Sikap Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan mengenai DM Setelah Intervensi dengan CBIA

53

2. Sikap

Pada Post-1 terjadi peningkatan jumlah responden dengan sikap kategori baik dilihat dari Pre CBIA yaitu 29 9 responden dengan Post-1 CBIA 71 22 responden memiliki selisih 42 13 responden. Pada Post-1 CBIA dapat meningkatkan 42 sedangkan jumlah responden yang perlu ditingkatkan pada kategori baik adalah 71 sehingga terdapat 29 yang belum dapat ditingkatkan menjadi kategori baik. Pada Post-2 CBIA terjadi peningkatan jumlah responden dengan sikap kategori baik dilihat dari Pre CBIA yaitu 29 9 responden dengan Post-2 CBIA 71 22 responden memiliki selisih 42 13 responden. Pada Post-2 dapat meningkatkan 42 sedangkan jumlah responden yang perlu ditingkatkan pada kategori baik adalah 71 sehingga terdapat 29 yang belum dapat ditingkatkan menjadi kategori baik. Pada Post-3 CBIA terjadi peningkatan jumlah responden dengan sikap kategori baik dilihat dari Pre CBIA yaitu 29 9 responden dengan Post-3 CBIA 71 22 responden memiliki selisih 19 6 responden. Pada Post-3 dapat meningkatkan 19 sedangkan jumlah responden yang perlu ditingkatkan pada kategori baik adalah 71 sehingga terdapat 52 yang belum dapat ditingkatkan menjadi kategori baik. Rangkuman perbandingan jumlah responden berdasarkan aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan kategori baik pada Post-1, Post-2, dan Post-3 CBIA tersajikan dalam gambar 7. Post-1, Post-2, dan Post-3 semua mengalami peningkatan sikap dengan kategori baik. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor. Beberapa faktor antara 54 lain adalah berubahnya sikap karena responden telah memiliki pengetahuan, pengalaman, intelegensi mengenai DM dan bertambahnya umur. Sikap terbentuk secara bertahap Maulana,2009. Pembentukan sikap diawali dengan pengetahuan dan pengalaman terhadap suatu objek sikap tertentu, dalam penelitian ini objek nya adalah mengenai DM. Dikarenakan responden sudah memiliki pengetahuan mengenai DM secara baik sehingga memudahkan terbentuknya sikap yang baik juga sehingga terjadi peningkatan. Beberapa faktor lain yang tidak dapat dikendalikan adalah media masa meliputi surat kabar, radio, televisi dan sebagainya yang mungkin saja dapat mempengaruhi peningkatan sikap individu Wawan dan Dewi,2011.

3. Tindakan

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa smk di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 1 156

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan siswi SMK di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus melalui metode CBIA.

0 0 127

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu lansia di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 2 142

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122