Skema 2.1 Hubungan antara Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dan Stres Kerja Perawat
PERAWAT TUGAS PERAWAT
U Menjalankan pesanan dokter
U Menjalankan intervensi keperawatan
U Bertanggungjawab terhadap pasien
STRESSOR KEPERAWATAN U
Beban kerja overload underload U
Konflik peran U
Kegagalan merawat pasien U
Kesulitan merawat pasien kritis
Dampak Positif Hubungan Interpersonal
•
Relasi interaksi yang baik akan berpengaruh pada mood perawat.
•
Citra diri perawat positif Efikasi diri perawat tinggi
:
keyakinan perawat atas kemampuannya menanggulangi stressor.
•
Menpermudah pemecahan masalah : dengan berelasi maka dapat mengatasi
konflik bersama.
Ketrampilan komunikasi
interpersonal perawat dengan
pasien tinggi Hubungan
Interpersonal perawat dengan
pasien tinggi
STRES KERJA RENDAH
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien
dan stres kerja pada perawat.
8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari suatu hubungan dari dua variabel.
Sesuai dengan sifatnya, penelitian ini ingin mencari hubungan antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dan stres kerja perawat.
B. Identifikasi Variable Penelitian
Variabel – variabel yang diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu antara lain:
1. Variabel Bebas : Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat
2. Variabel Tergantung : Stres Kerja Perawat
C. Definisi Operasional
1. Stres Kerja Perawat
Stres kerja merupakan suatu reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku yang muncul akibat ketegangan, ketidaknyamanan, dan adanya
kondisi mengancam yang dirasakan dalam diri individu karena adanya ketidakseimbangan antara kemampuan individu dengan tuntutan
pekerjaan. Dalam penelitian ini, stres kerja perawat diukur dengan menggunakan skala pengukuran stres kerja. Skala stres kerja
44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditunjukkan oleh gejala - gejala stres kerja yang muncul pada individu. Gejala stres ditentukan dalam berbagai aspek penting
meliputi: gangguan fisik, gangguan psikologis, dan gangguan tingkah laku. Tingkat stres diungkap dengan skor total skala, semakin tinggi
skor total skala maka semakin tinggi tingkat stres kerja dan semakin rendah skor total skala maka semakin rendah tingkat stres kerjanya.
2. Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien
Ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien adalah tingkat kemampuan perawat untuk berkomunikasi dengan pasien
secara efektif. Dalam penelitian ini, ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dilihat dengan menggunakan
skala pengukuran ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien. Skala ketrampilan komunikasi interpersonal perawat
dengan pasien dibatasi dengan beberapa indikator yaitu; empati, kemampuan untuk mendengarkan pasien, membangun keterbukaan,
mampu membangun kepercayaan dan kerendahan hati. Ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien yang baik dapat
diungkap dengan skor total skala, semakin tinggi skor total skala maka semakin tinggi ketrampilan komunikasi interpersonalnya dan semakin
rendah skor total skala maka semakin rendah ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien.
D. Subyek
Karakteristik subjek perawat yang akan diambil sebagai subjek penelitian ditentukan dengan beberapa persyaratan. Dengan kriteria sebagai
berikut;
1. Dilihat dari lamanya bekerja, subjek yang akan diteliti bekerja minimal 1
tahun. Batasan ini dibuat dengan asumsi bahwa perawat yang telah bekerja minimal 1 tahun telah dapat menyesuaikan diri dengan
pekerjaannya, selain itu perawat telah memahami bidang pekerjaannya. 2.
Berjenis kelamin wanita, karena reaksi – reaksi hormonal perempuan terhadap sejumlah stressor lebih tinggi dari pada laki-laki Smet,1994.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengontrol sifat dan karakter subyek penelitian dengan kontrol jenis kelaminnya.
3. Berusia antara 18 – 40 tahun, batasan usia ini adalah usia produktif
individu pada umumnya. Subyek penelitian dalam penelitian ini yang sesuai dengan
karakteristik diatas akan diambil dari sejumlah perawat yang bekerja di RSU Palang Biru Kutoarjo dan RSUD Saras Husada Purworejo. Pemilihan kedua
rumah sakit tersebut berdasarkan pada pertimbangan bahwa dengan mengambil dua kelompok subjek dari latar belakang organisasi yang berbeda
maka hasil penelitian akan lebih representatif dan lebih dapat digeneralisasikan. Persamaan perawat dari kedua rumah sakit yang diambil
sebagai subjek adalah perawat yang memberikan pelayanan medis pada pasien. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.