Analisis Tambahan HASIL PENELITIAN

57 dilakukan uji varian uji Levene’s yaitu untuk mengetahui apakah varian data dari dua kelompok usia sama atau berbeda. Berdasarkan hasil uji Levene’s yang terdapat pada tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,143 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok data manajemen waktu pada kelompok usia remaja dan dewasa awal memiliki varian yang sama. Sedangkan, hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,613 p0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan manajemen waktu antara subjek yang berusia remaja dan berusia dewasa awal. Tabel 14 Hasil Uji Beda Manajemen Waktu berdasarkan Kelompok Usia Group Statistics usia N Mean Std. Deviation Std. Error Mean manajemen waktu remaja 58 78.16 7.618 1.000 dewasa awal 46 77.26 10.342 1.525 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T Df Sig. 2- tailed Mean Differe nce Std. Error Differe nce 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper manajemen waktu Equal variances assumed 2.177 .143 .508 102 .613 .894 1.762 -2.600 4.388 Equal variances not assumed .490 80.319 .625 .894 1.824 -2.735 4.523 Demikian pula pada variabel motivasi berprestasi yang dilakukan perhitungan uji asumsi varian berdasarkan kelompok usia remaja dan dewasa awal uji Levene’s pada tabel 15, didapatkan perolehan nilai signifikansi sebesar 0,742 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok data motivasi berprestasi pada subjek yang berusia remaja dan subjek yang berusia dewasa awal memiliki varian yang sama. Sedangkan, hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,775 p ≥ 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi berprestasi antara subjek yang berusia remaja dan subjek yang tergolong usia dewasa awal. 59 Tabel 15 Hasil Uji Beda Motivasi Berprestasi Berdasarkan Kelompok Usia Group Statistics usia N Mean Std. Deviation Std. Error Mean motivasi berprestasi remaja 58 70.02 6.441 .846 dewasa awal 46 69.65 6.495 .958 Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T Df Sig. 2- tailed Mean Differe nce Std. Error Differe nce 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper motivasi berprestasi Equal variances assumed .109 .742 .286 102 .775 .365 1.276 -2.167 2.897 Equal variances not assumed .286 96.316 .776 .365 1.278 -2.171 2.901

E. PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara motivasi berprestasi sebagai variabel bebas dengan manajemen waktu sebagai variabel tergantung. Berdasarkan hasil analisis data uji hipotesis menggunakan korelasi Spearman, motivasi berprestasi dengan manajemen waktu memiliki 60 koefisien korelasi sebesar 0,609 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif, kuat dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 p 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi mahasiswa yang bekerja part-time, maka semakin baik pula manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah motivasi berprestasi mahasiswa yang bekerja part-time, maka semakin buruk pula manajemen waktunya. Menurut Hoffer 2007, manajemen waktu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu pengaturan diri, motivasi, dan pencapaian tujuan. Salah satu faktor dapat mempengaruhi manajemen waktu seseorang adalah motivasi, khususnya adalah motivasi berprestasi mahasiswa. Dalam penelitian ini telah membuktikan bahwa motivasi berprestasi dapat memperngaruhi manajemen waktu mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT. Aseli Dagadu Djokdja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasiyati dan Hartati 2014 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan regulasi diri. Dengan demikian, mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi berprestasi akan terdorong untuk melakukan aktivitas pengaturan diri terkait dengan manajemen waktunya di tengah kesibukan kuliah dan bekerja. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan Dagadu memiliki motivasi berprestasi yang tergolong tinggi. Hal ini terlihat dari hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 perhitungan mean empiris motivasi berprestasi 69,86 yang secara signifikan berbeda dan lebih besar daripada mean teoretisnya 57,5. Selain itu, hasil uji t – one sample t test juga menunjukkan bahwa mean empiris dan mean teoretis dari skala motivasi berprestasi memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai signifikansinya 0,000 yang lebih kecil dari 0,050 p 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa keadilan motivasi berprestasi subjek tergolong tinggi. Subjek merasa mampu mengambil resiko dalam hal pemilihan tugas, tekun, bertanggung jawab, membutuhkan umpan balik, serta kreatif dan inovatif. Pada variabel manajemen waktu, hasil perhitungan mean empiris 77,76 secara signifikan juga berbeda dan memiliki nilai yang lebih besar daripada mean teoretisnya 65. Selain itu, hasil uji t juga menunjukkan bahwa mean empiris dan mean teoretis dari skala manajemen waktu memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai signifikansinya 0,000 yang lebih kecil dari 0.050 p 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen waktu yang dimiliki subjek tergolong tinggi. Berdasarkan wawancara, subjek menyadari bahwa sebagai mahasiswa yang bekerja part-time, diperlukan adanya penetapan tujuan dan prioritas, mekanisme manajemen waktu seperti mengatur jadwal dan membuat rencana, serta preferensi untuk terorganisasi seperti pencatatan dan pemeriksaan kegiatan. Hal ini dilakukan supaya kegiatan perkuliahan tetap dapat berjalan dengan lancar walaupun di sisi lain mereka harus bekerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Selain analisis uji hipotesis, peneliti juga melakukan analisis uji beda pada variabel motivasi berprestasi dan variabel manajemen waktu. Uji beda ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan manajemen waktu antara 2 kelompok subjek yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil analisis uji beda ini menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,626 p ≥ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kemampuan manajemen waktu antara laki-laki dan perempuan, walaupun nilai mean manajemen waktu perempuan 78,16 lebih tinggi daripada laki-laki 77,31. Hasil perhitungan uji beda yang diperoleh pada penelitian ini ternyata berbeda dengan penyataan Macan 1994 yang menyatakan bahwa manajemen waktu perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki Menurut penelitian tersebut, wanita lebih senang mengisi waktu luang dengan melakukan suatu kegiatan daripada pria yang cenderung suka bersantai. Menurut hasil analisis uji beda variabel motivasi berprestasi pada perempuan dan laki-laki diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,878 p ≥ 0,05. Sedangkan, nilai mean motivasi berprestasi pada laki-laki 69,96 serta perempuan 69,76 cenderung menunjukkan angka yang hampir sama Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi berprestasi antara perempuan dan laki-laki. Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa motivasi berprestasi dipengaruhi oleh jenis kelamin. Wanita menunjukkan harga diri dan kepercayaan diri yang rendah dibandingkan pria ketika berkaitan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 kemampuannya dalam menyelesaikan tugas akademik Maccoby Jacklin dalam Davidoff, 1987. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Selain itu, perhitungan analisis uji beda yang dilakukan untuk melihat perbedaan kemampuan manajemen waktu antara 2 kelompok subjek yang berusia remaja 18 tahun sampai 20 tahun dan kelompok subjek yang berusia dewasa awal 21 tahun sampai 23 tahun menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,613 p0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan manajemen waktu antara subjek yang berusia remaja dan subjek yang berusia dewasa awal, walaupun nilai mean antara kelompok usia remaja 78,16 lebih tinggi daripada kelompok usia usia dewasa awal 77,26. Demikian pula pada variabel motivasi berprestasi yang dilakukan perhitungan uji beda berdasarkan kelomok usia remaja awal dan dewasa awal, hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,775 p ≥ 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi berprestasi antara subjek yang berusia remaja dan subjek yang tergolong usia dewasa awal, walaupun nilai mean antara kelompok usia remaja 70,02 lebih tinggi daripada kelompok usia usia dewasa awal 69,65.