10
yang saling mempengaruhi sehingga menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh terhadap sikap, hubungan baik dan tindakan.
Berdasarkan beberapa paparan ahli di atas, maka diketahui bahwa syarat- syarat terjadinya interaksi sosial dalam penelitian ini meliputi kontak sosial dan
komunikasi. Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk antara lain kontak sosial antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Sementara
komunikasi mencakup pembicaraan, gerak gerik badaniah, sikap dan perasaan sehingga saling mempengaruhi satu sama lain.
3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial memiliki bentuk-bentuk yang menjadi bagian dari aktivitas manusia. Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses-proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial.
Apabila dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial Setiadi, Hakam, Effendi, 2006: 87.
Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto 2005: 71 ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu:
a. Proses yang asosiatif processes of assosiation yang terbagi dalam tiga
bentuk khusus lagi yakni, 1
Akomodasi 2
Asimilasi
11
3 Akulturasi
b. Proses yang disosiatif processes of dissociation yang mencakup:
1 Persaingan
2 Persaingan yang meliputi kontravensi dan pertentangan atau pertikaian
conflict Berbeda dengan Herimanto Winarno 2011: 54 yang mengungkapkan
bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan dan pertikaian. Perbedaan terdapat pada bentuk akulturasi yang termasuk bagian dari interaksi
asosiatif. Sedangkan menurut Setiadi, Hakam, Effendi 2006: 92-95 bentuk- bentuk interaksi sosial antara lain:
a. Interaksi asosiatif meliputi
1 Kerja sama Cooperation
Kerja sama merupakan proses utama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Bentuk kerja sama meliputi bargaining, cooperation, dan
coalition. Menurut Abdulsyani 2012: 156 mengungkapkan bahwa kerja sama merupakan suatu proses sosial yang didalamnya terdapat aktivitas untuk mencapai
tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing. Kerja sama dianggap lebih banyak mendatangkan keuntungan
daripada bekerja sendiri. Beberapa bentuk kerja sama menurut Soekanto Sulistyowati 2015: 67 antara lain:
a Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong.
b Bargaining yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.