Eva Celia Homer Profil Informan Mahasiswa Asal Papua Dan Mahasiswa Asal Daerah Lain.

61 yang berada disini dan terkesan terlalu ramai dengan lingkungan disini dan sering diejekin dengan orang disekitar tetapi Berlinda tetap untuk berusaha bisa berbaur dengan mereka dan lama kelamaan penerimaan masyarakat sekitar bisa terbuka dengan masuknya kami yang berasal dari ujung timur bagian Indonesia. Itulah cara dia untuk dapat berinteraksi dan beradaptasi dengan mahasiswa dari daerah lain. Selain dari segi pertemanan, dari segi makanan, tempat tinggal dan cuaca walaupun sangat jauh berbeda dengan daerah asal tetapi Berlinda masih bisa untuk beradaptasi dan menyukainya. Berlinda mengakui bahwa selama tinggal disini ia telah betah untuk tin ggal di sini. Mengenai interaksi keluarga, Berlinda sering berkomunikasi terutama dengan orangtua hampir setiap hari. Hanya waktu liburan tiba, Berlinda pulang ke kampungnya. Hal ini dikarenakan membutuhkan waktu yang lama dan biaya transportasi yang sangat mahal harganya.

4.3.6 Eva Celia Homer

Eva Celia Homer adalah salah satu mahasiswi yang berasal dari Papua yang sedang berkuliah di Universitas Sumatera Utara. Eva berkuliah di Universiats Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi, Departeman Ekonomi Managemen. Ia telah berumur dua puluh dua tahun di Monokwari. Ia bersuku Maibrat yang merupakan Papua bagian barat. Ia telah lama tinggal di Medan kurang lebih tiga tahun. Salah satu alasan Eva berkuliah di USU adalah karena dari hasil ujian Beasiswa Afirmasi yang di selenggarakan oleh pemerintahan Papua. Sebelumnya 62 Eva tidak ada keinginan untuk berkuliah di USU, karena menurut Eva untuk berkuliah disini terlalu jauh. Eva belum mengetahui tentang USU karena pada awalnya keinginan Eva adalah bisa diterima kuliah di ITB Bandung pada saat hasil ujian Beasiswa Afirmasi tersebut keluar. Perasaan Eva pertama kali ketika sampai di USU sangat bingung. Eva sama sekali tidak mengetahui sama sekali tentang bagaimana kondisi berkuliah di Sumatera. Eva juga sangat sedih harus berpisah dengan orangtua untuk berkuliah disini. Pertama kali Eva datang ke Medan bersama dengan teman-teman yang berasal dari Papua yang juga akan berkuliah di USU. Ketika mereka datang kemari, mereka mengikuti pengarahan-pengarahan yang dibuat oleh USU dan dengan perwakilan dari daerah masing-masing itu sendiri untuk memperkenalkan lebih dekat lingkungan yang berada disini dan mereka bertempat tinggal di asrama putrid USU. Rutinitas awal yang dilakukan oleh Eva adalah hanya sekitar lingkungan kampus dengan mengikuti kegiatan-kegiatan kampus yaitu ospek. Eva mengakui kalau pada mulanya Eva sangat malas untuk bisa mengenal dengan lingkungan sekitar tetapi karena faktor keadaan yang memaksa, perlahan-lahan Eva mau berbaur dengan lingkungan kampus sehingga Eva mengakui bahwa sangatlah sulit untuk bisa berbaur dengan lingkungan disini. Dapat dilihat dari segi cara dan bahasa yang digunakan yang terkadang masih asing didengar dan cara bergaul mereka yang terkesan lebih mementingkan diri sendiri tetapi walaupun begitu, penerimaan masyarakat sekitar masih terbuka dengan adanya kami yang sedang berkuliah disini. 63 Eva juga sudah mendapatkan teman-teman mahasiswi lainnya yang berasal dari daerah lainnya. Eva juga sudah pernah berkunjung ke daerah asal teman- teman kampusnya hanya sekedar rekreasi. Mereka sudah sedikit-sedikit memperkenalkan budaya mereka masing-masing. Eva juga mulai mengikuti kegiatan organisasi baik yang berasal dari kampus, ikatan mahasiswa asal Papua maupun dari keagamaan, dan aktif sebagai anggota. Itulah cara Eva dapat untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang sebelumnya sangat asing sekali bagi Eva. Eva juga sudah betah untuk tinggal di daerah ini. Hal yang sangat disukai oleh Eva disini adalah orang-orang disini sangatlah pekerja keras, kemudian Eva sangat menyukai dari kondisi cuaca, tempat tinggal walaupun yang sangat jauh berbeda, dan makanan yang mempunyai harga yang relative lebih murah dibandingkan di daerah asal. Tetapi hal yang tidak disukai oleh Eva di lingkungan disini adalah terkadang kami masih saja ada yang mengejek tentang kondisi fisik kami, kemudian sebagian masih ada yang menilai kami kalau kami kasar, selalu tertutup, tidak mau berbaur dengan orang lain. Padahal tidak menutup kemungkinan kalau kami selalu terbuka dengan teman-teman yang berasal dari daerah lain. Mengenai interaksi keluarga, Eva sering berkomunikasi terutama dengan orangtua hampir setiap hari. Hanya waktu liburan tiba, Eva pulang ke kampungnya. Hal ini dikarenakan membutuhkan waktu yang lama dan biaya transportasi yang sangat mahal harganya. 64

4.3.7 Debora Indriyan