Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

lxvi Item STS TS KS S SS TOTAL F F F F F 1 1 1.00 5 6.00 7 8.00 46 53.00 28 32.00 100 2 0.00 11 13.00 17 20.00 51 59.00 8 9.00 100 3 0.00 6 7.00 10 12.00 52 60.00 19 22.00 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 SPSS 16.00 Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat setuju terhadap variabel relate, dimana dapat diketahui terdapat 46 responden yang menjawab setuju, dengan persentase 53 pada item pertanyaan 1 variabel relate, dan seterusnya.

C. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat atau menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Adapun model dikatakan layak bila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut Universitas Sumatera Utara lxvii Sumber : Hasil Penelitian, 2009 SPSS 16.00 Hasil pengujian ini adalah pedoman suatu model regresi yang bebas multikol adalah dengan melihat variance inflation factor VIF dan tolerance, jika VIF 5 maka variabel ada masalah multikol. Jika VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikol, dan nilai tolerance harus mendekati 1. Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai VIF 5 dan tidak ditemukan masalah multikol pada penelitian ini.

2. Uji Autokorelasi

Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji durbin-watson DW. Menurut Situmorang et.al 2008:86, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian durbin-watson DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1. d d L : terjadi masalah autokorelasi yang positif, perlu adanya perbaikan. 2. d L d d u : ada masalah autokorelasi positif tetapi lemah, bila diperbaiki akan lebih baik. 3. d u d 4-d u : tidak ada masalah autokorelasi 4. 4-d u d 4-d u : masalah autokorelasi lemah, dimana dengan perbaikan akan lebih baik. 5. 4-d L d : Masalah autokorelasi serius. a .672 1.489 .628 1.593 .566 1.766 .677 1.476 .762 1.312 SENSE FEEL THINK ACT RELATE Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: KEPUASAN a. Tabel 4.12 Coefficients Universitas Sumatera Utara lxviii Hipotesis : a. Menentukan formulasi hipotesis. H : tidak ada autokorelasi H 1 : ada autokorelasi b. Menentukan nilai α dan nilai d tabel Nilai α dan nilai d tabel terdiri atas d u dan d L . Nilai α diambil dengan 5 nilai d u dan d L ditentukan dengan nilai n dan k. c. Menentukan Kriteria Pengujian: H diterima jika : d u d 4-d u H ditolak jika : d d L , d L d d u , 4-d u d 4-d u , 4-d L d Sumber : Hasil Penelitian, 2009 SPSS 16.00 Gambar 4.1 Model Summary b .710 a .504 .473 2.15615 1.814 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, RELATED, ACT, THINK, SENSE, FEEL a. Dependent Variable: KEPUASAN b. Tabel 4.13 H il D bi W t T t Universitas Sumatera Utara lxix Hasil pengujian : 1. Formulasi Hipotesis H : tidak ada autokorelasi H 1 : ada autokorelasi 2. Dari hasil SPSS, Tabel 4.14 diperoleh nilai dw sebesar 1,814 sedangkan nilai d u = 1,77 Tabel Durbin- Watson dengan n = 87 k = 5, α = 0,05 maka d u d 4-d u yaitu 1,77 1,814 2,23 yang berarti H diterima sehingga penelitian ini bebas dari gejala autokorelasi.

3. Uji Heteroskedastisitas