Latar Belakang Masalah INTERAKSI SISWA SLOW LEARNER KELAS III DI SD MUHAMMADIYAH 2 MAGELANG.

5 kesulitan membaca pada saat mengerjakan soal sehingga MAR dibantu oleh guru atau teman MAR untuk membacakan soal. Ketika di luar kelas, MAR sering bermain dengan teman-teman yang berbeda kelas. MAR terlihat aktif dan berani. Hal ini terlihat saat kegiatan estrakurikuler Hizbul Wathon, MAR mengingatkan Pembina pramuka untuk mengadakan pengecekan kuku sebelum kegiatan Hizbul Wathon selesai. Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai interaksi sosial siswa slow learner kelas III di SD Muhammadiyah 2 Magelang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Siswa slow learner normatifnya memiliki interaksi sosial yang kurang baik, tetapi MAR memiliki interaksi sosial yang baik seperti mudah bergaul dengan siswa lain. 2. Siswa slow learner normatifnya pendiam, tetapi MAR berani mengingatkan Pembina Pramuka untuk melakukan pengecekan kuku.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada point pertama yaitu interaksi sosial siswa slow learner di kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang. 6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yakni bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial siswa slow learner di kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi sosial siswa slow learner di kelas III SD Muhammadiyah 2 Magelang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Guru a. Sebagai informasi mengenai interaksi siswa slow learner sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam mengoptimalkan interaksi siswa slow learner. b. Sebagai referensi menentukan strategi pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa sehingga dapat mendukung dan memotivasi siswa slow learner dalam berinteraksi. 2. Bagi Sekolah a. Sebagai bahan kajian atau referensi mengenai gambaran siswa slow learner dalam berinteraksi sosial. b. Meningkatkan kesadaran pihak sekolah untuk membimbing dan memotivasi siswa slow learner agar memunculkan interaksi positif. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Interaksi Sosial

1. Pengertian Interaksi Sosial

Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berhubungan dengan manusia lain. Manusia tidak terlepas dari bantuan manusia lain sehingga manusia harus melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial menurut Abdulsyani 2012: 152 diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara perseorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia. Sejalan dengan pendapat di atas, Herimanto Winarno 2011: 52 juga mengungkapkan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antarindividu, antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Interaksi sosial menurut Gillin and Gillin dalam Setiadi, Hakam, Effendi, 2006: 87 adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antarkelompok orang, dan orang-perorangan dengan kelompok. Sejalan dengan itu, Setiadi, Hakam, Effendi 2006: 87 juga memaparkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, dan antara individu dengan kelompok. Apabila dua orang atau lebih bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan, bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa isyarat, atau tanpa kontak fisik. 8 Sementara Bonner Santoso, 1999: 15 menjelaskan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Selain itu, terdapat proses interaksi sosial yang berarti pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya Herbert Blumer dalam Sudjarwo, 2015: 35-36. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, interaksi sosial dalam penelitian ini dimaknai suatu perlakuan yang dilakukan siswa SD untuk melakukan hubungan timbal balik antarsiswa, antarsiswa dengan kelompok siswa, dan antarkelompok siswa melalui kontak sosial dan komunikasi yang berupa kegiatan dinamis seperti tutur kata, jabat tangan, berbahasa atau bahkan tanpa kontak fisik.

2. Syarat-Syarat Interaksi Sosial

Manusia berinteraksi memerlukan sesuatu yang harus dipenuhi. Interaksi sosial yang dilakukan manusia tidak sekedar berjalan tanpa suatu syarat. Interaksi sosial terjadi karena adanya syarat-syarat tertentu. Syarat terjadinya interaksi sosial menurut Bungin 2006: 55 adalah adanya kontak sosial social contact dan adanya komunikasi communication. Kontak sosial dan komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial Herimanto Winarno, 2011: 52. Sejalan dengan pendapat Setiadi, Hakam, Effendi 2006: 90-91 syarat-syarat terjadinya interaksi sosial antara lain yaitu: 9 a. Adanya kontak sosial Menurut Abdulsyani 2012: 154 mengungkapkan bahwa kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Orang mempengaruhi tingkah laku orang lain melalui kontak. Kontak ini mungkin berlangsung melalui organisme fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran, melakukan gerakan pada beberapa bagian badan, melihat dan lain- lain atau secara tidak langsung melalui tulisan, atau dengan cara berhubungan dari jauh. Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu: 1 Kontak antarindividu, misalnya seseorang siswa baru mempelajari tata tertib dan budaya sekolah. 2 Kontak antarindividu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan. 3 Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas. b. Adanya komunikasi Menurut Soekanto dalam Yusuf 2005: 155 komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perikelakuan orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap perasaan-perasaan apa yang disampaikan oleh orang lain tersebut. Sementara Jalaluddin Rakhmat dalam Aziz 2015: 192 mengatakan bahwa komunikasi merupakan interaksi antara dua orang