56
mengalami peningkatan jumlah responden jika dibandingkan dengan Post-1 CBIA. Hal ini dapat terjadi dimungkinkan terjadi karena variabel pengacau yang
tidak terkendali yaitu media cetak dan elektronik yang dapat mempengaruhi tindakan responden terhadap DM.
D. Uji Statistik 1. Uji normalitas
Penelitian ini menggunakan 31 responden 50 responden sehingga uji yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk Dahlan, 2011. Apabila nilai
signifikansi 0,05 maka data berdistribusi normal data parametrik sedangkan nilai signifikansi 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
2. Uji hipotesis
Uji dilakukan dengan membandingkan rata-rata nilai pretest dan rata-rata nilai posttest dari satu sampel. Hasil dari normalitas data menentukan uji hipotesis
yang akan digunakan. Dikarenakan pada penelitian ini terdapat data yang
berdistribusi tidak normal sehingga semua variabel menggunakan uji Wilcoxon.
E. Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan mengenai DM Setelah dan Sebelum Intervensi dengan CBIA
Setelah mengetahui bagaimana keadaan responden mengenai pengetahuan, sikap, dan tindakan DM sebelum dan sesudah intervensi, maka peneliti
merangkum data tersebut dalam satu grafik sehingga akan terlihat kenaikan ataupun penurunan dari pengetahuan, sikap, dan tindakan. Setelah itu peneliti
57
melakukan pengujian secara statistik untuk mengetahui apakah peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang terjadi pada responden signifikan atau
tidak. Dalam penelitian ini semua variabel menggunakan uji Wilcoxon dikarenakan ada beberapa data yang tidak normal.
1. Pengetahuan
Untuk melihat peningkatan yang terjadi pada responden dilihat dari jumlah responden pada kategori baik, selanjutnya akan dilihat dengan pengujian statistik
untuk mengetahui peningkatan secara signifikannya. Pada Pre CBIA mayoritas responden masuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 15 responden begitu juga
pada Post-1 CBIA 20 responden, Post-2 CBIA 19 responden dan Post-3 CBIA 18 responden jumlah responden terbanyak memiliki tingkat pengetahuan yang
tinggi mengenai DM. Dilihat dari hal tersebut banyak faktor yang mempengaruhi sehingga mayoritas responden tetap memiliki pengetahuan yang tinggi.
Dilihat dari jumlah responden kemudian membandingkan antara PrePost-1, PrePost-2, dan PrePost-3 dapat diketahui bahwa ada peningkatan.
Untuk mengetahui apakah peningkatan tersebut terjadi secara signifikan dipastikan dengan pengujian statistik. Rangkuman peningkatan jumlah responden
berdasarkan aspek pengetahuan dengan kategori baik pada Pre-CBIA sampai dengan Post-3 CBIA tersajikan dalam gambar 8.
Ada 3 kali perbandingan data yang pertama Pre dengan Post-1 dilihat dari nilai signifikansi menggunakan uji Wilcoxon yaitu 0,0149 sehingga nilai p 0,05
ini berarti terjadi peningkatan pengetahuan di Post-1 CBIA secara signifikan. Untuk perbandingan antara Pre dengan Post-2 menggunakan uji Wilcoxon dan
58
nilai p 0,05 yaitu 0,0017 sehingga terjadi peningkatan pengetahuan di Post-2 CBIA secara signifikan. Begitu juga untuk perbandingan Pre dan Post-3 juga
menggunakan Uji Wilcoxon nilai p yang diperoleh adalah 0,0439 berarti nilai p 0,05 sehingga terjadi peningkatan pengetahuan di Post-3 CBIA secara signifikan.
Untuk ketiga perbandingan tersebut menggunakan uji Wilcoxon karena di dalam perbandingan data dengan Pre ada data yang tidak normal yaitu Post-1 dan
Post-2. Baik dari Post-1 intervensi sampai Post-3 intervensi mengalami peningkatan pengetahuan secara signifikan hal ini juga didukung oleh
peningkatan jumlah responden pada variabel pengetahuan. Semua Post mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Pre.
Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, usia, dan pekerjaan Wawan dan Dewi,2011. Dikarenakan penelitian ini dilakukan di lingkungan pendidikan dan
rata-rata adalah pengajar selain itu usia responden yang digunakan juga dewasa maka dapat dikatakan sebagai salah satu pendukung peningkatan pengetahuan
karena semakin tinggi pendidikan dan usia yang dewasa akan mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan pengetahuan. Tetapi dalam penelitian ini tidak
dilakukan kaitan dengan karakteristik responden sehingga belum bisa dikaitkan dengan hal tersebut secara signifikan.
Pada kategori baik walaupun semua Post mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Pre tetapi Post-2 mengalami penurunan jika dibandingkan
Post-1 begitu juga Post 3 mengalami penurunan jika dibandingan dengan Post-2. Penurunan yang terjadi dikarenakan beberapa alasan yaitu salah satunya pengisian
kuesioner yang terburu-buru oleh responden. Pengambilan data Post-2 dan Post-3
59
dilakukan saat para responden sudah aktif mengajar karena rata-rata adalah guru sehingga tidak memiliki waktu cukup longgar untuk mengisi kuesioner dengan
tenang. Selain itu beberapa responden juga mengatakan kepada peneliti bahwa lupa terhadap beberapa poin yang sudah dijelaskan saat intervensi sesuai dengan
pernyataan Suharman,2005 ingatan seseorang akan semakin lama semakin berkurang dengan bertambahnya waktu.
Gambar 8. Peningkatan jumlah responden berdasarkan aspek pengetahuan dengan kategori baik pada pre CBIA sampai dengan post-3 CBIA
2. Sikap