58
4.3.4 Rince Wenda
Rince Wenda adalah salah satu mahasiswi yang berasal dari dari Papua yang berkuliah di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Ia lahir di Tembagapura dan telah berumur dua puluh satu tahun. Ia bersuku Lanny. Sudah tiga tahun ia tinggal di Medan untuk berkuliah.
Alasan Rince untuk memilih berkuliah di USU ini adalah karena rasa ingin tahu dia tentang USU dan mencoba untuk berkuliah di wilayah Sumatera.
Sebelumnya Rince sudah mencari banyak informasi tentang USU dari internet maupun dari teman-teman perantauan yang dahulunya tinggal di Medan sehingga
ia memilih kuliah di USU pada pilihan ketiga di saat seleksi program beasiswa penerimaan mahasiswa baru yang diadakan oleh pemerintah pusat Papua.
Walaupun merasakan perasaan senang tetapi Rince juga takut dan sedih berpisah dengan orangtua ketika pertama kali sampai di USU.
Setibanya Rince sampai di USU, Rince dan bersama dengan teman-teman sedaerahnya yang ikut juga berkuliah di USU mengikuti pengarahan-pengarahan
tentang memperkenalkan masyarakat dan lingkungan disini bersama dengan perwakilan dari pemerintah Papua dan bertempat tinggal di asrama putri USU. Hal
inilah yang menyebabkan Rince mulai bertemu dan berkenalan dengan senior- senior yang berasal dari Papua maupun yang berasal dari daerah lain.
Awalnya rutinitas yang di lakukan Rince hanya sekitaran asrama dan kampus dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang di adakan baik dari kampus
seperti mengikuti acara keagamaan maupun dari pihak ikatan mahasiswa dari Papua itu sendiri. Dengan begitu Rince dapat berteman dengan teman-teman baru
59 yang berasal dari daerah lain. Hal inilah cara Rince untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan sekitar selama berkuliah di USU. Rince mengakui bahwa ia betah untuk tinggal disini walaupun pada
awalnya ia merasa takut dan tidak percaya diri untuk menghadapi orang-orang disekitarnya karena Rince merasa takut kalau masyarakat tidak menerimanya
tetapi setelah beberapa lama Rince tinggal di daerah ini, penerimaan masyarakat sekitar yang dirasakan oleh Rince adalah terbuka, baik dan ramah terhadap
kelompok kami. Rince mengatakan walaupun cara bergaul kami yang beridentik dengan kasar serta cara berbicara dan bahasa kami yang sulit dimengerti tetapi
Rince tetap berusaha untuk aktif dan belajar menggunakan bahasa Indonesia yang benar agar bisa berbaur dengan teman-teman yang berasal dari daerah lain. Selain
itu, dari segi makanan, tempat tinggal dan cuaca walaupun sangat berbeda jauh dengan daerah asal tetapi Rince masih bisa beradaptasinya dan menyukainya.
Mengenai interaksi keluarga, Rince sering berkomunikasi terutama dengan orangtua hampir setiap hari. Hanya waktu liburan tiba, Rince pulang ke
kampungnya. Hal ini dikarenakan membutuhkan waktu yang lama dan biaya transportasi yang sangat mahal harganya.
4.3.5 Berlinda Wakerkwa