g + h 2 h E E - h + i 2 i E E i − + j 2 j E E j − + k 2 k E E - k + l 2 l E E - l + m 2 m E E - m + n 2 n E E n − + o 2 o E E o − + p 2 p E E - p + q 2 q E E - q + r 2 r E E - r + s 2 s E E s − + t 2 t E E t − + u 2 u E E - u + v 2 v E E - v + w 2 w E E - w + x 2 x E E x − + y 2 y E E y − + z 2 z E E - z + aa 2 aa E E - a a + ab 2 ab E E - b a + ac 2 ac E E ac − + ad 2 ad E E ad − c. Penarikan Kesimpulan Kriteria pengambilan keputusan adalah jika 2 χ hitung ≤ 2 χ tabel pada taraf signifikansi 5 dan dk untuk distribusi Chi Kuadrat = B-1K-1 maka H a1 ditolak atau tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan. Sedangkan jika 2 χ hitung 2 χ tabel pada taraf signifikansi 5 dan dk untuk distribusi Chi Kuadrat = B- 1K-1 maka H a1 diterima atau ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan. d. Mengukur Derajat Hubungan Rumus yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah dengan menggunakan rumus Koefisien Kontingensi C sebagai berikut Sudjana, 2000: 282: n C 2 2 + χ χ = Agar dapat diketahui derajat hubungannya, maka C harus dibandingkan dengan C maks. yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut Sudjana, 2000: 282: m 1 m C . maks − = Keterangan: m adalah harga minimum antara B dan K yakni minimum antara banyak baris dan banyak kolom. Penarikan kesimpulan adalah dengan melihat harga C kepada C maks . Makin dekat harga C kepada C maks , maka makin besar derajat asosiasinya atau terdapat hubungan yang cukup besar antara tingkat pendidikan guru dengan persepsinya terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut Sugiyono, 2004:183: Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 2. Hipotesis II a. Perumusan hipotesis Ho 2 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status kepegawaian Ha 2 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status kepegawaian b. Pengujian Hipotesis Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel kontingensi dengan frekuensi yang sesungguhnya Faktor I : Persepsi Guru Terhadap KTSP, kategori : sangat positif, positif, cukup positif, negatif, sangat negatif Faktor II : Status Kepegawaian, kategori : GTY, PNS, GTT, GH Tabel 3.9 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Status Kepegawaian Frekuensi Sesungguhnya Status Kepegawaian Persepsi Guru Terhadap KTSP GTY PNS GTT GH Total Sangat Positif a b c d u Positif e f g h v Cukup Positif i j k l w Negatif m n o p x Sangat Negatif q r s t y Total z aa ab ac ad 2. Menghitung frekuensi teoritikdiharapkan dengan rumus: E a ad u z × = E b ad u aa × = E c ad u ab × = E d ad u ac × = E e ad v z × = E f ad v aa × = E g ad v ab × = E h ad v ac × = E i ad w z × = E j ad w aa × = E k ad w ab × = E l ad w ac × = E m ad x z × = E n ad x aa × = E o ad x ab × = E p ad x ac × = E q ad y z × = E r ad y aa × = E s ad y ab × = E t ad y ac × = 3. Memasukkan frekuensi teoritikdiharapkan ke dalam tabel kontingensi: Tabel 3.10 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Status Kepegawaian Status Kepegawaian Persepsi Guru Terhadap KTSP GTY PNS GTT GH Total Sangat Positif a E a b E b c E c d E d u Positif e E e f E f g E g h E h v Cukup Positif i E i j E j k E k l E l w Negatif m E m n E n o E o p E p x Sangat Negatif q E q r E r s E s t E t y Total z aa ab ac ad 4. Menghitung nilai 2 χ dengan menggunakan rumus: 2 χ = a 2 a E E - a + b 2 b E E - b + c 2 c E E - c + d 2 d E E d − + e 2 e E E e − + f 2 f E E - f + g 2 g E E - g + h 2 h E E - h + i 2 i E E i − + j 2 j E E j − + k 2 k E E - k + l 2 l E E - l + m 2 m E E - m + n 2 n E E n − + o 2 o E E o − + p 2 p E E - p + q 2 q E E - q + r 2 r E E - r + s 2 s E E s − + t 2 t E E t − c. Penarikan Kesimpulan Kriteria pengambilan keputusan adalah jika 2 χ hitung ≤ 2 χ tabel pada taraf signifikansi 5 dan dk untuk distribusi Chi Kuadrat = B-1K-1 maka H a2 ditolak atau tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status kepegawaian. Sedangkan jika 2 χ hitung 2 χ tabel pada taraf signifikansi 5 dan dk untuk distribusi Chi Kuadrat = B- 1K-1 maka H a2 diterima atau ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status kepegawaian. d. Mengukur Derajat Hubungan Rumus yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara status kepegawaian dan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah dengan menggunakan rumus Koefisien Kontingensi C sebagai berikut Sudjana, 2000: 282: n C 2 2 + χ χ = Agar dapat diketahui derajat hubungannya, maka C harus dibandingkan dengan C maks. yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut Sudjana, 2000: 282: m 1 m C . maks − = Keterangan: m adalah harga minimum antara B dan K yakni minimum antara banyak baris dan banyak kolom. Penarikan kesimpulan adalah dengan melihat harga C kepada C maks . Makin dekat harga C kepada C maks , maka makin besar derajat asosiasinya atau terdapat hubungan yang cukup besar antara status kepegawaian guru dengan persepsinya terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut Sugiyono, 2004:183: Tabel 3.11 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 3. Hipotesis III a. Perumusan hipotesis Ho 3 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru. Ha 3 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru. b. Pengujian Hipotesis Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel kontingensi dengan frekuensi yang sesungguhnya Faktor I : Persepsi Guru Terhadap KTSP, kategori : sangat positif, positif, cukup positif, negatif, sangat negatif Faktor II : Lama Menjalani Profesi Guru, kategori : 1 Th, 1 – 5 Th, 6 – 10 Th, 11 – 15 Th, 15 Th Tabel 3.12 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Lama Menjalani Profesi Guru Frekuensi Sesungguhnya Lama Menjalani Profesi Persepsi Guru Terhadap KTSP 1 Th 1-5 Th 6-10 Th 11-15 Th 15 Th Total Sangat Positif a b c d e z Positif f g h i j aa Cukup Positif k l m n o ab Negatif p q r s t ac Sangat Negatif u v w x y ad Total ae af ag ah ai aj 2. Menghitung frekuensi teoritikdiharapkan dengan rumus: E a aj z ae × = E b aj z af × = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E c aj z ag × = E d aj z ah × = E e aj z ai × = E f aj aa ae × = E g aj aa af × = E h aj aa ag × = E i aj aa ah × = E j aj aa ai × = E k aj ab ae × = E l aj ab af × = E m aj ab ag × = E n aj ab ah × = E o aj ab ai × = E p aj ac ae × = E q aj ac af × = E r aj ac ag × = E s aj ac ah × = E t aj ac ai × = E u aj ad ae × = E v aj ad af × = E w aj ad ag × = E x aj ad ah × = E y aj ad ai × = 3. Memasukkan frekuensi teoritikdiharapkan ke dalam tabel kontingensi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.13 Tabel Kontingensi Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Lama Menjalani Profesi Guru Lama Menjalani Profesi Persepsi Guru Terhadap KTSP 1 Th 1-5 Th 6-10 Th 11-15 Th 15 Th Total Sangat Positif a E a b E b c E c d E d e E e z Positif f E f g E g h E h i E i j E j aa Cukup Positif k E k l E l m E m n E n o E o ab Negatif p E p q E q r E r s E s t E t ac Sangat Negatif u E u v E v w E w x E x y E y ad Total ae af ag ah ai aj 4. Menghitung nilai 2 χ dengan menggunakan rumus: 2 χ = a 2 a E E - a + b 2 b E E - b + c 2 c E E - c + d 2 d E E d − + e 2 e E E e − + f 2 f E E - f + g 2 g E E - g + h 2 h E E - h + i 2 i E E i − + j 2 j E E j − + k 2 k E E - k + l 2 l E E - l + m 2 m E E - m + n 2 n E E n − + o 2 o E E o − + p 2 p E E - p + q 2 q E E - q + r 2 r E E - r + s 2 s E E s − + t 2 t E E t − + u 2 u E E - u + v 2 v E E - v + w 2 w E E - w + x 2 x E E x − + y 2 y E E y − c. Penarikan Kesimpulan Kriteria pengambilan keputusan adalah jika 2 χ hitung ≤ 2 χ tabel pada taraf signifikansi 5 dan dk untuk distribusi Chi Kuadrat = B-1K-1 maka H a3 ditolak atau tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari lama menjalani status kepegawaian. Sedangkan jika 2 χ hitung 2 χ tabel pada taraf signifikansi 5 dan dk untuk distribusi Chi Kuadrat = B-1K-1 maka H a3 diterima atau ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru. d. Mengukur Derajat Hubungan Rumus yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara lama menjalani profesi guru dan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah dengan menggunakan rumus Koefisien Kontingensi C sebagai berikut Sudjana, 2000: 282: n C 2 2 + χ χ = Agar dapat diketahui derajat hubungannya, maka C harus dibandingkan dengan C maks. yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut Sudjana, 2000: 282: m 1 m C . maks − = Keterangan: m adalah harga minimum antara B dan K yakni minimum antara banyak baris dan banyak kolom. Penarikan kesimpulan adalah dengan melihat harga C kepada C maks . Makin dekat harga C kepada C maks , maka makin besar derajat asosiasinya atau terdapat hubungan yang cukup besar antara lama menjalani profesi guru dengan persepsinya terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut Sugiyono, 2004:183: Tabel 3.14 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 68

BAB IV GAMBARAN UMUM YAYASAN

A. Sejarah Berdirinya Yayasan BOPKRI

Pada saat kolonial Belanda masih menguasai bumi Nusantara termasuk Yogyakarta, di kota ini sudah terdapat Lembaga Pendidikan Kristen. Pada tanggal 10 November 1945, Partai Kristen Indonesia PARKINDO berdiri. Dalam konggresnya yang pertama di Surakarta diputuskan untuk mendirikan lembaga pendidikan dengan nama Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia BOPKRI. Di Yogyakarta sendiri, BOPKRI didirikan pada tanggal 18 Desember 1945, dengan akta notaris tertanggal 11 Mei 1946. Pada awal berdirinya, karena belum memiliki gedung sekolah sendiri maka sekolah-sekolah Yayasan BOPKRI menyelenggarakan proses belajar mengajar pada siang hingga sore hari dengan menumpang di sekolah- sekolah negeri. Namun kegiatan belajar- mengajar ini tidak bisa berlangsung lama dan Yayasan BOPKRI harus menutup semua sekolahnya karena Belanda kembali menduduki Ibukota Yogyakarta. Pada perkembangan selanjutnya, setelah Belanda keluar dari Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949, Sri Sultan HB IX memerintahkan agar sekolah-sekolah di Yogyakarta menyelenggarakan kembali proses belajar mengajarnya. Selanjutnya pada tanggal 11 Juni 1950, di sebuah gedung berlokasi di Jalan Jend Sudirman No.57 diadakan rapat dengan peserta S. Subanu sebagai satu-satunya Wakil Yayasan BOPKRI yang masih ada di Yogyakarta, Ds FI Bakker dan Ds Rulman dari Sekretaris Vereneging Scholen md Bijbel, yang memutuskan 1 Pembentukan Pengurus BOPKRI baru. 2 Semua tugas dan tanggung jawab tentang pendidikan di sekolah-sekolah Kristen diserahkan kepada Yayasan BOPKRI Yogyakarta. 3 Semua aset Ver. Scholen md Bijbel yang berupa tanah, gedung-gedung beserta isinya dihibahkan kepada Yayasan BOPKRI Yogyakarta. Hal ini memiliki makna bahwa secara de jure mulai tanggal 11 Juni 1950, segala wewenang, tugas dan kewajiban Ver. Scholen md Bijbel berhenti dan dilanjutkan oleh Yayasan BOPKRI.

B. Visi Dan Misi Yayasan BOPKRI

1. Visi Yayasan BOPKRI Terwujudnya masyarakat pendidikan yang cerdas, bermartabat dan berwawasan global yang berlandaskan cinta kasih kepada Tuhan dan sesama 2. Misi Yayasan BOPKRI Yayasan BOPKRI mempunyai misi: 1. Mengelola lembaga pendidikan yang beroreintasi pada pendidikan yang professional, bersih, akuntabel, berorientasi ke depan dan

Dokumen yang terkait

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari pengalaman mengajar, tingkat pendidikan dan jenjang pendidikan : studi kasus guru-guru SD, SMP, SMA Pangudiluhur Kotamadya Yogyakarta.

1 9 161

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan, status kepegawaian, dan lama menjalani profesi guru : studi kasus pada guru-guru di Yayasan Kanisius Yogyakarta.

0 19 203

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru.

0 4 181

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru - USD Repository

0 0 179

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 184

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 208

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 201

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, DAN MASA KERJA GURU

0 0 104

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENJANG PENDIDIKAN

0 1 159

PERSEPSI GURU SMA TERHADAP PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU YANG TERBUKA BAGI SARJANA NON-KEPENDIDIKAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA KERJA

0 0 160