Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA
berubah menjadi guru otonom. Guru otonom adalah pemikir dan perancang bahan pelajaran yang kritis dan analitis, serta memiliki daya
kreativitas tinggi dan berperilaku inovatif. Tingkat pendidikan bagi guru agar bisa menjadi guru yang otonom adalah minimal berpendidikan S1
untuk guru SD dan SMP, serta S2 untuk guru SMU. Seorang guru dengan latar pendidikan S1 akan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
lebih jika dibandingkan dengan guru yang berlatar pendidikan D-2. Dalam memandang KTSP, guru dengan latar belakang S1 akan memiliki
kemampuan beradaptasi yang lebih baik mengingat pengetahuan yang dimilikinya lebih daripada guru dengan latar belakang pendidikan yang
lebih rendah. Tingkat pendidikan guru diduga kuat mempengaruhi cara pandang dan sikap guru terhadap suatu konsep atau ide baru.
Berdasarkan uraian di atas, diturunkan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ha
1
: Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan.
2. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Status Kepegawaian.
Status kepegawaia n merupakan sebuah pengakuan atas keberadaan seseorang dalam suatu ruang lingkup pekerjaan pada sebuah instansi.
Status kepegawaian menempatkan seorang pekerja pada suatu posisi yang membedakan hak dan kewajiban antar status yang berbeda. Status
kepegawaian bagi seorang guru merupakan suatu keadaan yang melabeli mereka untuk profesionalitas kerja para guru tersebut.
Status kepegawaian berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Status kepegawaian seseorang akan sangat berpengaruh terhadap etos dan
mentalitas kerja Djohar, 2006:118. Guru honorer akan memiliki totalitas yang berbeda dalam menghadapi pekerjaannya dibandingkan dengan guru
tidak tetap yayasan. Hal ini muncul karena setiap guru memiliki orientasi yang berbeda akan pekerjaannya jika ditinjau dari status kepegawaiannya.
Guru honorer akan memiliki mental dan etos kerja yang lebih baik karena guru honorer sedang berada dalam taraf pembentukan image dan nama
baik agar berkesempatan diangkat menjadi guru tetap. Sedangkan guru negeri memiliki kecenderungan lebih kaku mengingat status para guru
tersebut sudah jelas. Guru negeri bekerja berdasarkan ikatan kerja dengan dasar hukum yang jelas berkaitan dengan status kepegawaian mereka,
sehingga dengan kejelasan status tersebut guru negeri diduga memiliki persepsi yang kurang positif terhadap KTSP. Guru tetap yayasan diduga
akan memiliki pandangan yang lebih baik mengenai KTSP mengingat para guru tetap yayasan memiliki ikatan batin dan tanggung jawab yang kuat
terhadap yayasan. Berbeda dengan guru negeri yang statusnya sudah jelas sebagai pengajar yang dibiayai oleh negara. Guru negeri diduga akan
memiliki pandangan yang kurang positif terhadap KTSP. Guru dengan status kepegawaian yang berbeda akan memiliki paradigma tersendiri akan
sesuatu yang menyangkut profesinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan uraian di atas, diturunkan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ha
2
: Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari status kepegawaian.
3. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Lama Menjalani Profesi Guru.
Profesionalitas seorang pekerja dipengaruhi pula oleh lama pekerja tersebut menjalani profesinya. Semakin lama seseorang menggeluti
pekerjaannya maka semakin terasah pula kemampuannya. Seorang guru yang telah puluhan tahun mengajar akan memiliki kualitas mengajar yang
berbeda dengan seorang guru yang baru satu tahun mengajar. Guru yang telah lama menjalani profesi guru akan memiliki pengalaman mengajar,
kemampuan mengelola kelas, maupun mengevaluasi kelas dengan lebih baik dibanding dengan guru baru. Akan tetapi, mungkin guru yang baru
tersebut memiliki kemampuan lain yang tidak dimiliki oleh guru yang telah puluhan tahun mengajar, misalnya saja kemampuan mengoperasikan
komputer, pemanfaatan internet, metode penga jaran baru dan sebagainya. Inti dari semua itu adalah bahwa suatu pengalaman mengajar
ataupun pengetahuan baru dari seseorang yang belum begitu berpengalaman mengajar, akan menyebabkan perbedaan pandangan
ataupun persepsi akan suatu permasalahan. Perbedaan itu disebabkan oleh adanya pola berpikir yang berbeda yang disebabkan oleh pembentukan
karakter atas diri guru selama menjalani profesinya. Paul Suparno PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2002:42 menguraikan bahwa lama seorang guru menjalani profesinya akan mempengaruhi cara pandang. Hal ini didukung oleh pernyataan
Anton Sardjono www.blogspot.com
bahwa masa kerja seorang guru membentuk interpretasi yang berbeda-beda antar para guru akan suatu hal.
Interpretasi yang berbeda-beda tersebut akan mengakibatkan cara pandang Seorang guru yang sudah dua puluh lima tahun mengajar akan
memandang KTSP sebagai sebuah kurikulum yang merepotkan mengingat beratnya tugas seorang guru dalam peran sertanya menyusun
kurikulum, berbeda dengan kurikulum yang biasanya digunakannya. Seorang guru yang baru satu tahun mengajar dan merupakan produk baru
dari dunia kependidikan akan memandang KTSP sebagai sebuah kurikulum yang tepat diaplikasikan mengingat dengan KTSP seorang guru
dapat menyusun kurikulum yang sesuai dengan konstruksi pengetahuan yang akan diberikan kepada peserta didik. Akan tetapi dengan terbatasnya
pengalaman yang dimiliki,guru baru diduga akan berpersepsi kurang positif mengingat perubahan kurikulum yang terjadi kurang dapat
diadaptasi dengan cepat. Berdasarkan uraian di atas, diturunkan hipotesis penelitian sebagai
berikut : Ha
3
: Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru.
36