Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of Squares
Df Mean
Square F
Sig.
Persepsi Kinerja
Between Groups
Combined 5250.404
31 169.368
3.008 .005
Linearity 2609.608
1 2609.608 46.351 .000
Deviation from
Linearity 2640.796
30 88.027
1.563 .141
Within Groups 1238.633
22 56.302
Total 6489.037
53
Berdasarkan tabel 4.9 dapat terlihat pada kolom linearity, dimana signifikansinya adalah sebesar 0,000. Signifikansi linearity tersebut kurang dari
α=0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik mempunyai hubungan yang linier.
4. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dirumuskan. Jawaban sementara harus diuji kebenarannya secara empirik.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Setelah d
ilakukan analisis dengan α = 0,05, maka penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 4.10. Hasil pengujian hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7e.
Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Correlations
Persepsi Kinerja
Persepsi Guru
Pearson Correlation 1
.634 Sig. 2-tailed
.000 N
54 54
Kinerja Guru
Pearson Correlation .634
1 Sig. 2-tailed
.000 N
54 54
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Hipotesis penelitian menyatakan bahwa: Ha: Ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran
tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.
Hasil analisis koefisien Product Moment antara persepsi guru
tentang pelaksanaan pembelajaran tematik X dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik Y sebesar 0,634 berada pada interval
koefisien 0,60 – 0,799 dengan tingkat hubungan kuat. Berdasarkan hasil analisis
dengan bantuan SPSS versi 20.0 diperoleh bahwa nilai taraf signifikansi adalah 0,000 berarti lebih kecil dari taraf kesalahan yang ditetapkan yaitu 0,05. Oleh
karena taraf signifikansi 0,000 0,05 hipotesis penelitian Ha diterima dan Ho ditolak, ini berarti ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan
pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.
B. Pembahasan
Sebagaimana telah dikemukakan di bab 1 bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan
pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD se-Kecamatan Moyudan. Pada skala persepsi guru tentang
pelaksanaan pembelajaran tematik, nilai mean empirik variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik sebesar 130,41 artinya rata-rata
responden memiliki persepsi tentang pelaksanaan pembelajaran tematik yang sedang. Diketahui juga nilai mean empirik untuk variabel kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik sebesar 168,72, artinya kinerja responden dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dalam kategori yang sedang. Responden
yang memiliki skor skala persepsi tentang pelaksanaan pembelajaran tematik yang sedang, ternyata berpengaruh pada skor skala kinerja guru yang sedang pula.
Berdasarkan hasil analisis statistik dan uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, diperoleh nilai korelasi antara
variabel persepsi dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sebesar 0,634 pada taraf signifikansi 0,000. Hasil tersebut membuktikan bahwa
hipotesis penelitian diterima, ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di SD se- Kecamatan
Moyudan, Kabupaten Sleman. Hubungan yang positif menunjukkan bahwa semakin tingginya persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik,
diikuti dengan naiknya kualitas kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
Terkait dengan hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru tersebut, Prawiradilaga 2008: 132 menyatakan
bahwa persepsi merupakan awal dari segala macam kegiatan. Karena semua diawali dari persepsi, maka persepsi dapat mempengaruhi cara bepikir, bersikap
dan kinerja seseorang. Cara berpikir, bersikap, serta kinerja seseorang dapat berkembang dengan baik apabila ia memiliki persepsi yang baik pula.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Cayono 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi tentang kompetensi guru dengan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan etos kerja guru bersertifikat dengan
nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,617. Penelitian sejenis dilakukan oleh Najmulmunir, dkk 2009 yang menunjukkan adanya hubungan antara persepsi
dengan kinerja guru. Terdapat hubungan positif antara persepsi guu terhadap peran supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Kedua variabel tersebut
sejalan, artinya semakin tinggi persepsi guru terhadap peran supervisi kepala sekolah, semakin tinggi pula kinerja guru.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Najmulmunir, dkk 2009 tersebut menguatkan hasil penelitian ini. Meskipun variabel bebas, sampel dan tempat
penelitian berbeda, ternyata persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Kinerja guru baik apabila mereka mempersepsikan
pelaksanaan pembelajaran tematik dengan baik pula. Hasil korelasi 0,634 menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara persepsi
guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru. Hal ini dapat