kerjanya. Menurut Landy dan Conte 2004, tingkat stres yang diterima seseorang dipengaruhi oleh bagaimana persepsi terhadap tuntutan
pekerjaan yang dibuat oleh lingkungan dan persepsi terhadap kemampuan orang itu untuk mengatasi tuntutan tersebut. Hal ini berarti tuntutan
pekerjaan yang melebihi kemampuan individu akan menyebabkan kondisi yang penuh stres sehingga akan berpengaruh pada kondisi fisik,
psikologis, dan tingkah laku seseorang. Dari uraian mengenai beberapa definisi stres kerja di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku yang muncul karena stressor dalam pekerjaan
yang dapat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada kesehatan seseorang.
2. Sumber Stres Kerja
Menurut Sarafino 1990, beberapa hal yang dapat meningkatkan stres kerja antara lain disebabkan oleh lingkungan fisik, kurangnya
kontrol, kurangnya hubungan interpersonal, dan kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja.
Sumber stres kerja menurut Sutherland Cooper 1990 berasal dari pekerjaan itu sendiri dan dari interaksi lingkungan sosial, yaitu antara
lain; a.
Stressor yang ada dalam pekerjaan itu sendiri, meliputi; beban kerja dan fasilitas kerja yang kurang.
b. Konflik peran : peran dalam pekerjaan yang tidak jelas dan
tanggungjawab yang tidak jelas. c.
Masalah dalam hubungan dengan orang lain adalah stressor yang potensial, seperti hubungan dengan atasan, rekan sejawat, dan
hubungan atasan – bawahan. d.
Perkembangan karir; promosi jabatan dan keselamatan kerja. e.
Iklim dan struktur organisasi,seperti; ada peraturan pembatasan perilaku dan budaya dalam organisasi.
f. Adanya konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga.
Sumber stres kerja menurut Hardjana 1994 yaitu antara lain; tuntutan kerja, kerja yang penuh tanggung jawab, lingkungan fisik kerja,
rasa kurang memiliki pengendalian diri, hubungan antar manusia, pengakuan dan penghargaan, dan keamanan kerja. Sumber stres kerja
tersebut bila tidak diperhatikan dan dilakukan pencegahan akan potensial memunculkan stres kerja pada karyawan.
Yuzalita 1995 mengemukakan bahwa perselisihan di lingkungan kerja, rasa jenuh, rasa bersalah, perasaan diperlakukan tidak adil, dan
ketidakpastian atas sistem kenaikan pangkat merupakan kondisi yang dapat memicu pekerja untuk berada dalam keadaan stres. Luthans 2005
mengungkapkan bahwa tempat kerja yang penuh atau padat, ramai, kurang privacy, suhu ruang yang tidak tepat, bau yang tidak sedap, dan
pencahayaan yang kurang memadai merupakan sumber stres yang potensial. Selain itu peralatan kerja yang kurang memadai, tugas yang
menuntut kehati – hatian dan ketelitian, dan tingkat keamanan yang kurang juga dapat mengakibatkan stres kerja.
Dari uraian di atas penulis menarik kesimpulan bahwa sumber stres kerja antara lain adalah; beban kerja, hubungan interpersonal, konflik
peran, perkembangan karir, iklim dan struktur organisasi, adanya konflik antara tuntutan pekerjaan dengan tuntutan keluarga.
3. Faktor – Faktor Stres Kerja
Stres kerja yang dialami masing – masing individu berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Taylor 1995 mengelompokkan
faktor penyebab stres antara lain; faktor biologis, psikologis, dan sosial. Faktor biologis yaitu faktor penyebab stres yang berasal dari keadaan
fisiologis individu, meliputi; kesehatan, kelelahan, kurang gizi, dan cacat tubuh. Faktor psikologis berasal dari keadaan psikis individu yang
mengalami hambatan misalnya individu yang memiliki pola pikir irasional lebih rentan terhadap stres daripada individu yang memiliki pola pikir
rasional. Faktor sosial yaitu penyebab stres yang berhubungan dengan keadaan lingkungan, seperti kepadatan, kebisingan, dan tekanan ekonomi.
Hardjana 2003 menjelaskan bahwa faktor penyebab stres yang dialami oleh seseorang berasal dari 3 faktor antara lain: faktor individu,
keluarga, dan lingkungan. Lingkungan yang dapat menjadi sumber stres pada seseorang adalah lingkungan masyarakat dan lingkungan pekerjaan.
Landy dan Conte 2004 membagi faktor stres kerja menjadi dua bagian, yaitu fisik dan psikis.
a. Fisik
Stresor fisik berasal dari lingkungan fisik seorang pekerja. Hal ini berkaitan dengan tugas – tugas yang diterima oleh pekerja, misalnya
banyaknya pekerjaan, jam kerja yang harus dipenuhi dan sebagainya. Selain itu juga berupa kondisi lingkungan yang mengelilingi seorang
pekerja misalnya suara bising, ruang kerja sempit, dan sirkulasi udara buruk akan memudahkan pekerja rentan terhadap stres.
b. Psikis, terdiri dari ;
1. Kurangnya fungsi kontrol
Seseorang yang tidak mampu melakukan kontrol terhadap pekerjaannya akan lebih mudah mengalami stres
www.vtaide.com,2006. 2.
Konflik interpersonal Konflik interpersonal merupakan interaksi negatif antara karyawan
dengan rekan sejawat, supervisor ataupun klien. Dampak dari konflik interpersonal adalah gangguan kesehatan, ketidakpuasan
kerja, dan stres kerja Landy dan Conte,2004. 3.
Ketaksaan peran Peran yang ambigu, konflik peran, dan peran yang overload
merupakan stresor yang potensial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI