Interaksi Sosial Mahasiswa Asal Papua dengan Masyarakat Sekitar.

91 Adapun kesemuanya disatukan dalam proses interaksi baik kontak sosial dan komunikasi pertama yaitu berbicara dengan menggunkan bahasa Indonesia, berjabat tangan, bertegur sapa, dan berkenalan. Proses tersebutla yang menjadi awal untuk berinteraksi dan kemudian menjadi beradaptasi atau menyesuaikan diri dan menjalin hubungan-hubungan sosial yang baik untuk menciptakan harmonisasi sosial di tempat tinggal atau asrama dan di kampus Universitas Sumatera Utara. Selama ini, belum ada dan tidak diharapkan terjadinya kesulitan-kesulitan yang hanya disebabkan oleh kegagalan berinteraksi. Dikarenakan selama mahasiswa asal Papua tersebut tinggal dan mereka juga bisa menyesuaikan diri sehingga sampai sekarang mereka dapat tetap tinggal disini. Mereka datang jauh disana untuk belajar memperoleh pendidikan yang diharapkan bisa dibawa kembali pulang oleh mereka dan sejauh manapun itu mereka harus tetap bisa menyesuaikan diri dalam hal dan keadaan apapun untuk tetap bertahan hidup dan tinggal disini. Kebijakan dan peraturan menjadi pelengkap dan sempurnya proses adaptasi dan interaksi mahasiswa asal Papua.

4.6.1.2 Interaksi Sosial Mahasiswa Asal Papua dengan Masyarakat Sekitar.

Adapun proses sosial ini yaitu ketika mahasiswa asal Papua bertemu langsung masyarakat di sekitar. Interaksinya terjadi ketika mereka saling bertemu, tatap muka dan saling bertegur sapa untuk melakukan aktifitas memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Proses interaksinya mencakup sebagai berikut : 92 1. Berinteraksi ketika mereka melakukan proses tawar menawar di pasar dengan pedagang di pasar . 2. Berinteraksi ketika mereka melakukan pembelian di warung untuk berbelanja dimanapun dengan penjual di warung, rumah makan, ataupun toko. 3. Berinteraksi ketika mereka melakukan proses bepergian dengan supir becak, supir angkot dan orang lain. 4. Berinteraksi ketika mereka melakukan menanyakan suatu tempat atau alamat kepada orang lain yang ada disekitarnya. Hal tersebut diatas menjadikannya berbagai kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain atau dengan masyarakat disekitar yang memang bukan berasal dari Papua juga. Kemudian banyak hal juga yang dilakukan ketika mereka bertemu dengan masyarakat. Sebagai contoh ketika pertama kali mereka mendapatkan perlakuan yang kurang baik seperti dikarenakan kesulitan untuk berbicara dengan menggunkan bahasa Indonesia yang pada akhirnya diledekin. Karena masyarakat lain menanggap mereka adalah orang yang asing. Hal ini diutarakan oleh Berlinda sebagai salah satu informan : “…dulu pertama kali datang kemari kan kaka sering diejekin sama tukang becak yang di depan itu. Kadang mereka ketawa-tawa sendiri ketika kami lewat didepannya. Awalnya sihh takut lama kelamaan jadi saling tegur sapa juga dengan beberapa tukang becak yang sedang nongkrong di depan…” Berdasarkan hasil wawancara di atas bawasannya kemampuan mereka berinteraksi yang menjadi patokan dalam proses interaksi selanjutnya yaitu dengan masyarakat sekitar. Sebenarnya kesulitan di dalam interaksi dengan 93 mahasiswa dari daerah lain hanya terjadi pada sebagian mahasiswi asal Papua karena kalau dari pihak mahasiswa itu sendiri terkadang biasa saja menanggapi hal tersebut. Hal ini disebabkan mahasiswi lebih sedikit takut dan sensitive daripada mahasiswa asal Papua ketika melihat orang lain yang belum dikenalnya. Kemudian ditambahkan oleh Paskalis : “…terkadang memang kayak gitu kaka kalau kami sering diejekin. Apalagi dari kalau yang dari perempuannya malah semakin banyak untuk diejekin, tapi semuanya masih dalam hal yang wajar dan belum mengancam bagi kami. Toh..kami kan disini baik-baik, mau belajar dan bersekolah…” Berdasarkan hasil wawancara di atas, adapun semua proses interaksi tersebut tergantung dengan kemampuan dan kelihayan individu mahasiswa asal Papua masing-masing. Ada yang bisa membawa diri, langsung akrab, bersikap terbuka, dan mereka bisa melaluinya dengan baik sampai sekarang ini. Selain itu memang ada juga yang masih tertutup dengan orang lain yang belum dikenal dan itu masih pada hal yang wajar dan belum bersifat merugikan dan tindakan yang kurang berkenan. Mereka hadir disini untuk belajar atau mencari pendidikan sehingga mereka memang harus terbiasa oleh hal-hal yang biasanya dilakukan oleh masyarakat sekitar. Hal ini tergambarkan ketika kita baru mengenal apalagi melihat orang baru sehingga kita menganggapnya asing. Berbeda halnya ketika berbicara peradapan yang memang jelas berbeda semuanya satu sama lain khusunya antara Sumatera dan Papua serta daerah lainnya di Indonesia. Tanpa terkecuali tidak menutup kemungkinan untuk orang asing yang memang bukan berasal dari orang Indonesia 94 karena kesempatan untuk bertemu dengan siapapun diluar sana adalah kesempatan semua orang. Biasa saja mahasiswa asal Papua tersebut bertemu dan berkenalan dengan orang asing yang bukan dari Indonesia. Namun demikian dalam penelitian ini adalah proses interaksinya dan adaptasinya masyarakat asal Papua dengan daerah lain yang berkuliah di Universitas Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan Universitas Sumatera Utara adalah tempat atau perguruan tinggi yang memang terdapat berbagai mahasiswa dari manapun, kalangan apapun, daerah manapun dan lain sebagainya.

4.6.2 Interaksi Sosial Mahasiswa Asal Papua Secara Tidak Langsung.