49
terdistribusi dengan normal dikarenakan memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 p ≥ 0,05.
Gambar 1. Histogram Data Motivasi Berprestasi
Gambar 2. Histogram Data Manajemen Waktu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah motivasi berprestasi sebagai variabel bebas memiliki hubungan yang linear
dengan manajemen waktu sebagai variabel tergantung. Teknik yang dilakukan untuk melihat uji linearitas dalam penelitian ini adalah Tes
For Linearity pada program SPSS 16 for Windows. Hubungan dapat dikatakan linear jika signifikansi kurang dari 0,05 p ≤ 0.05,
sebaliknya hubungan dikatakan tidak linear jika signifikansi lebih besar dari 0,05 p ≥ 0,05.
Tabel 10 Hasil Uji Linearitas
Motivasi Berprestasi dengan Manajemen Waktu
F Sig.
manajemen waktu motivasi berprestasi
Between Groups
Combined 5.057
.000 Linearity
100.07 7
.000 Deviation from
Linearity 1.256
.222 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 3. Scatterplot Motivasi Berprestasi dengan Manajemen Waktu
Berdasarkan hasil uji linearitas yang terdapat pada tabel 10, motivasi berprestasi dengan manajemen waktu memiliki nilai F sebesar
100,077 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi berprestasi dengan manajemen waktu memiliki
hubungan yang linear dikarenakan memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 p 0,05.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara dua variabel yaitu motivasi berprestasi dengan manajemen waktu. Uji korelasi antara motivasi berprestasi dengan
manajemen waktu menggunakan teknik korelasi Spearman’s Rho pada
52
program SPSS 16 for Windows. Hal ini dikarenakan variabel manajemen waktu memiliki sebaran data yang normal, sedangkan variabel motivasi
berprestasi memiliki sebaran data yang tidak normal. Berdasarkan hasil analisis korelasi
Spearman’s Rho, motivasi berprestasi dengan manajemen waktu memiliki koefisien korelasi sebesar
0,609 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan positif, kuat dan signifikan antara motivasi berprestasi
dengan manajemen waktu karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi
berprestasi mahasiswa yang bekerja part-time, maka semakin baik pula manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah motivasi berprestasi
mahasiswa yang bekerja part-time, maka semakin buruk pula manajemen waktunya. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan pengujian
satu ekor 1-tailed karena hipotesis sudah berarah yaitu berarah positif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 11 Hasil Uji Korelasi Spearman
Motivasi Berprestasi dengan Manajemen Waktu
Correlations
motivasi berprestasi
manajemen waktu
Spearmans rho
motivasi berprestasi
Correlation Coefficient
1.000 .609
Sig. 1-tailed .
.000 N
104 104
manajemen waktu
Correlation Coefficient
.609 1.000
Sig. 1-tailed .000
. N
104 104
. Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed.
3. Analisis Tambahan
Analisis tambahan dilakukan untuk melihat perbedaan manajemen waktu pada dua kelompok subjek perempuan dan laki-laki. Peneliti
melakukan analisis tersebut dikarenakan Macan dalam Taylor, 1990 berpendapat bahwa manajemen waktu yang dimiliki wanita lebih baik
daripada pria. Wanita lebih senang mengisi waktu luang dengan melakukan suatu kegiatan daripada pria yang cenderung suka bersantai.
Sebelum dilakukan analisis uji beda independent sample t-test pada program SPSS 16 for Windows, dilakukan uji varian uj
i Levene’s yaitu untuk mengetahui apakah varian data dari dua kelompok sama atau
berbeda. Berdasarkan hasil uji Levene’s yang terdapat pada tabel 12
dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,263 p 0,05. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menunjukkan bahwa kelompok data manajemen waktu antara laki-laki dan perempuan memiliki varian yang sama. Sedangkan, hasil uji t
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,626 p0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan manajemen waktu antara
laki-laki dan perempuan.
Tabel 12 Hasil Uji Beda Manajemen Waktu
Berdasarkan Jenis Kelamin
Group Statistics
jenis kelamin N
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean manajemen
waktu laki-laki
49 77.31
9.973 1.425
Perempuan 55
78.16 7.873
1.062
Independent Samples Test Levenes
Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
T Df
Sig. 2- tailed
Mean Differe
nce Std.
Error Differe
nce 95
Confidence Interval of the
Difference Lower
Uppe r
manajemen waktu
Equal variances
assumed 1.268 .263 -.489
102 .626
-.858 1.753 -4.334 2.619
55
Independent Samples Test Levenes
Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
T Df
Sig. 2- tailed
Mean Differe
nce Std.
Error Differe
nce 95
Confidence Interval of the
Difference Lower
Uppe r
manajemen waktu
Equal variances
assumed 1.268 .263 -.489
102 .626
-.858 1.753 -4.334 2.619
Equal variances not
assumed -.483 91.129
.631 -.858
1.777 -4.387 2.672
Demikian pula pada variabel motivasi berprestasi yang dilakukan perhitungan uji asumsi varian uji Levene’s pada tabel 13, didapatkan
perolehan nilai signifikansi sebesar 0,426 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok data motivasi berprestasi antara laki-laki
dan perempuan memiliki varian yang sama. Sedangkan, hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,878
p ≥ 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perbedaan jenis kelamin,
tidak ada perbedaan motivasi berprestasi antara perempuan dan laki-laki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 13 Hasil Uji Beda Motivasi Berprestasi
Berdasarkan Jenis Kelamin
Group Statistics
jenis kelamin N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
motivasi berprestasi
laki-laki 49
69.96 6.816
.974 Perempuan
55 69.76
6.140 .828
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig.
T Df
Sig. 2- tailed
Mean Differe
nce Std.
Error Differe
nce 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper motivasi
berprestasi Equal
variances assumed
.639 .426 .154 102
.878 .196
1.270 -2.324 2.715
Equal variances
not assumed .153 97.293
.879 .196
1.278 -2.341 2.732
Selain itu, analisis tambahan juga dilakukan untuk melihat perbedaan kemampuan manajemen waktu pada dua kelompok usia.
Subjek yang berusia 18 sampai 20 tahun masuk dalam kategori kelompok usia remaja, sedangkan subjek yang berusia 21 sampai 23 tahun masuk
kategori kelompok usia dewasa awal. Sebelum dilakukan analisis uji beda Independent Sample t-test pada program SPSS 16 for Windows,
57
dilakukan uji varian uji Levene’s yaitu untuk mengetahui apakah varian
data dari dua kelompok usia sama atau berbeda. Berdasarkan hasil uji Levene’s yang terdapat pada tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,143 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok data manajemen waktu pada kelompok usia remaja dan
dewasa awal memiliki varian yang sama. Sedangkan, hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,613 p0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan manajemen waktu antara subjek yang berusia remaja dan berusia dewasa awal.
Tabel 14 Hasil Uji Beda Manajemen Waktu berdasarkan Kelompok Usia
Group Statistics
usia N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
manajemen waktu
remaja 58
78.16 7.618
1.000 dewasa
awal 46
77.26 10.342
1.525 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
T Df
Sig. 2- tailed
Mean Differe
nce Std.
Error Differe
nce 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper manajemen
waktu Equal
variances assumed
2.177 .143 .508 102
.613 .894
1.762 -2.600 4.388
Equal variances
not assumed
.490 80.319 .625
.894 1.824 -2.735
4.523
Demikian pula pada variabel motivasi berprestasi yang dilakukan perhitungan uji asumsi varian berdasarkan kelompok usia remaja dan dewasa awal
uji Levene’s pada tabel 15, didapatkan perolehan nilai signifikansi sebesar 0,742
p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok data motivasi berprestasi pada subjek yang berusia remaja dan subjek yang berusia dewasa awal memiliki varian
yang sama. Sedangkan, hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,775 p ≥ 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
motivasi berprestasi antara subjek yang berusia remaja dan subjek yang tergolong
usia dewasa awal.
59
Tabel 15 Hasil Uji Beda Motivasi Berprestasi
Berdasarkan Kelompok Usia
Group Statistics
usia N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean motivasi
berprestasi remaja
58 70.02
6.441 .846
dewasa awal
46 69.65
6.495 .958
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
T Df
Sig. 2- tailed
Mean Differe
nce Std.
Error Differe
nce 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper motivasi
berprestasi Equal
variances assumed
.109 .742 .286 102
.775 .365
1.276 -2.167 2.897
Equal variances
not assumed .286 96.316
.776 .365
1.278 -2.171 2.901
E. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara motivasi berprestasi sebagai variabel bebas dengan manajemen waktu sebagai variabel
tergantung. Berdasarkan hasil analisis data uji hipotesis menggunakan korelasi Spearman, motivasi berprestasi dengan manajemen waktu memiliki
60
koefisien korelasi sebesar 0,609 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif, kuat dan signifikan
antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 p 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi mahasiswa yang bekerja part-time, maka semakin baik pula manajemen waktunya. Sebaliknya,
semakin rendah motivasi berprestasi mahasiswa yang bekerja part-time, maka semakin buruk pula manajemen waktunya.
Menurut Hoffer 2007, manajemen waktu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu pengaturan diri, motivasi, dan pencapaian tujuan. Salah satu faktor dapat
mempengaruhi manajemen waktu seseorang adalah motivasi, khususnya adalah motivasi berprestasi mahasiswa. Dalam penelitian ini telah
membuktikan bahwa motivasi berprestasi dapat memperngaruhi manajemen waktu mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT. Aseli
Dagadu Djokdja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasiyati dan Hartati 2014 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi berprestasi dengan regulasi diri. Dengan demikian, mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi berprestasi akan terdorong untuk
melakukan aktivitas pengaturan diri terkait dengan manajemen waktunya di tengah kesibukan kuliah dan bekerja.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan Dagadu memiliki
motivasi berprestasi yang tergolong tinggi. Hal ini terlihat dari hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
perhitungan mean empiris motivasi berprestasi 69,86 yang secara signifikan berbeda dan lebih besar daripada mean teoretisnya 57,5. Selain
itu, hasil uji t – one sample t test juga menunjukkan bahwa mean empiris
dan mean teoretis dari skala motivasi berprestasi memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai signifikansinya 0,000 yang lebih kecil dari 0,050 p
0.05. Hal ini menunjukkan bahwa keadilan motivasi berprestasi subjek tergolong tinggi. Subjek merasa mampu mengambil resiko dalam hal
pemilihan tugas, tekun, bertanggung jawab, membutuhkan umpan balik, serta kreatif dan inovatif.
Pada variabel manajemen waktu, hasil perhitungan mean empiris 77,76 secara signifikan juga berbeda dan memiliki nilai yang lebih besar
daripada mean teoretisnya 65. Selain itu, hasil uji t juga menunjukkan bahwa mean empiris dan mean teoretis dari skala manajemen waktu
memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai signifikansinya 0,000 yang lebih kecil dari 0.050 p 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
waktu yang dimiliki subjek tergolong tinggi. Berdasarkan wawancara, subjek menyadari bahwa sebagai mahasiswa yang bekerja part-time,
diperlukan adanya penetapan tujuan dan prioritas, mekanisme manajemen waktu seperti mengatur jadwal dan membuat rencana, serta preferensi untuk
terorganisasi seperti pencatatan dan pemeriksaan kegiatan. Hal ini dilakukan supaya kegiatan perkuliahan tetap dapat berjalan dengan lancar walaupun di
sisi lain mereka harus bekerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Selain analisis uji hipotesis, peneliti juga melakukan analisis uji beda pada variabel motivasi berprestasi dan variabel manajemen waktu. Uji beda
ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan manajemen waktu antara 2 kelompok subjek yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil analisis uji beda ini
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,626 p ≥ 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kemampuan manajemen waktu antara laki-laki dan perempuan, walaupun nilai mean
manajemen waktu perempuan 78,16 lebih tinggi daripada laki-laki 77,31. Hasil perhitungan uji beda yang diperoleh pada penelitian ini ternyata
berbeda dengan penyataan Macan 1994 yang menyatakan bahwa manajemen waktu perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki
Menurut penelitian tersebut, wanita lebih senang mengisi waktu luang dengan melakukan suatu kegiatan daripada pria yang cenderung suka
bersantai. Menurut hasil analisis uji beda variabel motivasi berprestasi pada
perempuan dan laki-laki diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,878 p ≥
0,05. Sedangkan, nilai mean motivasi berprestasi pada laki-laki 69,96 serta perempuan 69,76 cenderung menunjukkan angka yang hampir sama
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi berprestasi antara perempuan dan laki-laki. Akan tetapi hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa motivasi berprestasi dipengaruhi oleh jenis kelamin. Wanita menunjukkan harga diri
dan kepercayaan diri yang rendah dibandingkan pria ketika berkaitan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas akademik Maccoby Jacklin dalam Davidoff, 1987. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi
laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Selain itu, perhitungan analisis uji beda yang dilakukan untuk melihat
perbedaan kemampuan manajemen waktu antara 2 kelompok subjek yang berusia remaja 18 tahun sampai 20 tahun dan kelompok subjek yang
berusia dewasa awal 21 tahun sampai 23 tahun menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,613 p0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan kemampuan manajemen waktu antara subjek yang berusia remaja dan subjek yang berusia dewasa awal, walaupun nilai
mean antara kelompok usia remaja 78,16 lebih tinggi daripada kelompok usia usia dewasa awal 77,26.
Demikian pula pada variabel motivasi berprestasi yang dilakukan perhitungan uji beda berdasarkan kelomok usia remaja awal dan dewasa
awal, hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,775 p ≥ 0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi berprestasi antara subjek yang berusia remaja dan subjek yang tergolong
usia dewasa awal, walaupun nilai mean antara kelompok usia remaja 70,02 lebih tinggi daripada kelompok usia usia dewasa awal 69,65.
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan manajemen
waktu pada mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja. Hal ini ditunjukkan dari koefisien korelasi sebesar 0,609
dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi yang dimiliki mahasiswa, maka semakin baik pula
kemampuan manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah motivasi berprestasi yang dimiliki oleh mahasiswa maka semakin buruk pula
manajemen waktunya.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang kiranya dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya. Hasil pada penelitian ini tidak dapat
digeneralisasi di tempat lain karena memiliki distribusi yang tidak normal pada salah satu variabel. Selain itu, data penelitian ini menggunakan data try
out terpakai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
C. SARAN
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan manajemen
waktu pada mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan, pihak perusahaan dapat membantu mengembangkan kemampuan
manajemen waktu Gardep dalam pekerjaan paruh waktunya maupun perkuliahan.
2. Bagi Subjek
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa manajemen waktu merupakan hal yang penting bagi mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja, diharapkan mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja dapat meningkatkan motivasi
berprestasinya agar manajemen waktunya semakin baik. dengan demikian dapat tercipta keseimbangan yang baik antara kuliah dan
bekerja sehingga keduanya dapat berjalan dengan lancar.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini yaitu menggunakan data uji coba try out terpakai. Selain itu, salah satu variabel memiliki
distribusi data yang tidak normal sehingga generalisasinya lemah. Berdasarkan hal ini, peneliti selanjutnya dapat melakukan uji coba skala
66
terlebih dahulu kepada kelompok subjek yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan yang akan dijadikan subjek penelitian. Dengan
demikian, aitem yang dijadikan data penelitian setelah seleksi aitem benar-benar merupakan aitem yang memiliki validitas, reliabilitas, serta
daya beda aitem yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Asrori, Mohammad. 2005. Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara. Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
Atkinson, J. Raynor, J. 1978. Personality, Motivation, Achievement. New
York : Halstead Press, John Willey Sons Azwar, Saifuddin M.A., Dr. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar. Beck, Robert C. 1990. Motivation : Theories and Principles. Englewood Cliffs -
NJ : Prentice Hall. Britton, B. K. Tesser, A. 1991. Effects of Time-Management Practise on
Collage Grades. Journal of Educational Psychology, 833, 405-410. Cecilia, Cynthia. 2014. 13 Jenis Kerja Paruh Waktu yang Cocok untuk
Mahasiswa. http:jogjastudent.com13-cara-menghasilkan-uang-ala-mahasiswa
diunduh pada tanggal 15 Desember 2014. Cemaloglu, N. Filiz S. 2010. The Relation Between Time Management Skills
and Academic Achievement of Potential Teachers. Educational Research Quarterly, 334, 3-23.
Davidoff, L. L. 1987. Introduction to Psychology 3
rd
ed. New York : Mc Graw – Hill Book.
Farida, Anna. 2013. Pilar-pilar Pembangunan Karakter Remaja. Bandung : Penerbit Nuansa Cendekia.
Gage, N.L., Berliner, D.C. 1992. Educational Psychology 5
th
ed. Boston : Houghton Mifflin Company.
Gie, T. L 1994. Strategi Hidup Sukses. Yogyakarta : Liberty PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Hadi, S. 2004. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta : Penerbit Andi Heathfield, Susan M. 2015. What Is a Part Time Employee?
What Is a Part Time Employee? http:humanresources.about.comodglossarypgpart_time.htm
diunduh pada tanggal 20 Juni 2015.
Hoffer. 2007. Individual Values, Motivational Conflicts and Learning for School. Journal Learning and Instruction. Elvesier Ltd, Vol 17-18.
http: hotcourses.co.idstudy-in-the-ukcareers-prospectskerja-sambil-kuliah-
mahasiswa-internasional-di-inggris diunduh pada tanggal 20 Desember
2014. http:www.ilo.orgwcmsp5groupspublic---asia---ro-bangkok---ilo-
jakartadocumentspublicationwcms_233250.pdf diunduh pada tanggal 11
Maret 2015. http:biztaxlaw.about.comodglossaryffWhat-Is-The-Difference-Between-Full-
Time-And-Part-Time-Employees.htm ?
http:www.ubaya.ac.id2014contentinterview_detail42Kuliah-Sambil-Kerja-- Kuliah-Sambil-Bisnis--Why-Not-.html diunduh pada tanggal 20 Desember
2014..
http:www.bps.go.idSubjekviewid6 diunduh pada tanggal 15 Desember 2015
http:www.kamusbesar.com60960pekerja-paruh-waktu diunduh pada tanggal 15
Desember 2015. Jonathan, Mylene Carilyn. 2011. Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan
Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Yang Kuliah Sambil Bekerja Sebagai Asisten Laboratorium Aslab Software Laboratory Center SLC
di Binus University. Skripsi : Universitas Bina Nusantara. Jakarta. Tidak diterbitkan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional