Uji Asumsi Analisis Data Penelitian

interpersonal perawat dengan pasien dan stres kerja perawat dapat diterima. Semakin tinggi stres kerja yang dimiliki perawat maka semakin rendah ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien. Sumbangan pengaruh variabel ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien terhadap stres kerja perawat dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Deskripsi tabel analisis R Square Measures of Association -.461 .212 .878 .771 Stres kerja Ketrampilan komunikasi R R Squared Eta Eta Squared Koefesien determinasi yang diperoleh dari hasil kuadrat koefesien korelasi adalah 0,212. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa variabel bebas penelitian ini yaitu ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien memberikan sumbangan efektif sebesar 21,2 terhadap vaiabel tergantung yaitu rendahnya stres kerja perawat. Dengan kata lain ada 78,8 aspek lain yang mempengaruhi stres kerja perawat, diluar ketrampilan komunikasi interpersonal perawat.

E. Pembahasan

Hasil Penelitian menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dan stres kerja perawat. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat ketrampilan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI komunikasi interpersonal perawat dengan pasien, maka semakin rendah stres kerja perawat. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Robbins 2005 mengungkapkan bahwa faktor organisasional penyebab stres kerja antara lain adanya konflik interpersonal. Gu Mo Kim 2006, dalam penelitiannya yang berjudul Analytical Study of Work Stress Among Clinical Nurse menggungkapkan bahwa faktor terbesar yang memicu resiko stres kerja adalah faktor hubungan interpersonal. Menurut Gray-Toff dan Anderson dalam Abraham Charles Shanley E,1997, stres kerja pada perawat dipengaruhi hubungan interpersonal dengan teman sekerja, dengan dokter supervisor, dan dengan pasien. Nampak bahwa hubungan interpersonal atau relasi dengan orang lain adalah faktor penting yang mempengaruhi rendahnya stres kerja perawat. Menurut Johnson dalam Supraktinya, 1995 keefektifan hubungan interpersonal ditentukan oleh ketrampilan individu dalam mengkomunikasikan secara jelas informasi yang ingin disampaikan. Jadi ketrampilan komunikasi interpersonal adalah faktor penting dalam menjalin hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal yang terjalin dengan baik dapat membentuk citra diri seseorang. Menurut Munandar 2000, seseorang yang memiliki citra diri positif dapat memahami diri sendiri, baik kelebihan maupun kelemahannya serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri sehingga mampu mengatasi masalah. Seseorang yang memiliki citra diri positif memiliki keyakinan untuk menyelesaikan segala masalahnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keyakinan tersebut disebut efikasi diri. Efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tipe – tipe performansi yang telah direncanakan Bandura,1986. Beberapa penelitian tentang efikasi diri menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara efikasi diri dengan kecemasan Arch dalam Bandalos et al, 1995. Menurut Bandura 1986, individu yang memiliki efikasi diri tinggi cenderung lebih toleran terhadap tekanan atau situasi yang menimbulkan kecemasan atau ketegangan. Terjalinnya hubungan interpersonal yang baik antara perawat dengan pasien memungkinkan komunikasi interpersonal dapat terjalin dengan baik sehingga dapat lebih terbuka untuk mengkomunikasikan perasaan dan mencari pemecahan masalah yang tepat bagi kedua belah pihak. Relasi yang baik juga akan mempengaruhi suasana hati perawat menjadi lebih nyaman karena merasa diterima oleh pasien. Kedua hal tersebut membuat perawat lebih toleran terhadap stres kerja. Rata – rata subjek memiliki ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien tinggi, hal ini terlihat dari mean empiriknya sebesar 138,5 mean teoritiknya 120. Hal ini terjadi karena ada faktor – faktor lain yang mempengaruhi ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien. Faktor lain yang mempengaruhi adalah citra diri perawat yang positif dan citra pasien terhadap perawat yang juga positif dapat mempengaruhi pola proses komunikasi yang terjalin antara perawat dan pasien. Selain itu kondisi