Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Kajian Pustaka

contoh-contoh secara nyata, konkret, dan jelas sesuai dengan daya tangkap dan lingkungan siswa. c StrukturSistematika Agar siswa mudah menangkap penjelasan materi dari guru, hendaknya guru menjelaskan susunan atau langkah-langkah urutan dengan jelas, sehingga siswa dengan mudah membedakan bagian yang penting dan yang bukan. 2 Keterampilan memberikan variasi stimulus pembelajaran Guru hendaknya mampu menjelaskan materi dengan baik dan mampu memikat perhatian siswa. Guru perlu mengadakan variasi dalam cara menyampaikan materi pelajaran. Menurut Supardi 2013: 109-110 variasi pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan mediaalat peraga dan sumber belajar. Selain itu, guru juga perlu melakukan variasi pola interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. 3 Keterampilan bertanya Menurut Marno Idris 2014: 113 guru hendaknya memberikan kesempatan siswa untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Lebih baik guru mengajukan pertanyaan konkret kepada siswa mengenai hal yang baru dijelaskan atau memancing pertanyaan dari siswa atau bahkan memberikan bahan untuk diskusi. Dengan demikian guru akan mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. c. Kegiatan penutupakhir Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkanmengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Supardi 2013: 108 kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan cara menyimpulkan secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya. Keterampilan menutup pembelajaran dapat dilakukan dengan menyimpulkan atau membuat garis-garis besar materi pokok pelajaran yang telah dibahas dan memberikan tindak lanjut serta pemberian tugas-tugas yang harus dikerjakan individu maupun kelompok terkait dengan materi yang sudah dipelajari.

3. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Tematik

Menurut kamus Bahasa Indonesia 2008: 371 kinerja merupakan sesuatu yang telah dicapai melalui kemampuan kerja dan prestasi seseorang. Kinerja adalah unjuk kerja seseorang yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya sebagai akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang telah dimilikinya Mulyasa, 2013: 88. Pendapat lain dikemukakan oleh Supardi 2013: 45 bahwa kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu prestasi sesuai dengan harapan dan tujuan. Kinerja juga ditunjukkan melalui penampilan, perbuatan, serta prestasi kerjanya. Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dan bertanggung jawab atas peserta didik yang dibimbingnya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik Supardi, 2013: 54. Selanjutnya Supardi 2013: 54 menjelaskan kinerja guru ditunjukkan dengan kemampuan dalam menjalankan tugasnya serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru selama melakukan aktivitas pembelajaran. Kinerja guru dapat terlihat jelas melalui pembelajaran yang diperlihatkan dari prestasi belajar peserta didik Supardi, 2013: 55. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugas-tugas pembelajaran. Kinerja guru yang baik akan menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang baik. Menurut Rusman 2011: 50 kinerja guru dalam proses pembelajaran adalah bagaimana kemampuan seorang guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Sejalan dengan pendapat Rusman, Mulyasa 2013: 103 menjelaskan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuan merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran, baik yang berkaitan dengan proses maupun hasilnya. Perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi yang dilakukan merupakan siklus yang berkesinambungan sehingga diharapkan terjadi perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus Mulyasa, 2013: 102. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru juga harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik Supardi, 2013: 56. Kinerja guru dapat ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan dipenuhi Supardi, 2013: 55. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan dipenuhi tersebut meliputi “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional” Supardi, 2013: 55. Kompetensi yang pertama adalah kompetensi pedagogis. “Kompetensi pedagogis adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya” Payong, 2011: 28. Menurut Payong 2011: 29 seorang guru juga harus dapat membantu siswa untuk mengembangkan segala potensinya terutama terkait dengan potensi akademis maupun non akademis. Guru harus memiliki 10 kompetensi terkait dengan standar kompetensi pedagogis meliputi 1 menguasai karakteristik peserta didik; 2 menguasai teori dan prinsip pembelajaran yang mendidik; 3 mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran; 4 menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; 5 memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; 6 memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; 7 berkomunikasi secara efektif; 8 menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; 9 memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk perbaikan; dan 10 melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan pembelajaran. Kompetensi yang kedua adalah kompetensi profesional. “Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru untuk membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Pendidikan Nasional” Payong, 2011: 28. Selanjutnya Payong 2011: 44-49 menjelaskan tentang standar kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru yaitu 1 menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir yang mendukung mata pelajaran, 2 menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar, 3 mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif, 4 mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan melalui tindakan reflektif, dan 5 memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Selanjutnya kompetensi yang ketiga adalah kompetensi kepribadian. “Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia ” Payong, 2011: 28. Kemampuan dalam kompetensi kepribadian digolongkan dalam lima kompetensi utama yakni: 1 bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, 2 menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, 3 menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, 4 menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan 5 menjunjung tinggi kode etik profesi guru Payong, 2011: 51. Kompetensi yang keempat atau yang terakhir adalah kompetensi sosial. “Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik, dan masyarakat sekitar” Payong, 2011: 28. Kemampuan dalam standar kompetensi ini mencakup empat kompetensi utama yakni: 1 bersikap inklusif, bertindak objektif, dan tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; 2 berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat; 3 beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya; dan 4 berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain Payong, 2011: 61. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran merupakan kemampuan seorang guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi pembelajaran baik secara proses maupun hasil. Kinerja guru dalam pembelajaran ditunjukkan melalui empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Menurut Supardi 2013: 51 ada tiga faktor yang memengaruhi kinerja yaitu: a. Faktor individul, meliputi: a kemampuan dan keterampilan: mental dan fisik, b latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian, c demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin.