Faktor-Faktor Terjadinya Interaksi Sosial

19 g. Insight sosial. Merupakan kemampuan mengambil dan mengerti arti situasi sosial serta orang-orang yang terlibat di dalamnya. Kemampuan untuk memperoleh insight sosial dipengaruhi oleh a perbedaan jenis kelamin, dimana anak perempuan cenderung lebih matang dibanding dengan anak laki-laki, b kecerdasan, c status anak dalam kelompok, dan d kepribadian anak. h. Diskriminasi sosial. Anak-anak menunjukkan sikap bahwa anggota kelompok mempunyai nilai yang sama tetapi orang-orang yang tidak menjadi anggota kelompoknya mempunyai nilai yang lebih rendah. Perbedaan itu dapat disebabkan oleh agama, ras, taraf sosial, ekonomi, dan sebagainya. i. Prasangka. Prasangka terbentuk melalui beberapa cara, yaitu a pengalaman yang tidak menyenangkan ketika berinteraksi dengan suatu kelompok, b nilai-nilai kultur yang diterima begitu saja, c imitasi dari orang tua, guru, teman seusia, d pendidikan yang diperoleh dari orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya mengenai prasangka tertentu. Anak yang memasuki perkembangan sosial akan lebih terbuka dalam bersosialisasi. Dini P. Daeng S dalam Shanty 2012: 15-17 menyatakan empat faktor yang berpengaruh pada kemampuan anak bersosialisasi yaitu: a. adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dari berbagai usia dan latar belakang. b. adanya minat dan motivasi untuk bergaul. c. adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi “model” bagi anak. 20 d. adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak. Sosialisasi dengan teman sebaya sangat penting bagi siswa SD. Hal ini sependapat dengan Izzaty, Suardiman, Ayriza, et al. 2013: 112 yang memaparkan bahwa interaksi dengan keluarga dan teman sebaya memiliki peran yang penting. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orangtua, melainkan terhadap guru. Selain itu, anak tidak lagi bersifat egoisentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya Dewi, Oktiawati, Saputri, 2015: 35. Perkembangan sosial tidak dapat terlepas dengan interaksi sosial. Anak usia SD berinteraksi sesuai dengan tahapan usianya. Interaksi sosial pada anak usia SD 7-12 tahun meliputi: a. mampu bekerja sama; b. bersifat terbuka dan senang bercanda dalam kehidupan sehari-hari; c. senang mencari perhatian, dengan menjadi asisten guru, membangun kedekatan dengan guru, menginginkan pengakuan orang dewasa, senang tampil di depan orang dewasa dan menantang mereka dalam suatu permainan; d. bersikap cukup percaya diri, mengetahui segala sesuatu dan tidak melakukan kesalahan; e. meniru pakaian, gaya rambut, dan sikap dari tokoh olahraga dan selebritis yang popular; 21 f. bergabung dalam kelompok bermain, lebih senang bermain dalam kelompok dimana penerimaan oleh teman sangatlah penting, merasa khawatir apabila tidak disukai, mudah sakit hati, mudah terluka perasaannya, menangis atau mengatakan sesuatu dengan keras kepala; g. mencari persahabatan berdasarkan kesamaan umur dan jenis kelamin dan mengkritik teman yang berbeda jenis kelamin; h. senang menghabiskan waktu bersama teman-teman, mencari persahabatan berdasarkan minat yang sama dan kedekatan anak-anak tetangga atau teman sekelas; i. mengerti dan menghargai kenyataan bahwa beberapa anak lebih berbakat dalam bidang tertentu, seperti menggambar, olahraga, membaca, kesenian, dan musik; j. masih terjadi perselisihan dan suka mengadu baik dalam permainan dua orang atau kelompok; k. mudah menyalahkan orang lain atau menciptakan alibi untuk menjelaskan kekurangannya atau kesalahannya; l. menganggap kritik sebagai serangan pribadi, mudah frustasi dan jengkel bila tidak mampu menyelesaikan tugas atau ketika hasilnya tidak memenuhi harapan; m. menghadapi frustasi dengan ledakan emosi pada usia kelas rendah dan lebih sedikit ledakan emosi pada usia kelas tinggi, mampu mengutarakan hal yang mengganggu pikirannya, menggunakan kata-kata dengan ekspresi wajah dan gerak tubuh untuk mengungkapkannya dan;