46
Magelang diharuskan untuk menyertakan hasil pemeriksaan psikologi. Berikut rincian siswa berkebutuhan khusus di SD Muhammadiyah 2 Magelang.
Tabel 3. Daftar Siswa Berkebutuhan Khusus di SD Muhammadiyah 2 Magelang
No Nama
Kelas Ketunaan
1. DNP
II Autis
2. IHS
II Tunagrahita ringan
3. SKI
II Tunagrahita sedang
4. MFU
II Autis
5. MAR
III Slow Learner
6. FAI
III Slow Learner
7. SDW
III Autis
8. NNA
IV Tunagrahita sedang
9. DLP
IV Tunarungu
10. ETY
IV Tunarungu
11. MNA
V Slow Learner
12. VAK
V Slow Learner
13. NAS
V Slow Learner
14. MYZ
VI Autis
15. FUS
VI Autis
16. MAN
VI Tunarungu
17. ALA
VI Tunawicara
18. RHM
VI Slow Learner
Sumber: Dokumen SD Muhammadiyah 2 Magelang 20162017 Berdasarkan daftar siswa berkebutuhan khusus di atas, peneliti hanya
melakukan penelitian terhadap 1 siswa berkebutuhan khusus yang teridentifikasi slow learner di kelas III. Siswa tersebut berinisial MAR. Peneliti tidak melakukan
penelitian terhadap siswa slow learner lain karena hanya MAR yang memiliki perbedaan dengan siswa slow learner yang lain. Keunikan tersebut terletak pada
interaksi sosial MAR yang baik daripada siswa slow learner lainnya. Informan untuk mendukung penelitian ini diperoleh dari beberapa teman
MAR. Peneliti memilih beberapa siswa yang memiliki hubungan cukup dekat
47
dengan siswa slow learner di sekolah. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatklan informasi yang lebih mendalam tentang interaksi sosial yang
dilakukan oleh siswa slow learner dengan teman-teman MAR di sekolah. Informan berikutnya ialah guru kelas III. Hal ini dikarenakan guru kelas lebih
banyak mengetahui aktivitas siswa saat pembelajaran di sekolah. Informasi tambahan juga diperoleh dari guru olahraga.
C. Hasil Penelitian
Interaksi Sosial Siswa Slow Learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang
Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2017 di SD Muhammadiyah 2 Magelang. Peneliti mendapatkan data
terkait dengan interaksi sosial siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang melalui beberapa teknik seperti wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Selanjutnya peneliti melakukan analisis terkait interaksi sosial siswa slow learner di SD Muhammadiyah 2 Magelang dan diuraikan sebagai berikut.
a. Bentuk Kerjasama
Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial assosiatif. Aspek kerjasama memiliki indikator yang mencakup antara lain bekerja sama dalam mengerjakan
tugas piket harian, meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman, dan merawat atau menjenguk teman yang sakit.
1 Bekerja Sama dalam Mengerjakan Tugas Piket Harian
Awalnya peneliti ingin mengetahui lebih jelas kerjasama MAR dalam mengerjakan tugas piket harian. Sementara, kelas III hanya terdiri dari empat
siswa antara lain MAR slow learner, SDW autis, IND, dan HEA. Setiap siswa
48
memperoleh giliran piket dua kali dalam seminggu. MAR mendapatkan giliran piket bersama SDW pada hari Rabu dan Sabtu.
Sesuai dengan hasil observasi, MAR jarang melakukan tugas piket. Beberapa kali saat MAR mendapat giliran tugas piket, MAR tidak melakukan
piket. IND sering mengingatkan MAR untuk piket namun MAR mengelak nanti dan tidak segera piket. Jadwal piket yang harusnya dilakukan berdua antara MAR
dan SDW tidak berjalan. MAR tidak pernah piket bersama SDW. Berbeda halnya ketika guru yang menyuruh MAR untuk piket, MAR segera melaksanakannya.
Berikut ini kutipan wawancara dengan guru kelas III. Piketnya kadang-kadang. Tapi kalau diperintah, MAR langsung mau. Kadang
saya juga lupa mengingatkan jadwal piketnya. MAR anaknya manut, tidak banyak berontak, jika diperintah guru langsung melakukan misal menyapu,
menghapus papan tulis. Bisa gak bisa tetap dicoba. Bu YN, lampiran 5 halaman 119
Tidak piket kalau tidak diingatkan. Pulang sekolah ya sudah langsung bubar. Memang gurunya yang harus sering ngingetin Mbak. Bu YN, lampiran 5
halaman 120
Selain itu, pada saat observasi ke 15 peneliti mengamati perilaku MAR dalam menghadapi lantai kelas III yang basah. Guru kelas III meminta MAR
mengambil kain pel dan mengepel lantai. MAR melakukan dengan senang hati. Kerjasama MAR tampak dalam beberapa kali observasi. Berdasarkan
observasi ke 5, MAR menyapu ruang kelas yang kotor bersama HEA setelah pelajaran SBK. MAR dan HEA menyapu tanpa diperintah oleh guru. Selain itu,
saat kegiatan Jumat bersih, MAR bekerja sama mencabut rumput di halaman sekolah. Sesekali MAR duduk karena terlihat capek, kemudian guru memanggil
dan MAR kembali membersihkan.