79 yang bukan berasal dari Papua merupakan penerimaan sosial yang baik. Sebagai
contoh mahasiswa asal Papua setidaknya harus bisa berkenalan dengan mahasiswa atau orang dari daerah lain agar proses adaptasi dan penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan sosialnya baik. Setidaknya orang lain tersebut paling tidak bisa menggambarkan atau menjelaskan kepada mahasiswa asal Papua mengenai
keadaan dan kondisi sosial di Universitas Sumatera Utara.
4.5.3 Pola Adaptasi Mahasiswa Asal Papua terhadap Mahasiswa dari Daerah Lain.
Adapun yang menjadi dasar utama dalam adaptasi mahasiswa asal Papua dengan mahasiswa yang berasal dari daerah lain yaitu proses penyesuaian diri
mahasiswa asal Papua dengan bahasa, tingkah laku dan gaya hidup mahasiswa dari daerah lain. Bila mana bahasa adalah alat utama seorang individu sebelum
dan sesudah ketika menginginkan untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan mahasiswa dari daerah lainnya.
Kemudian solusi yang diberikan adalah dengan adanya pendampingan dari senior mahasiswa asal Papua yang terlebih dahulu sudah berada disini. Misalnya
menceritakan tentang keberadaan dan keadaan sosial orang-orang yang berada disini beserta keanekaragamannya. Selanjutnya, mereka yang datang kesini tidak
sendirian, namun mereka datang bersama-sama dengan mahasiswa asal Papua lainnya yang juga berkuliah di Universitas Sumatera Utara melalui program
beasiswa Afirmasi yang dibuat oleh pemerintahan daerah sebagai salah satu program memajukan daerahnya. Pemerintah tersebut bertanggung jawab
80 membawa mereka dari sana sampai disini serta memberikan hak dan kewajiban
mereka selama mereka disini. Selain itu, selama mahasiswa asal Papua berada disini, mereka harus mengikuti segala jenis kegiatan dan program yang diadakan
oleh penyelenggara seperti kegiatan penyambutan mahasiswa baru yang berasal dari Papua yang dibuat baik dari pihak kampus ataupun organisasi mahasiswa asal
Papua tersebut. Adapun kegiatannya tidak hanya sekedar penyambutan tetapi orientasi
yang menunjukan tentang kehidupan sosial disini misalnya sebagai contoh, perkenalan satu sama lain, saling mengenal, dan menghadapi kehidupan sosial
ekonomi disini. Hal tersebut menjadi patokan agar mereka mahasiswa asal Papua bisa menjalani proses adaptasi atau penyesuaian diri dari lingkungan yang berada
di Papua dengan yang berada disini. Kegiatan-kegiatan tersebut masih relatif dilakukan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan dan motivasi diri
karena berkaitan dengan selama pembelajaran tentang proses yang akan mereka jalani disini yaitu berkuliah di Universitas Sumatera Utara. Seperti yang di
ungkapkan oleh salah satu informan Eva : “…namanya kami baru datang, masih buta disini. Wajar para
kaka-kaka yang sudah disini menceritakan kepada kami bagaimana orang-orang disini kaka…”
Berdasarkan hasil wawancara di atas melihat bahwa betapa pentingnya penyesuian diri tersebut karena hal ini terkait dengan berperilaku dan bertingkah
laku ke depannya selama mereka berada disini. Selanjutnya tingkah laku dapat
81 memperlihatkan nilai dan norma yang terdapat di tempat tinggal yang sekarang
yaitu di asrama. Penyesuaian tingkah laku tersebut seperti: 1.
Membiasakan diri untuk mematuhi peraturan yang terdapat di asrama. 2.
Menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban di dalam asrama. 3.
Menjalin hubungan baik terhadap sesame penghuni asrama.
Dari ketiga hal diatas merupakan salah satu contoh bagaimana mahasiswa asal Papua untuk dapat beradaptasi dengan mahasiswa dari daerah lain dengan
tingkah laku yang baik pula. Dengan demikian bilamana tingkah laku yang baik akan menciptakan image yang baik pula yang diciptakan oleh mahasiswa asal
Papua agar terciptanya harmonisasi sosial dengan mahasiswa yang berasal dari daerah lain. Hal ini diutarakan oleh Debora yaitu mahasiswa yang berasal dari
Pematang Siantar : “…pertama kali ketemu dengan anak-anak Papua, mereka ramah
sih..Cuma sebagian ada yang bahasa Indonesia nya lancar dan ada yang nggak. Jadi akupun pertama-tama agak takut siy.. tapi
pandai-pandai la kita becakapsama orang itu. Baik-baik kok orangnya kalau sudah kenal. Intinya Cuma perkara becakap
saja…”
Hal ini di tambahkan oleh Eva, informan mahasiswa asal Papua : “…kami kaka memang diakui masih ada yang susah pakai bahasa
Indonesia, kebanyakan masih banyak yang pakai logat Papua. Apalagi kalau jumpa sama kawan sesama dari Papua. Jadi
kebanyakan make bahasa daerah…”
82 Berdasarkan wawancara diatas menggambarkan bawasannya betapa
pentingnya menjaga sikap baik tingkah laku dan perilaku sehari-hari dalam bersosialisasi satu dengan yang lain. Selain itu, banyak kesempatan untuk bertemu
dengan orang lain, melakukan hal-hal yang menjadi kebutuhan dalam proses adaptasi dan interaksi selama mereka bertemu dan melakukan proses interaksi
tersebut. Berbicara mengenai gaya hidup jelas berbeda terhadap orang yang berada
disini dengan orang yang berada di Papua. Sama seperti halnya dengan adaptasi bahasa, intonasi bisa sama kerasnya tetapi logat, makna dan arti jauh berbeda.
Maka dari itu mahasiswa asal Papua tersebut harus mampu menyesuaikan dirinya. Hal tersebut berkaitan dengan hal yang mengenai gaya hidup yaitu proses
penyesuaian diri mahasiswa asal Papua dengan kondisi atau keadaan gaya hidup di daerah ini seperti yang diutarakan oleh Berlinda :
“…kami terbiasa disana matahari terlihat itu ketika jam 11 siang kaka, karena masih terselimuti oleh kabut gunung, jadi kami mulai
beraktifitas jam 11 siang setelah adanya matahari. Belum lagi yang memang masih tinggal di balik pegunungan yang kadang
sinar matahari tidak sampai…”
Menurut penuturan diatas, setelah sampai di Medan mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan seperti keramaian, kegaduhan, aktifitas di pagi
hari dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Apalagi di asrama harus bangun pagi untuk bersiap-siap menjalani aktifitas di kampus dan membereskan kamar di asrama
masing-masing. Hal ini terkait dengan peraturan-peraturan yang berlaku di Universitas Sumatera Utara dan di asrama.
83 Kemudian jika dilihat dari segi pakaian yang digunakan oleh mahasiswa
asal Papua masih sama atau sesuai dengan mahasiswa pada umunya. Namun hal ini sangat berbeda halnya dimana jika dilihat dari asalnya. Di Papua juga masih
terdapat beberapa sekelompok orang yang masih tidak menggunakan pakaian. Beda halnya dengan orang yang berada disini, semuanya memakai pakaian
lengkap dan menutupi badannya. Tolak ukur gaya hidup juga dapat dilihat dari keseharian aktifitas dan rutinitas mahasiswa asal Papua dan mahasiswa dari
daerah lain. Ada yang terbiasa mengikuti kegiatan seperti main futsal, kegiatan agama, dan kegiatan kampus atau kegiatan bersama lainnya. Meskipun demikian
mereka harus terbiasa dengan hal tersebut yang sangat berbeda di tempat mereka berasal, yang terkadang hanya menghabiskan waktu untuk melakukan aktifitas
pertanian. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga hal disini juga bisa mereka melakukan disana namun pasti hanya sesama mereka orang Papua. Kalau di sini
mereka berbaur dengan satu sama lain dan mereka menyesuaikan dirinya sesuai dengan kondisi dan keadaan di Universitas Sumatera Utara.
4.5.4 Adaptasi Mahasiswa Asal Papua terhadap Ekonomi.