Indikator Stres Kerja Stres Kerja Perawat

sakit maupun orang sehat dengan penuh kasih sayang yang dilaksanakan secara mandiri atau dibawah pengawasan dokter sehingga orang tersebut dapat mempertahankan kesehatannya. Perawat cenderung memiliki stres kerja yang tinggi hal ini disebabkan oleh tugas keperawatan itu sendiri dan lingkungan kerjanya. Tugas perawat secara umum memberikan pelayanan perawatan kepada pasien. Pusat perhatian perawat saat ini menitikberatkan pada hubungan antara perawat dengan pasien sebagai individu aktif sehingga sangat memperhatikan aspek psikososialnya. Disamping itu, status dan otoritas perawat berkembang tidak hanya menjadi pembantu dokter, tetapi bertanggung jawab untuk mengambil keputusan dalam praktik keperawatan Corbett, dalam Ellis, 1995 Sarafino 1990 menjelaskan bahwa beberapa kondisi menyebabkan pekerjaan perawat menjadi sangat menekan. Kondisi tersebut adalah tanggungjawab atas kehidupan dan kesehatan orang lain, beban kerja yang berat, keharusan untuk berhubungan dengan masalah kehidupan dan kematian, dan gambaran tentang konsekuensi yang berat yang harus ditanggung bila melakukan kesalahan. Menurut Gray-Toff dan Anderson dalam Abraham Charles Shanley E,1997, stres kerja pada perawat dipengaruhi oleh faktor organisasional yang terdiri dari; ketegangan peran, hubungan interpersonal dengan teman sekerja, dengan dokter supervisor, dan dengan pasien, jenis kepemimpinan organisasi, dan tuntutan pekerjaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil penelitian para ahli ditemukan lima sumber stres kerja perawat sesuai dengan tingkat kepentinggannya Abraham dan Shanley, 1997 yaitu ; a. Beban kerja yang berlebih ; misalnya terlalu banyak merawat pasien, tidak bisa membantu teman sekerja karena keterbatasan waktu. b. Kesulitan menjalin hubungan ; kurangnya komunikasi dengan staf lain, kesulitan berkomunikasi dengan pasien, kesulitan menjalin kerjasama dengan supervisor dan staf lain. c. Kesulitan dalam merawat pasien kritis ; misalnya tidak dapat menggunakan peralatan baru, kesulitan mengelola prosedur yang baru. d. Kesulitan dalam pengobatan perawatan pasien ; tidak memahami kebutuhan sosial dan emosional pasien, menghadapi pasien atau keluarga pasien yang tidak bisa diajak kerjasama. e. Gagal dalam merawat pasien ; gagal merawat pasien, pasien meninggal selama dirawat. Akibat – akibat stres yang muncul pada diri seseorang dapat terlihat dalam berbagai macam cara. Seseorang yang mengalami stres yang tinggi dapat menderita tekanan darah tinggi, tukak lambung, mudah marah, sulit membuat keputusan, hilang selera makan, rawan kecelakaan karena berkurangnya konsentrasi dan lain – lain. Semua ini dapat dibagi menjadi tiga kategori umum meliputi; gangguan pada fisik, gangguan psikologis, gangguan tingkah laku Luthans, 2005. Gejala – gejala yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI muncul tersebut dapat mengganggu perawat dalam membantu proses penyembuhan dan perawatan pasien.

C. Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien

1. Pengertian Ketrampilan Komunikasi Interpersonal

De Vito 1997 mengungkapkan pendapatnya bahwa dari semua pengetahuan dan ketrampilan, pengetahuan dan ketrampilan komunikasi termasuk yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi seseorang dapat berbicara, mengenal, mengevaluasi, meyakinkan diri sendiri, mempertimbangkan berbagai keputusan yang diambil, dan menyiapkan pesan yang akan disampaikan kepada orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain, mengenal orang lain, dan mengungkapkan diri kepada orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin ”communication” yang berarti pertukaran pikiran. Jadi komunikasi oleh sebagian orang dianggap sebagai proses pemberitahuan dari satu pihak ke pihak lain, yang dapat berupa rencana – rancana, instruksi, petunjuk, dan sarana. Muhammad 2000 mengungkapkan bahwa komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Pengirim pesan dapat berupa individu, kelompok maupun suatu organisasi demikian juga dengan si penerima pesan. Proses komunikasi berlangsung melalui tahapan – tahapan tertentu dan berkesinambungan, berubah – ubah dan tidak berakhir. Proses